Rahma Sebut Pariwisata Tanjungpinang Ibarat Tambang, Harus Dieksplorasi Biar Jadi Primadona

Loading...

Suarasiber.com – Pemkot Tanjungpinang menyadari betapa pentingnya teknologi digital saat ini. Dan dunia pariwisata harus menggunakannya.

Terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) bidang pariwisata, Pemkot melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang menyeleggarakan pelatihan di Hotel Aston, Tanjungpinang.

Pelatikan sejak Rabu (17/11/2021) dan akan berlangsung selama empat hari ke depan. Pesertanya 40-an pelaku usaha yang tak jauh dari dunia pariwisata.

Diantaranya pelaku usaha desa wisata, homestay/pondok wisata, kuliner dan souvenir. Pelatihan juga diikuti fotografer dan Pokdarwis.

Pelatihan dibuka oleh Wali Kota Tanjungpinang, Hj Rahma SIP, yang menyampaikan jika potensi wisata Tanjungpinang cukup besar.

“Pariwisata Tanjungpinang ibarat tambang yang membutuhkan eksplorasi. Tetapi nilai eknomisnya tak akan tergerus bahkan bisa terus dikembangkan,” kata Rahma.

Pariwisata adalah primadona untuk menarik pendapatan sebuah negara atau daerah seperti Tanjungpinang.

Karenanya Rahma mengharapkan semua pihak saling mendukung. Terlebih setelah mendapatkan pelatihan digitalisasi dengan narasumber yang kapabel.

Para peserta pelatihan selanjutnya juga harus mampu menggali kira-kira potensi apa yang masih bisa dikembangkan di Tanjungpinang.

Sejumlah pejabat hadir pada pelatihan ini, diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dr. Meitya Yulianty, S.S, MT. Sedangkan narasumbernya ialah Rd. Rita Ritasari, Surya Wijaya, Bustari Chaniago, Adly Hanani, Taufik Anugrah P dan Ellysa Holivia.

Bagian dari Pariwisata

Ada 40-an peserta pelatihan digital yang akan dibekali berbagai ilmu dari narasumber yang kapabel. Foto – prokompim tanjungpinang

Penggemar fotografi dan juga seni, Topo Broto yang dimintai tanggapan suarasiber.com mendukung kegiatan seperti ini.

“Cara mengambil foto objek wisata yang bagus, bahkan foto kuliner bisa memberikan nilai lebih pada produknya sehingga warganet penasaran untuk datang atau mencicipi,” ujar warga Jalan Hang Lekir, Batu 9, Tanjungpinang ini, Kamis (18/11/2021).

Pariwisata adalah kebutuhan manusia di bumi, kata Topo. Memang skala kebutuhan setiap orang pasti berbeda, imbuhnya.

Ia lalu mencontohkan banyak objek wisata yang viral setelah disentuh digital. Karena kemudian diolah dengan teknologi informasi, seperti medsos, maka muncullah banyak objek wisata dari waktu ke waktu.

Selain Topo Broto, ada juga Rambe, desainer grafis asal Kota Batam yang selama ini menerima jasa pembuatan logo dan semacamnya.

Satu pendapat dengan Topo, lelaki yang juga gemar mengotak-atik website ini mengatakan dunia pariwisata tak bisa dipisahkan dengan digital.

Hal ini berbeda dengan zaman dahulu, hanya objek wisata besar yang dikenal. Seperti Borobudur, Lubang Buaya, Monas, Pulau Penyangat atau kebun binatang.

“Sekarang Umbul Ponggok di Tegal, Pujon di Malang, Kampung Terih di Batam, terangkat ya karena dishare ke dunia digital,” Rambe memberi contoh.

Ia menilai apa yang dilakukan Pemkot Tanjungpinang sangat tepat menjelang keinginan manusia untuk berlibur sangat besar usai pandemi. ***

Editor Nurali Mahmudi

Loading...