Mengimami Mas Menteri Sandiaga Uno di Akhir Tahun

Loading...

Oleh : Henky Mohari (*)

PERTEMUAN, rezeki dan maut adalah rahasia Ilahi. Meski demikian, usaha dan doa untuk menggapai dan mempersiapkan diri menghadapi itu semua wajib dilakukan. Agar bermakna dan berkah bagi dunia akhirat.

Dari 1 Januari sampai 31 Desember 2023 memiliki makna tersendiri bagi penulis. Alhamdulillah apa yang menjadi harapan untuk lebih baik, berkembang dan terus berusaha menjadi yang terbaik berproses sesuai dengan jalannya.

Dan semuanya itu bisa terjadi atas pertolongan Allah SWT.

Semua terasa spesial, mulai dari urusan pekerjaan sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kepulauan Riau masa jabatan 2018-2021, yang saat ini diperpanjang sudah sama dengan masa jabatan resminya melalui Keputusan Gubernur Kepri hingga urusan pribadi dan organisasi profesi.

Soal hobi bertanam hidroponik apalagi. Kini,  sudah bisa membantu ketahanan ekonomi keluarga.

Mulai dari urusan listrik bulanan dan dapur buat menambah lauk pauk serta beras bisa terpenuhi.

Untuk urusan penambah stamina dan hidup sehat ada juga madu lebah kelulut, yang saat ini ada lebih kurang 50 sarang koloni di hutan Gunung Lengkuas, Bintan.

Kebun hidroponik dan budidaya lebah kelulut saat ini belum betul-betul dibisniskan. Meski ini, adalah salah satu hikmah pandemi Covid-19 sejak 2020, tidak pernah berhenti berproduksi hingga saat ini.

Kebun hidroponik dan budidaya kelulut lebih kepada ajang untuk mempererat silaturahim sebagai manusia.

Tidak jarang, mulai dari Rektor, pejabat Esselon 2 Pemprov Kepri dan Tanjungpinang,  Sekda Kota Tanjungpinang,  KPI Pusat, KPID, musisi, ketua partai serta sahabat-sahabat dan rekan bisnis mampir.

Untuk sekedar mencicipi jus sayur segar atau minum madu yang disedot langsung dari sarangnya.

Nikmat berbagi dan silaturahmi itu sangat besar dan tidak bisa dijabarkan bagaimana rasanya.

Pesan silaturahmi itu adalah pesan yang selalu terngiang di telinga setelah diucapkan oleh almarhum Gubernur Kepri, H Muhammad Sani saat berbincang empat mata di Gedung Daerah Tanjungpinang pada pertengahan 2014 silam.

Beliau bukan hanya sosok gubernur, tapi juga menjadi “Ayah” bagi masyarakat Kepri dan penulis.

Almarhum HM Sani mengatakan, “Sampai kapan kamu mau jadi wartawan? Berhentilah dan kalau mau sukses kuncinya cuma satu. Kamu jaga silaturahmi karena itu yang akan menolong kamu.”

Alhamdulillah berbekal pendidikan sejak bayi dari kedua orang tua ditambah nasehat serta tunjuk ajar dari orang-orang yang dituakan di lingkungan sehari-hari, pelan-pelan pesan itu mulai membuahkan hasil dan semuanya karena silaturahmi.

Agenda besar Rapat Koordinasi Nasional KPI sekaligus peringatan Hari Penyiaran Nasional ke-90 yang diikuti KPI pusat dan KPID se Indonesia, serta lembaga penyiaran televisi dan radio di Lagoi, Bintan pada pertengahan Agustus.

Kemudian pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kepri dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Kepri dalam Konferprov PWI yang dilaksanakan pada pertengahan Desember 2023 berhasil diselenggarakan dengan baik dan lancar.

Di penghujung tahun, tepatnya 31 Desember 2023 menjadi istimewa. Karena hal yang tidak disangka-sangka dan tidak terbayangkan sebelumnya terjadi begitu saja. Semuanya berawal dari keinginan anak-anak yang meminta untuk pergi liburan. Yang bontot minta mandi-mandi di water park salah satu hotel di Tanjungpinang. Dan abangnya minta mandi di Pantai Trikora Bintan.

Kota Tanjungpinang yang diguyur hujan lebat dan gerimis dari pagi sedikit menyurutkan niat untuk mengajak anak-anak untuk mengisi waktu liburannya.

Apalagi bundanya sedang dikejar deadline harus serahkan laporan dokumen lingkungan yang biasa dia kerjakan untuk membantu beli bahan-bahan dapur dan makeup-nya.

Sekitar pukul 11.00 WIB akhirnya kami putuskan mengajak anak-anak jalan, yang penting jalan dulu untuk mengusir rasa gabut mereka meski pegang android main game.

Awalnya kami sudah mengarahkan mobil menuju Pantai Trikora Bintan, namun berbalik arah karena teringat beli nasi bungkus buat makan-makan di pantai di tempat langganan murah meriah tapi enak.

Di rumah makan padang inilah rencana awal berubah, secara tidak sengaja berjumpa dengan Bang JK, sopir travel yang biasa mengantarkan tamu-tamu penting dari berbagai daerah yang datang ke Tanjungpinang atau Bintan.

“Saya mau jemput rombongan Pak Sandiaga yang datang dengan Citilink siang ini, rombongan nantik menuju Lagoi tahun baru disana,” ucap Bang JK.

Sebenarnya informasi kegiatan harian Gubernur setiap tengah malam sudah masuk lewat pesan WA. Namun dua minggu terakhir sudah tidak pernah lagi sehingga luput dengan agenda Gubernur.

Tak berpikir panjang, usai beli nasi bungkus dan masuk mobil, penulis langsung bilang sama istri dan anak-anak, “Kita ke Lagoi.”

“Selain pantainya bersih dan nyaman untuk mandi-mandi, malamnya kita langsung lihat acara menyambut tahun baru di Lagoi Bay bersama Mas Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno.”

Anak-anak mendengar kata-kata Lagoi langsung oke. Karena mereka senang kalau kalau jalan ke Lagoi meski melelahkan bagi mereka perjalan 1 jam dari Tanjungpinang.

Setelah puas berenang di Pantai Lagoi Bay Bintan hingga menjelang sore, anak-anak kelaparan dan kami numpang makan di pujasera di komplek dormitori karyawan kawasan wisata Lagoi, sekalian mau salat Ashar di masjid.

Saat makan hujan makin lebat turun di kawasan Lagoi dan kami memutuskan balik ke rumah, karena memang dari dulu tidak menjadi kebiasaan bagi kami untuk merayakan pergantian tahun masehi, kami lebih senang berkumpul dan “tidur setahun” di rumah.

Suara azan Maghrib terdengar dari telepon genggam saat meluncur dari Lagoi menuju Tanjungpinang, kami bergegas menuju mesjid terdekat dan teringat masjid yang berada di pinggir Jalan Lintas Barat dekat Gunung Bintan.

Masjid yang nyaman dan bersih tersebut baru kami ketahui adalah mesjid yang dibangun oleh sejumlah mantan pejabat Pemkab Bintan dan diberi nama Masjid Al Ashri.

Pada saat kami sampai di masjid, jemaah salat magrib sudah tasyahud akhir dan kami tidak bisa mengikut imam.

Ada beberapa pengguna jalan yang saat itu juga singgah salat maghrib sama-sama terlambat dan meminta penulis menjadi imam.

“Berjemaah kita Bang, maju aja ke depan satu shaf lagi, mana tau masih banyak jamaah yang terlambat,” ujar salah seorang jemaah yang kami tidak kenal.

“Ayo Bang, iqamah,” ujar penulis sambil menoleh ke belakang yang waktu itu hanya ada tiga jemaah ditambah anak laki-laki tertua penulis.

Pada saat rakaat kedua, usai membaca surat Al Fatihah, teedengar suara makmum mengucap Aamiin begitu kencang dan ramai.

Penulis tetap fokus menjadi menjadi imam agar khusyuk dan bacaan shalat jelas tajwidnya.

Setelah mengucap salam menoleh ke kanan dan ke kiri, terlihat di jemaah bagian kanan ada Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, Asisten 2 Pemprov Kepri Luki Zaiman Prawira, di sebelah kiri ada Sekretaris Daerah Bintan, Ronny Kartika, mantan Pj Sekda Kepri dan juga mantan Sekda Bintan, Lamidi serta mantan Ketua Komisi 1 DPRD Kepri yang saat ini menjadi Tim Percepatan Pembangunan Pemprov Kepri, Aluan, juga Kadis Pariwisata Kepri, Guntur Sakti.

Yang tak kalah kagetnya waktu membalikkan punggung menghadap ke jemaah, di bagian tengah ada yang sedang berdiri dan menambah rakaat salatnya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno dan Bupati Bintan, Robby Kurniawan, lebih dari tiga shaf yang terisi dari awalnya hanya 4 orang di belakang imam.

“Bacaan shalat awak bagus, jelas qolqolahnya, kirain imam di sini,” kata Bang Lamidi.

“Kalau ada yang foto bagus juga awak bingkai tuh, jemaahnya menteri dan gubernur,” timpal Bang Aluan yang juga semangat membantu penulis berfoto dengan Mas Menteri Sandiaga.

“Oh ini imamnya, kamu ketua apa tadi?” sapa Mas Menteri.

“Siap Mas Menteri, Ketua Komisi Penyiaran, Mas,” balas penulis.

Mungkin selesai beliau salat, ada yang membisikkan siapa imam maghrib tadi.

Selama ini hanya mengikuti Mas Menteri dari media sosialnya dan bagaimana cerita sukses beliau membangun bisnis hingga maju jadi calon Wakil Presiden dan saat ini menjadi Menteri Parekraf.

Siapa sangka bisa berjabat tangan dan tegur sapa dengannya. Semoga sehat dan sukses selalu Mas Menteri.

Itulah pertemuan, tidak ada yang menyangka dan menduga, semuanya sudah diatur Allah SWT.

Bukan bermaksud ria, sombong atau apalah namanya, tapi sebagai manusia biasa tentu ada rasa bangga di dalam diri. Walaupun tak sengaja mengimami para petinggi negeri dan orang-orang hebat yang kita patut contoh dan meneladani mereka.

Berjumpa orang-orang baik di pengujung 2023, sekaligus menjadi penambah motivasi untuk lebih sukses lagi di 2024 dan bermanfaat bagi orang banyak.

Terutama bagi keluarga, terkhusus untuk amak dan apak yang mendidik dan mengajarkan ilmu agama hingga bisa menjadi imam bagi keluarga dan mengimami petinggi negeri. (*)

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Kepri

Loading...