Akomodasi dan Makan Minum Picu Pertumbuhan Ekonomi Batam

Loading...

Suarasiber.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat, pertumbuhan ekonomi Batam mencapai nilai 7,04% di tahun 2023.

Angka ini jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,05% dan pertumbuhan ekonomi Kepri secara keseluruhan 5,2%.

Kepala BPS Kota Batam, Aguskadaryanto menegaskan angka pertumbuhan ekonomi ini dipicu dari meningkatnya penyediaan akomodasi dan makan minum yang nilainya mencapai 30,95 persen.

Sementara, andil pertumbuhan terbesar itu sendiri bersumber dari industri pengolahan yang mencapai sebesar 2,6% dari 7,04%.

“Jika dilihat dari pertumbuhan, yang paling tinggi adalah penyediaan akomodasi dan makan minum.

Namun jika dilihat dari andil pertumbuhan terbesar, kita ketahui bersama bersumber dari industri pengolahan sebesar 2,6 persen dari 7,04 persen,” kata Aguskadaryanto, Rabu (28/2/2024) pagi.

Selain itu, tambahnya, andil pertumbuhan juga bersumber dari kategori Konstruksi, informasi dan komunikasi. Sehingga perdagangan besar dan eceran yang bersumber dari reparasi mobil dan sepeda motor.

“Nilainya cukup signifikan, mulai dari 0,53 persen hingga 1,90 persen,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi di Kepri di tahun 2023 diketahui ditempati Kota Batam pada urutan pertama. Berikut urutannya:

1. Batam= 7,04 Persen.
2. Bintan= 6,14 Persen.
3. Karimun= 5,5 Persen.
4. Tanjungpinang= 4,92 Persen.
5. Lingga= 4,3 Persen.
6. Natuna= 0,96 Persen.
7. Anambas= 0,62 Persen.

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dikutip dari laman resmi Kemenko Perekonomian menegaskan capaian positif pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV-2023 tersebut ditopang dengan penguatan kinerja sejumlah komponen pada sektor lapangan usaha.

Tercatat, sektor konstruksi mampu tumbuh sebesar 7,68 persen (yoy) dan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar kedua setelah industri pengolahan yang memiliki capaian sebesar 4,07 persen (yoy).

Pertumbuhan impresif secara full year tahun 2023 juga ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,82 persen (yoy), serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencapai 4,40 persen (yoy).

Lebih lanjut dari sisi lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan signifikan yakni transportasi dan pergudangan sebesar 13,96 persen (yoy). Sedangkan pada sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dialami oleh konsumsi lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT) sebesar 9,83 persen (yoy).

Terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan PMTB, serta meningkatnya pertumbuhan sektor konstruksi tersebut merupakan implikasi dari upaya yang telah dijalankan pemerintah dalam menstimulasi perekonomian nasional pada triwulan IV-2023 lalu.

Seperti  stimulus sektor perumahan melalui kebijakan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) dan pemberian subsidi biaya administrasi bagi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Kemudian, penebalan bantuan sosial (bansos) untuk mitigasi El Nino dan menjaga daya beli, serta akselerasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Secara spasial, seluruh wilayah di Indonesia juga terus mengalami penguatan dengan dominasi kontribusi terbesar kepada produk domestik bruto (PDB) nasional berasal dari Pulau Jawa yakni mencapai 57,05 persen.

Pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga dicapai oleh Maluku Utara 20,49 persen dan Sulawesi Tengah 11,91 persen, yang ditopang oleh kinerja industri pengolahan logam dasar sebagai implikasi dari kebijakan hilirisasi. (***/man)

Editor Yusfreyendi

Loading...