Lagu Menghitung Hari-nya KD Tiba-tiba Populer di Lokalisasi Batu 24

Loading...

Menghitung hari, detik demi detik….

Redaksi  – Bintan

Lead di atas adalah penggalan lagu Menghitung Hari yang dipopulerkan oleh Kris Dayanti. Jika hanya mendengarkan dua baitnya mungkin belum bisa menebak makna yang ada dalam lagu tersebut.

Namun, cobalah dengarkan reffrain lagu tersebut, seperti ini:
Pergi saja cintamu pergi
Bilang saja pada semua
Biar semua tahu adanya
Diriku kini sendiri

Nah, baru terasa itu lagu sedih. Lagu perpisahan. Lagu kehilangan. Lagu kepasrahan.

Dan itu juga yang dirasakan para pekerja seks komersial (PSK) yang selama ini mencari uang di Lokalisasi Batu 24, Toapaya Asri, Bintan, Kepri. Ini adalah hari-hari terakhir mereka bisa menunggu tamu, menunggu kekasih dan menunggu rezeki dari para lelaki pencari kenikmataan sesaat.

Bukan karena mereka harus pulang kampung untuk menunjukkan kepatuhan sebagai warga negara yang memiliki hak pilih, pulang untuk mencoblos di Pemilu bulan depan. Bukan juga karena kalah bersaing dengan bibit-bibit baru yang bisa mencantumkan tarif aduhai hanya lewat internet.

Lokalisasi Batu 24 segera ditutup. Itu kenyataan yang harus dihadapi para PSK. Berkaca pada Lokalisasi terbesar di Asia Tenggara di Surabaya, Dolly pun akhirnya tak mampu bertahan atau melawan kebijakan pemerintah, bayangan penutupan sudah mengendap di kepala para PSK Lokalisasi Batu 24.

Agaknya nama Bukit Indah akan dikenang para pria hidung belang juga para PSK pencari uang dengan layanan di atas ranjang. itulah mengapa malam-malam menjelang penutupan tempat ini benar-benar dimanfaatkan. Sebelum terlambat dan hanya ada papan nama di ujung jalan dengan tulisan: Ditutup!

Syantika, sebut saja begitu mengaku akan pulang kampung. “Buruan kalau masih mau menikmati dunia gemerlap Bukit Indah ini. Tempat ini mau tutup,” ujarnya manja-manja, centil, kemarin malam.

Puluhan perempuan muda, ada juga yang setengah tua, harus bersiap pergi. Pemkab Bintan memang sudah menargetkan penutupan Bukit Indah beberapa kali untuk ditutup. Jika selama ini lokasi ini masih ada, lantaran ada sejumlah hal yang terus dikaji untuk penutupan.

Baca Juga:

Di Kepri, KPK Bicara Perekam Transaksi Online dan Peluang Kebocoran Keuangan Daerah

Sisa Belanja APBD Bintan 2018 Diaudit BPK

Ampuni Dosa Kami, Turunkan Hujan di Tanjungpinang, Ya Allah…

KPK Peringatkan Bos Grup Tjokro Agar Menyerahkan Diri

Bahkan sejak tahun 2014 pun sosialisasi digencarkan. Saat itu PSK yang ada masih cukup banyak, 125-an orang. Memang, saat itu Kadinsos Bintan yang masih dijabat Edi Yusri mengatakan penutupan dilakukan dengan berbagai tahapan, diantaranya sosialisasi, dilanjutkan tahapan-tahapan pembinaan, fisik, mental dan agama. Juga pemberdayaan dan pembekalan ketrampilan.

Waktu itu bulan April 2015 disebut menjadi batas penutupan Lokalisasi batu 24. Namun hingga batas tanggal, akhirnya penutupan pun ditunda.

Dan kali ini keputusan itu sudah final. Hitungan mundurnya sudah ditekan. Seperti disampaikan Ketua RW III Kelurahan Toapaya Asri, Abdul Manaf, Senin (25/3/2019), “Iya, sekarang sudah putusan final. Lokalisasi Batu 24 mau ditutup total.”

Abdul Manaf merupakan ketua RW yang bertanggung jawab terhadap Lokalisasi Batu 24 ini. Disebutkan olehnya, di sini bukan hanya para PSK yang tinggal, melainkan ada kampung yang dihuni warga biasa. Jumlah PSK yang mencari nafkah di sini 50-an orang, sedangkan warga perkampungan mencapai 100-an kepala keluarga (KK) atau 450-an jiwa.

Diakui oleh beberapa warga, kafe remang-remang dengan para PSK telah mendatangkan penghasilan tambahan untuk mereka. Meski tak menyebutkan jumlahnya, perputaran uang di sini cukup tinggi setiap malam. Warga bisa jualan makanan, menyewakan rumah dan sebagainya.

“Tidak kami pungkiri, kafe dan para pelayan memang menjadi pemikat untuk mendatangkan orang. Bisa dikatakan kebutuhan keluarga termasuk pendidikan anak dari adanya lokalisasi ini,” pengakuan warga.

Pemkab Bintan pun diharapkan bisa turut membantu jalan keluar untuk warga saat penutupan nanti dilakukan. Kalau untuk PSK-nya, tidak ada lagi yang menyatakan keberatan setelah berkali-kali sosialisasi penutupan. Biaya kepulangan para PSK ke kampung halamannya juga bakal ditanggung pemerintah.

Ditambahkan Abdul Manaf, puluhan PSK juga sudah bersedia pulang dan tidak kembali lagi ke tempat ini.

Sekadar usul, ketua RW ini memiliki pandangan seandainya bekas Lokalisasi Batu 24 dijadikan penampungan imigran. Saat ini para imigran ditempatkan di sebuah resort dengan biaya dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Bahkan kalau perlu, lahan yang ada dibebaskan.

“Warga kan bisa memanfaatkan ganti rugi lahan untuk membuka usaha,” ujar Manaf, dengan nada datar.

***

Menghitung hari, detik demi detik….

Detik terus berjalan, menuju bulan lima di tahun 2019. Kelak saat waktunya tiba, tanggal 5, bulan 5, Lokalisasi Bukit Indah Batu 24 adalah foto-foto yang hanya bisa dilihat dalam folder ponsel semata. Tak akan ada lagi wajah kekasih yang selalu dikunjungi setiap kali gajian, tak ada lagi gerlap lampu menemani canda dengan pelanggan. ***

Loading...