Disdik Kepri Rancang SMA Double Track, Apaan Tuh?

Loading...

Suarasiber.com – Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, Darson mengatakan bakal merancang SMA dengan program double track.

Keterangan ini disamaikan Darson saat menghadiri pisah sambut Kepala SMAN 22 Pulau Pecong, Kota Batam, Sabtu (15/1/2022).

Kepala SMAN 22 Batam yang baru ialah Kasdianto SPd yang digantikan Slamet Munawar MPd.

Double track atau jalur ganda, kata dia, bukan seperti SMK.

“Begini gambarannya, anak –anak kita yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi ini dibuatkan program kewirausahaan, menuju siswa berwiraswasta,” terang Darson.

Ia menganggap program itu bisa membantu lulusan SMA yang tidak bisa kuliah. Setiap tahun SMA meluluskan siswanya, mungkin hanya 20 atau 30 persen yang kuliah.

Dengan double track, lulusan SMA juga memiliki ketrampilan seperti mengelas sehingga jika tak kuliah bisa menjadi wirausaha yang bekerja di sektor swasta.

Namun demikian program ini akan dirancang dan disosialisasikan. Harapannya, lulusan SMA tak hanya memiliki jiwa entrepeneur melainkan juga kepemimpinan.

Sudah Diberlakukan di Sekolah Lain

Berdasarkan catatan suarasiber.com, program Double Track untuk SMA sudah dilakukan sejumlah sekolah.

Melansir radarsurabaya.com, pada tahun 2021 lalu sebanyak 158 SMA di Jawa Timur menerapkan program jalur ganda ini. Mereka menggabungkan pola pembelajaran SMA dengan SMK. Sistem ini dikemas seperti ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh para siswa.

“Kami mengembangkan program double track dengan mendorong semua SMA harus memberikan pembelajaran vokasi dan harus memberikan keterampilan khusus kepada siswanya,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi, Jumat (15/10/2021).

Ia menambahkan, jika siswa lulusan SMA yang ingin menjadi karyawan perusahaan bisa menjadi karyawan yang profesional. Selain itu, siswa akan diberi bekal akademik apabila ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Akan lebih hebat lagi bila siswa SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Dia sela waktu belajar bisa memproduksi sehingga bisa membiayai kuliahnya dan dirinya sendiri,” kata Wahid.

Kepala Bidang Pembinaan SMA Dindik Jatim Ety Prawesti menambahkan, tantangan pengembangan SMA double track adalah skill dan kreativitas para trainer yang berasal dari guru di sekolah bersangkutan. Ini lebih penting daripada merekrut trainer profesional atau praktisi dari luar.

“Trainer yang berasal dari unsur guru atau tenaga kependidikan juga punya sisi lebih karena kesinambungannya lebih terjaga dalam mengakses para siswa bahkan ketika siswa sudah lulus sekalipun,” jelasnya.

Setelah berhasil sebagai pusat pelatihan dan pusat produksi, Ety mengatakan, target yang lebih menantang pada tahun ketiga adalah sekolah sebagai pusat pemasaran.

Harapannya, sekolah dapat memasarkan lebih luas dan juga telah memulai mengurus legalitas usaha.

“Terbentuknya double track mart di sekolah menjadi sarana bagi sekolah mengembangkan dan memasarkan produknya,” pungkas Ety. (zainal)

Editor Yusfreyendi

Loading...