Manfaatnya Dirasakan Masyarakat, Program Mubalig Hinterland Diminta Dilanjutkan

Loading...

Suarasiber.com – Gubernur Provinsi Kepri, Ansar Ahmad menggagas program mubalig hinterland yang dikirimkan ke berbagai pelosok Kepri untuk mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat.

Meski baru sekian bulan berjalan, warga berharap program ini jangan berhenti hanya satu tahun. Alasannya, kehadiran usraz atau dai di hinterland sangat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat akan Islam.

Odirman Hareva adalah salah satu mubalig yang dikirimkan ke Desa Pengikik, Tambelan, Bintan. Pemuda 25 tahun asal Nias, Sumut ini sudah dua bulan menjalankan tugasnya.

“Warga Pengikik sangat membutuhkan keberadaan ustaz,” kata Odirman ditemui di Tambelan, 7 Mei 2022.

Apalagi desa ini sudah tiga tahun tidak memiliki ustaz atau mubalig. “Mereka khawatir anak-anak mereka tidak tersentuh dengan pendidikan agama,” kata Odirman.

Mubalig lainnya, Frengky alias Ustaz Zaki pun mengakui hal senada. Ia dikirimkan menjadi mubalig di Desa Kukup Kecamatan Tambelan.

Aktivitasnya sehari-hari ialah mengajarkan anak-anak mengaji, ilmu fiqih dan juga mengajak warga di sana untuk meningkatkan ibadah.

Baik Odirman dan Zaki diterima baik oleh masyarakat.

“Semoga program seperti ini bisa dilanjutkan. Banyak hal yang harus kami kerjakan sehingga tidak cukup hanya dengan waktu setahun,” ujar Ustaz Zaki.

Harapan itu setali tiga uang dengan pengakuan seorang warga Pengikik, Suhardi (36). Ia melihat program Gubernur Ansar bisa membuat anak-anak hinterland mendapatkan wawasan agama seperti di tempat lain.

Saat berkunjung ke Tambelan, Sabtu (7/5/2022) Gubernur Ansar mengatakan pentingnya menempatkan dai di kawasan pelosok (hinterland).

Upaya ini untuk menjaga akidah masyarakat.

Hal ini dipandang perlu mengingat minimnya pengetahuan masyarakat serta permasalahan ekonomi yang tidak jarang mengakibatkan warga depresi dan putus asa.

Tahun ini, sebanyak 50 mubalig ditempatkan di daerah perbatasan dan pulau-pulau terpencil di Provinsi Kepri. Mereka terikat kontrak dengan tugas menjaga akidah masyarakat di wilayah terpencil.

Selain menyampaikan pemahaman dan pendidikan agama, para mubalig hinterland juga diminta mendata musala dan masjid yang kondisinya tidak layak.

Pemprov Kepri sendiri memiliki program perbaikan tempat ibadah agar jemaah nyaman saat beraktivitas keagamaan. (an/machfut)

Editor Yusfreyendi

Baca berita suarasiber.com lainnya di GOOGLE NEWS atau BABE

Loading...