Yuk Mengintip Blue Pass yang Bakal Dipakai di Lagoi bagi Wisman

Loading...

Suarasiber.com – Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyatakan Kawasan Wisata Intarnsional dibuka untuk wisman mancanegara, Kamis (18/11/2021). Mengantisipasi corona, digunakan alat bernama blue pass.

Disampaikan Ansar, alat ini merupakan suatu bentuk contact tracking yang dikembangkan dari hasil kerja sama antara BRC dan BNPB Pusat.

Suarasiber.com mendapatkan informasi dari laman bpnb.go.id, Jumat (19/11/2021), BNPB juga telah menguji coba keefektifan blue pass pada pegawainya.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Raditya Jati, blue pass ini alat yang dipinjamkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura kepada BNPB.

Sementara Dubes Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo mengatakan KBRI mengirimkan 520 unit blue pass yang diperuntukkan untuk pegawai di lingkungan BNPB.

Cara Kerja Blue Pass

Blue pass tidak bekerja sendiri atau tunggal. Ia bekerja secara otomatis untuk mendeteksi perangkat yang sama yang digunakan pengguna lain. Interaksi nirkabel ini bisa terjadi pada jarak sekitar 3 meter.

Interaksi ini berlangsung selama 10 menit akan menghasilkan rekaman data dari sistem alat tersebut.

Perekaman ke dalam perangkat pengguna ini selanjutnya dijadikan pedoman sebagai kontak erat. Alat tanpa GPS ini tidak akan melacak keberadaan pengguna.

Selebihnya, data yang terekam di blue pass diunduh ke dalam penyimpanan data yang aman. Apabila suatu saat pengguna atau teman kerja yang dites terbukti positif Covid-19, pelacakan kontak pada penyimpanan data akan dilakukan.

Karena sudah terekam pernah berdekatan, data akan secara cepat menginformasikan terkait contact tracing.

Blue pass bentuknya kecil, berwarna biru, tingan dan memiliki kelebihan tahan air. Dengan begitu ia aman dikenakan seseorang meski hujan.

Untuk menjalankan fungsinya, blue pass dibekali baterei yang mampu menghidupinya selama 12 bulan.

Disarankan agar benda ini selalu dibawa ke manapun dan kapanpun. Untuk menandakan jika perangkat bekerja, akan muncul lampu kecil berwarna putih.

Blue pass terbuat dari logam, sehingga lebih baik tidak disimpan bersamaan dengan benda-benda buatan logam, seperti magnet, dompet logam, dan sebagainya.
Pengguna dilarang saling bertukar blue pass. Selain untuk wisman yang masuk ke Lgoi, alat ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan kinerja profesi yang wajib turun ke lapangan.

Diperkenalkan Sejak Awal 2021

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau Buralimar, dalam sebuah kesempatan di Februari 2021 mengatakan Lagoi siap menerima kunjungan wisman dengan blue pass.

Alat digital kreasi anak Indonesia ini sudah diterapkan di Singapura.

“Dengan menggunakan alat ini di Lagoi, kami berharap dapat meningkatkan rasa kepercayaan wisman dari Singapura untuk berkunjung ke Lagoi,” katanya, Kamis (11/2/2021).

Sesuai dengan riwayat Virus Corona, maka blue pass mencatat interaksi pemakai dengan orang-orang dalam waktu lebih dari 10 menit dan dengan jarak kurang dari dua meter.

Dengan begitu, apabila pemakainya terkonfirmasi positif Covid-19 maka bisa diketahui dengan cepat, siapa saja kontak eratnya.

“Ini menjadi lebih efisien dan efektif ketimbang tracing dilakukan oleh petugas. Blue pass sudah disimulasikan di Lagoi, dan dinilai berhasil,” jelas Buralimar.

Seorang anggota tim IT BNPB Al Ghozy yang mengembangkan alat itu mengatakan blue pass dudah diuji coba di kantornya.

Hasilnya ada dua, yakni bisa mengetahui seseorang terpapar Covid-19 dari sapa. Juga segera memutus mata rantai karena tahu dia bisa menularkan ke mana saja melalui kontak erat.

Dalam uji coba yang dilakukan di BNPB, diketahui lima orang terkonfirmasi positif Covid-19. Timnya langsung bergerak untuk mendeteksi asal virus dan siapa saja kontak eratnya.

Diharapkan Efektif

Ketua Pokdarwis Kelurahan Dompak, Dodi yang dikonfirmasi suarasiber.com, Kamis (18/11/2021) mengharapkan agar blue pass benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya.

Meski ia tinggal di Tanjungpinang, namun sudah menjadi rahasia umum turis yang berkunjung ke Lagoi juga ingin keluar kawasan dan salah satu tempat yang memungkinkan didatangi ialah Tanjungpinang.

“Lagoi di Kabupaten Bintan dan Pemkot Tanjungpinang ada dalam sebuah pulau. Kalau tidak wismannya, para pekerja Lagoi juga banyak warga Tanjungpinang, balik hari dari sana ke rumahnya,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Pokdarwis Kelurahan Batu IX, Aris yang ditemui suarasiber.com di kediamannya, Kamis (18/11/2021) malam. Pria ini memang pernah mendengar soal blue pass beberapa bulan lalu, namun setelahnya seolah menghilang.

“Mungkin beberapa bulan kemarin lonjakan pandemi Covid-19 tengah tinggi-tingginya. Bahkan Singapura juga baru saja mengalami peningkatan, bukan?” ujarnya.

Sebagai orang yang diberikan tugas terkait pariwisata di tingkat kelurahan, Aris pun berharap agar blue pass bisa menjadi solusi agar wisatawan mancanegara bisa kembali berkunjung ke Pulau Bintan. Masyarakat juga tidak khawatir dengan masuknya wisman ke Lagoi karena sudah diantisipasi prokesnya dengan alat ini.

Melalui Instagramnya @boeralimar, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Buralimar menuliskan begaimana ia juga sangat berharap dunia pariwisata di Kepri bisa kembali membaik.

Di Cassia Bintan aku tuliskan sebuah pesan bahwa pariwisata di bintan kepri mulai menggeliat lagi setelah tertidur malas pulas hampir dua tahun…kita tak bs menunggu lagi..kita tekan gas..tentunya sesekali ngerem juga.

Begitulah harapan Buralimar dan tentu saja harapan masyarakat Kepri dan Indonesia. (zainal)

Editor Yusfreyendi

Loading...