Warga Sambut Gembira Renovasi Masjid Pink di Kawal, Bintan

Loading...

Suarasiber.com – Masjid An-Nur di Kelurahan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan yang dikenal karena semua bagiannya dicar warna pink menjadi ikon Bintan.

Masjid An-Nur Kawal ini mulai dibangun saat Bintan dipimpin Ansar Ahmad. Masjid pink ini sering dikunjungi wisatawan lokal hingga mancanegara untuk berswafoto.

Selain warnanya pink, desainnya juga meniru bentuk masjid di timur tengah.

Selama ini, masyarakat menyayangkan keberadaan masjid ini seolah kurang diperhatikan. Warna catnya tak lagi merah muda atau pink yang menyala. Sudah kusam.

Area di sekelilingnya juga gersang dan tidak menarik untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata.

“Hanya untuk salat kalau jalan-jalan ke Trikora,” ujar Nani, warga Tanjungpinang, kemarin. Perempuan berjilbab ini mengomentari warna cat masjid yang sudah kusam.

Pemkab Bintan akan mengambalikan kepopuleran Masjid Pink ini. Bangunan ini akan kembali dipercantik hingga ke halaman luarnya.

Hal itu disampaikan Plt Bupati Bintan Roby Kurniawan saat penyerahan dana hibah oleh Gubernur Kepri Ansar Ahmad di tengah penyelenggaraan peringatan isra miraj, Rabu (2/3/2022) malam lalu.

Masjid Pink mendapatkan bantuan Rp920 juta bersumber dari dana pokir atau pokok pikiran Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepri Hj Dewi Kumalasari.

Pada awal pendiriannya, Masjid Pink di Bintan ini banyak disebut-sebut para traveller. Bahkan disamakan dengan empat masjid lainnya yang tersebar di berbagai dunia.

Berikut ini adalah Masjid Pink Lainnya yang tetap menjadi tujuan wisata religi:

Masjid Putrajaya, Malaysia

Masjid yang diselimuti dengan warna pink pertama terletak di Negeri Jiran . Masjid Putrajaya atau yang juga dikenal Masjid Putra ini memiliki arsitektur bergaya Timur Tengah dan Tradisional Melayu.
M
asjid ini sekilas terlihat seperti mengapung dari kejauhan, karena lokasinya yang terletak di pinggir Danau Putrajaya. Masjid seluas 1,37 hektare yang mampu menampung hingga 15 ribu jemaah itu memiliki kubah dan menara yang terpisah dari bangunan utama.

Karena keunikannya tersebut, Masjid Putrajaya tak hanya menjadi rumah ibadah bagi umat Islam saja, tetapi juga menjadi salah satu destinasi wisata religi di Malaysia.

Masjid Dimaukom, Filipina

Selain Malaysia, masjid berwarna pink lainnya dapat kamu temukan di . Adalah Masjid Dimaukom atau yang juga dikenal Masjid Maguindanao.
Masjid ini terletak di Munisipalitas Datu Saudi-Ampatuan, Maguindanao, Filipina.

Nama Masjid Dimaukom sendiri diambil dari pendirinya, yaitu Samsudin Dimaukom yang merupakan Wali Kota Datu Saudi-Ampatuan.
Terlepas dari aspek keagamaan, warna pink dari masjid yang selesai dibangun pada 2014 itu menjadi suatu daya tarik bagi wisatawan.

Masjid pink ini melambangkan persatuan dan keberagaman agama, mengingat pengerjaan masjid yang juga dibangun oleh para pekerja yang beragama Kristen.

Masjid Nasir Al-Mulk, Iran

Masjid Pink selanjutnya adalah Masjid Nasir al-Mulk yang berada di Shiraz, . Menghabiskan waktu selama kurang lebih 12 tahun, Masjid Nasir al-Mulk didesain oleh Mohammad Hasan-e-Memar, seorang arsitek Iran, dan Mohammad Rezā Kāshi-Sāz-e-Širāz.

Dinamakan Masjid Pink, karena memiliki banyak ubin bernuansa merah muda yang menyelimuti langit-langitnya. Dindingnya pun juga dihias dengan kaca patri dalam berbagai warna dan corak yang ditata sedemikan rupa.

Menariknya, pada pagi hari ketika matahari baru mulai memunculkan sinarnya, kamu akan melihat pendar berwarna-warni dari kaca patri menembus masjid dan menyinari karpetnya. Selain itu, Masjid Nasir al-Mulk merupakan salah satu masjid tertua di Shiraz, yang dibangun dari tahun 1876 hingga 1889.

Masyarakat berharap perbaikan di Masjid Pink Bintan akan mengembalikan keindahannya seperti dulu. Sehingga warga tak hanya masuk sekadar salat, melainkan menikmati keindahan dan pesona areanya.

“Alhamdulillah ada bantuan hibah. Bayangan saya nanti banyak pepohonan teduh dan taman yang menyejukkan mata. Apalagi di area masjid,” harapan Imam yang pulang dari Trikora dan salat Ashar di masjid ini. (zainal)

Editor Yusfreyendi

Loading...