“Quart of Life”, Suara yang Kembali Bergema oleh GEMA ISI Yogyakarta

Loading...

Suarasiber.com – GEMA (Gitar Ekstra Mahasiswa) yang merupakan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Gitar
Klasik dari ISI Yogyakarta kembali gaungkan gema mereka pada 26 Maret 2024 lalu dengan
perwujudan konser bertajuk “Quart of Life”.

GEMA menunjukkan taringnya untuk kembali mengadakan konser secara live di Auditorium Musik ISI Yogyakarta setelah beberapa tahun kemarin hanya unjuk gigi melalui konser virtual yang hanya dapat disaksikan melalui Youtube.

Quart of Life menggambarkan 4 fase hidup manusia yang dimulai dari bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Dengan patokan hal itu, lagu-lagu yang dibawakan pada konser beberapa hari lalu dikelompokkan menurut fase hidup manusia secara intra musikal dan ekstra musikal.

Tak seperti konser gitar klasik yang biasanya, konsep yang diusung GEMA kali ini cukup unik. GEMA ingin memberi kesan bahwa konser gitar klasik juga bisa dikemas secara menarik dengan menggabungkan narasi, pemeranan, dan dekorasi yang menebalkan tiap fase dari konser tersebut.

Jadi tak hanya menikmati musik saja, para penonton juga dapat merasakan hadirnya visual yang memperjelas maksud dari lagu yang dibawakan oleh masing-masing ansambel.

Kelancaran konser beberapa waktu lalu juga karena GEMA menggandeng beberapa teman dari jurusan Tari ISI Yogyakarta untuk berperan dalam konser yang mereka adakan. Tak hanya Tari, mereka juga menggandeng beberapa teman dari Pendidikan Seni Pertunjukan, dan juga Teater untuk membantu mereka menyiapkan konser tersebut.

Sebagai contoh, pada lagu Nina Bobo pada awal konser, lakon Ibu menggendong anak bayinya mengelilingi stage Auditorium Musik ISI Yogyakarta dengan iringan ansambel gitar dengan sentuhan ambience musik lirih berupa tangisan bayi memberi kepuasan maksimal dalam hal visual, maupun musik tanpa menghilangkan esensi dari tiap-tiap penampilan.

Peran dekorasi juga tak kalah penting, untuk konser ini, GEMA membuat sebuah dekorasi utama berupa imitasi jam analog raksasa dengan diameter 170 cm yang ditempel di belakang stage yang hidup selama konser berlangsung untuk memberi tahu penonton sedang berada di fase apa.

Tiga belas lagu dibawakan oleh GEMA pada konser Quart of Life dengan mencampurkan lagu klasik
dan lagu populer yang telah diaransemen sedemikian rupa untuk bisa dimainkan dengan gitar klasik. Bahkan terdapat 1 format yang menggabungkan duet gitar bersama solo Cello dengan tujuan untuk
menghilangkan persepsi Gitar Klasik yang hanya bisa memainkan lagu “Klasik” dalam sebuah konser.

Lagu yang terdapat dalam fase bayi adalah Nina Bobo (Anneke Gronloh & Wieteke Van Dort.
Aransemen untuk Gitar Kuartet oleh Ali Rizky Ramadhan), Always With Me (Joe Hisaishi. Aransemen
untuk Gitar Kuintet oleh Hai Mai), dan The Gaelic Collection 1, 2, and 4 Mov. (Andy Forest).

Kemudian lagu yang dihadirkan dalam fase anak-anak adalah Rag Time Dance (Scott Joplin), Morenito do Brasil (Gyuseppo Farauto), dan Samba de Orfeu (Luiz Bonfa. Aransemen untuk Gitar Kuartet oleh Aristia Marta Irawan).

Untuk lagu pada fase remaja adalah Rapsodi (JKT48. Aransemen untuk Gitar Duet & Cello
oleh M. Farand Ilalang), Belle e Sebastien (Cosimo Rossetti), dan Rain (Ryuichi Sakamoto. Aransemen
untuk Gitar Kuartet oleh Muhammad Ade Ikrom El Qudsy).

Dan untuk fase penutup yaitu fase dewasa lagu yang dimainkan adalah Akad (Payung Teduh.
Aransemen untuk Gitar Kuartet oleh Risang Rajulungsungsang), Capricho Arabe (Francisco Tarrega), Autumn: Dream Song on November (Takashi Yoshimatsu. Aransemen untuk Gitar Trio oleh
Muhammad Ade Ikrom El Qudsy), dan sebagai lagu penutup mereka membawakan tembang emo
terkenal yaitu Welcome to the Black Parade (My Chemical Romance. Aransemen untuk Gitar Kuartet
oleh M. Farand Ilalang) yang membuat seluruh ruangan menggema akibat tepuk tangan yang riuh
dari penonton.

Lagu yang dimainkan tersebut sudah memenuhi syarat dalam tiap fase, seperti pada fase
bayi ingin menonjolkan suasana kalem, nyaman, tenang bak bayi yang baru meniti perjalanan di
dunia, menuju fase anak-anak suasana yang dihadirkan adalah keceriaan, persis seperti anak-anak
yang senangnya bermain.

Fase remaja sangat menonjolkan kesan cinta dan romantis seperti kisah cinta romansa remaja SMA yang pasti dialami semua orang dan fase terakhir menampilkan kesan kedewasaan lalu pada lagu terakhir menunjukkan kematian, dan mengingatkan semua orang bahwa semua hal menyenangkan yang dialami selama hidup pasti akan berakhir dijemput kematian.

Ada 257 orang yang memadati Auditorium Musik ISI Yogyakarta pada malam 26 Maret 2024 menjadi saksi betapa menggemanya resonansi suara dari gitar klasik yang dimainkan oleh GEMA dengan penuh gairah dan hasrat yang menggebu untuk menghibur penonton semua.

Jika tak ingin ketinggalan informasi seputar GEMA dan informasi aktivitas konser atau apapun yang ingin mereka lakukan, silakan kunjungi laman Instagram mereka di @gema_isiyk atau bisa juga kunjungi kanal youtube mereka di GEMA Gitar Ekstra Mahasiswa ISI yk. ***

Penulis Muhammad Farand Ilalang
Mahasiswa ISI Yogyakarta – Ketua GEMA 2023/2024

Loading...