Sukses Panen Padi di Lahan Bekas Tambang Bauksit, Ady Indra Pawennari Diapresiasi Menteri Pertanian

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber.com) – Setelah sukses panen padi di lahan bekas tambang bauksit di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), nama Ady Indra Pawennari, kini jadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Betapa tidak, lahan bekas tambang bauksit yang struktur tanahnya keras dan berbatu bisa ditanami padi varietas Inpari 32 dengan hasil yang menggembirakan. Berdasarkan hasil ubinan Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, produktivitasnya mencapai 6 ton gabah kering panen per hektar.

Keberhasilan pria peraih anugerah Pahlawan Inovasi Teknologi tahun 2015 ini, mengubah lahan bekas tambang bauksit menjadi lahan produktif penghasil bahan pangan, bukanlah hal yang baru.

Sebelumnya, Ia juga berhasil panen padi varieltas CL 220 di lahan serupa di halaman rumahnya Paviliun Nusantara, Kelurahan Air Raja, Kota Tanjungpinang.

Tak tanggung-tanggung, keberhasilan Ady panen padi di lahan bekas tambang bauksit yang melibatkan narapidana di Pulau Dompak mendapat apresiasi dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi.

“Luar biasa. Jempol untuk teman-teman yang terlibat, khususnya warga binaan. Tolong produktivitas dan luasannya ditingkatkan lagi,” ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/12/2023).

Panen perdana padi yang ditanam Ady bersama binaan Rutan Kelas I Tanjungpinang di Pulau Dompak, Minggu (17/12/2023). Foto – dok pribadi

Hal yang sama juga disampaikan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi. Menurutnya, apa yang dilakukan Ady bersama warga binaan Rutan Kelas I Tanjungpinang di Pulau Dompak, patut dicontoh dan dijadikan pembelajaran dalam menyikapi ancaman krisis pangan global.

“Apa yang dilakukan Pak Ady dan warga binaan Rutan Tanjungpinang ini adalah contoh yang baik dan sebagai pembelajaran dalam mencari solusi mengatasi krisis pangan global yang dikhawatirkan akan berdampak bagi daerah,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi.

Ady bukanlah pejabat publik. Bukan pula pengurus Partai Politik yang ingin mencari panggung atau perhatian masyarakat agar kelak dipilih untuk menduduki jabatan politik tertentu.

Baginya, apa yang dilakukannya itu, murni karena rasa empati atas ketergantungan daerah ini terhadap pasokan bahan pangan dari daerah luar.

Bayangkan, jika suatu saat daerah penghasil bahan pangan itu, menghentikan pasokannya dan lebih mengutamakan untuk kebutuhan masyarakat setempat, masyarakat Kepri ini mau makan apa?

Karena itulah, ia tak henti-hentinya mengajak masyarakat Kepri memanfaatkan lahannya yang kosong untuk menanam tanaman pangan. Termasuk memanfaatkan halaman rumah yang sempit sekalipun.

“Saya sudah buktikan sendiri. Bisa panen padi, jagung dan cabe di halaman rumah. Coba bayangkan jika semua pemilik rumah menanam padi atau tanaman pangan lainnya di halaman rumahnya, pasti kita tak perlu impor lagi,” kata Ady. (syaiful)

Editor Yusfreyendi

Loading...