Rumah dari Batu Karang Mati dan Botol Bekas yang Instagramable di Desa Berakit, Bintan Jadi Buruan Turis

Loading...

Suarasiber.com – Batu karang mati banyak ditemukan di tepi pantai, umumnya di pantai yang berpasir. Keberadaannya nyaris terabaikan.

Namun di tangan Ramli (52), warga Desa Berakit, Kabupaten Bintan, batu itu menjadi barang berharga. Dari batu karang mati yang tampak tak berguna itu, Ramli membangun rumahnya.

“Hanye beli semen, kalau batu-batu saye pungut (Ambil) di tepi pantai pas air laut sedang pasang surut,” kata Ramli menjawab suarasiber.com, Jumat (6/5/2022) petang saat sembang ke kediamannya.

Batu karang mati berwarna dasar putih yang berserakan di sekitar tepi pantai itu dimanfaatkannya sebagai dinding rumah.

Namun, beda dengan sebagian orang yang juga menggunakan batu karang mati untuk dinding rumah. Yang umumnya menutup batu karang dengan semen (plester). Sehingga tidak terlihat lagi ciri khasnya.

Oleh Ramli, ciri khas batu karang yang tepinya berserakan dibiarkan tetap terlihat karena dia memplesternya dengan semen.

Memang terlihat berserak, tapi di situlah khasnya. Kekhasan yang menimbulkan kesan unik, sekaligus instagramable.

Semen hanya digunakan oleh Ramli, untuk merekatkan batu karang mati. Sehingga, ciri khasnya tetap terlihat.

Dan, jadilah rumah kediaman Ramli di Kampung Penginam, Desa Berakit, Bintan terlihat unik.

Keunikannya mengundang rasa penasaran dan kekaguman dari banyak orang. Tak heran jika rumah Ramli kerap dikunjungi wisatawan. Yang ingin membuat foto di rumah itu.

Apalagi di rumah itu juga banyak bagian dindingnya yang terbuat dari botol bekas atau pecahan botol. Dan membuat keunikannya semakin memikat hati. Karena disusun dengan sentuan seni.

Meski kerap dikunjungi turis yang ingin berfoto di rumahnya yang unik itu, Ramli tak pernah keberatan.

Tak hanya itu, Ramli juga tak memungut bayaran satu sen pun dari siapapun yang ingin berfoto di kediamannya yang instagramable tersebut.

“Sile datang. Ambik foto. Tak de ongkos atau uang masok,” jawab Ramli sambil tersenyum.

Ramli mungkin tak menyadari kediamannya yang unik termasuk instagramable. Yang pasti, Ramli hanya ingin menabur kebaikan.

Dia yakin, siapapun yang menabur kebaikan juga akan menuai kebaikan. Sikap bijak yang jarang dimiliki banyak orang itu disampaikan Ramli, yang berdomisili di Desa Berakit.

Desa yang berjarak sekitar 60 Km dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 15 menit dari Ibukota Provinsi Kepri, Tanjungpinang. (zainal)

Editor Nurali Mahmudi

Loading...