Bengkel Kreatif Jaya Mandiri dan Kiat Usaha Kala Pandemi

Loading...

Suarasiber.com – Datangnya pandemi Covid-19 memengaruhi jumlah kendaraan yang masuk ke bengkel. Karena corona telah membuat banyak usaha drop, sehingga uang jatah ke bengkel bisa tak terkumpul.

Menghadapi situasi seperti sekarang ini, pemilik Bengkel Kreatif Jaya Mandiri, Wahyu Hidayat, memiliki kiat usaha. Ia gunakan kiat usaha tadi sebagai cara agar bengkelnya tidak gulung tikar.

Bengkel yang beralamat di Jalan Garuda, Batu IX, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau 29125 ini semenjak pandemi bisa kerja sampai malam.

Alasannya sederhana bagi Wahyu, “Daripada tutup sore, malamnya bisa keluar dan bertemu banyak orang malah berisiko terpapar corona.”

Dengan lembur sampai malam, Wahyu dan para pekerjanya tetap sibuk dan berkeringat mengerjakan perbaikan kendaraan yang masuk.

Secara tak langsung kerja lembur juga membuat pekerjaan yang bisa diselesaikan jumlahnya lebih banyak. “Jam kerjanya bertambah panjang otomatis jumlah pasien yang bisa kami tangani semakin banyak,” ujarnya kepada suarasiber.com, Sabtu (14/8/2021).

Kiat usaha lainnya ialah, Bengkel Kreatif Jaya Mandiri menjadikan tempat praktik layaknya dokter umum. Maksudnya, penyakit kendaraan apapun jenisnya akan diterima.

Tentu saja untuk pelayanan seperti ini Wahyu harus memiliki karyawan dengan spesialisasinya masing-masing.

“Mau isi oli, tambal knalpot, membuat bak pikap hingga hingga pengecatan kami kerjakan,” imbuh lelaki yang juga kerap diundang memperbaiki mesin kapal ini.

Wahyu juga menggunakan teknologi untuk melayani pelanggannya. Ia kerap berkomunikasi untuk menanyakan apakah kendaraannya bermasalah atau tidak.

Dan ia bersedia menjemput kendaraan pelanggannya yang kebetulan bermasalah, meski di jalan dan malam hari.

Terakhir, menyiasati keuangan para pelanggan Wahyu biasanya berkonsultasi terlebih dahulu tentang penyakit kendaraan yang diantarkan ke bengkelnya. Ia jelaskan kondisinya. Jika masih bisa diakali, maka ia akan mengerjakannya hingga pelanggan uangnya cukup untuk melakukan penggantian suku cadang yang rusak.

“Namun untuk yang ini nggak semuanya bisa. Karena kadang penyakit yang dibawa ke sini sudah kronis, ibaratnya akut. Mau nggak mau harus diganti suku cadangnya. Kalaupun nggak baru biasanya saya usahakan yang second,” tutup Wahyu. (fut)

Loading...