Dengan Cocopeat Lahan Eks-Tambang Bauksit di Tanjungpinang Bisa Panen Padi hingga 10 Ton/Ha

Loading...

Suarasiber.com – Untuk pertama kalinya di Kota Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berhasil memanen padi, Sabtu (10/6/2023).

Padi varietas CL 220 itu ditanam oleh Ady Indra Pawennari, warga Kelurahan Air Raja, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) di atas lahan bekas tambang bauksit di pekarangan rumahnya.

Ady yang pernah dianugerahi gelar Pahlawan Inovasi Teknologi dari MNC Media tahun 2015, menanam padi itu di lahan sekitar 4 x 9 meter.

Dan dari lahan itu  dihasilkan gabah kering panen sebanyak 39 kilogram, yang jika dikonversikan berjumlah sekitar 10 ton per hektare.

“Alhamdulillah, akhirnya kita bisa panen padi hari ini. Saya sangat senang, karena di tengah-tengah pesimisme banyak orang, kami bisa hadir memberikan bukti,” kata Ady Indra Pawennari di sela-sela panen.

Pria kelahiran Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, tahun 1973 itu, terlihat semringah. Senyum kepuasan terlukis jelas di bibirnya.

Wajar saja Ady puas. Karena dia berhasil menaklukkan ganasnya lahan tandus eks-tambang bauksit. Dan dia melakukannya dengan upaya sendiri.

Termasuk mencari inovasi sendiri agar lahan tandus itu bisa ditanami padi.

Inovasi yang terbukti nyata. Lahan tandus itu berubah menjadi lahan produktif penghasil bahan pangan.

“Keberhasilan ini bukan saja karena lahannya bekas tambang bauksit. Tapi ini adalah sejarah baru bagi Kota Tanjungpinang yang untuk pertama kalinya berkontribusi sebagai daerah penghasil padi di Indonesia,” jelasnya.

Ady juga mengaku bangga atas apresiasi dan respon positif sejumlah pihak. Seperti dari Kementerian Pertanian dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengapresiasi keberhasilannya menanam padi di atas lahan bekas tambang bauksit.

“Saya bukan siapa-siapa, saya bukan peneliti dan juga bukan sarjana pertanian.

Saya cuma anak petani yang sudah biasa sejak kecil menanam padi di kampung halaman di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan,” tuturnya.

Keberhasilan Ady menanam padi di atas lahan bekas tambang bauksit ini, tak lepas dari keseriusannya menekuni bidang pertanian dan inovasi cocopeat atau serbuk sabut kelapa yang dikembangkannya selama ini.

Tanah eks tambang bauksit yang tadinya keras dan berbatu, bisa menjadi lembab dan gembur karena rekayasa cocopeat yang memilki keunggulan mudah menyerap dan menyimpan air dalam jangka waktu tertentu.

“Jadi, jangan lihat jumlah hasilnya. Tapi, lihat capaiannya. Paling tidak, saya bisa buktikan hari ini, bahwa Tanjungpinang sudah bisa menghasilkan padi,” tambahnya.

Usai kesuksesannya itu, Ady siap menjadi bapak angkat bagi masyarakat Tanjungpinang yang ingin mengembangkan tanaman padi.

“Kalau ada masyarakat yang berminat mengikuti jejak saya, Insya Allah saya siap jadi bapak angkat. Artinya, saya bersedia melakukan pendampingan, baik dari sisi teknologi, pembiayaan dan pengolahan pasca panen,” tutupnya. (zainal)

Editor Yusfreyendi

Loading...