Sopir Ngadu Dipalak, Presiden Telepon Kapolri, 31 Preman Tanjungpriok Langsung Disikat

Loading...

Suarasiber.com – Pengaduan sejumlah sopir di Tanjungpriok sebagai korban pemalakan membuat Presiden Jokowi geram.

Presiden pun langsung menelepon Kapolri Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta preman dibersihkan. Kejadian ini bisa disaksikan di kanal YouTube Setpres, Kamis (10/6/2021)..

Kapolri yang mendapatkan perintah dari Presiden Jokwi langsung bergerak dan bdekoordinasi dengan jajarannya.

Dilansir dari detik.com, Jumat (11/6/2021), usai ada perintah itu, polisi langsung menangkap para pelaku pungli. Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Guruh Arif Darmawan, mengatakan ada 24 orang terduga pelaku pungli yang diamankan di dua lokasi sejak pagi tadi.

“Jadi sudah 24 orang dari dua lokasi kita amankan sejak siang tadi,” kata Guruh.

Dua lokasi tersebut di antaranya di PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta KBN Marunda dan Depo PT Greating Fortune Container (GFC).

Sementara dari JICT, pada hari berikutnya tujuh preman juga ditangkap. Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis mengatakan total ada tujuh pelaku yang diamankan pihaknya. Para pelaku tersebut diamankan di kawasan PT JICT, Pelabuhan Tanjung Priok.

“Para pelaku ini yang menerima uang pungutan yang telah ditentukan nominalnya. Apabila tidak memberikan, pelayanan akan diperlambat atau tidak dilayani,” kata Kholis dalam keterangannya, Jumat (11/6/2021).

Kholis mengatakan pelaku ini banyak yang berprofesi sebagai operator crane di lokasi. Pelaku kemudian meminta uang kepada sopir truk untuk memudahkan proses bongkar-muat barang.

Dalam melakukan aksinya, para pelaku pungli meletakkan wadah plastik atau botol minuman di badan alat crane. Tempat tersebut kemudian harus diisi oleh para sopir kontainer agar bisa segera dilayani.

“Modusnya ini unik, pelaku meletakkan wadah plastik atau botol minuman mineral kosong di badan alat crane yang kemudian harus diisi oleh sopir dengan uang nominal pecahan Rp 5.000 hingga Rp20 ribu. Apabila tidak memberikan uang, sopir tidak akan dilayani atau dilayani dengan lambat,” terang Kholis.

Presiden juga menuliskan masalah ini di Instagarmnya sebagai berikut:

Di salah satu sudut kawasan pelabuhan di Tanjung Priok siang tadi, saya bertemu dan berbincang dengan para pengemudi truk kontainer. Saya menanyakan langsung kabar-kabar yang saya baca di media sosial bahwa para pengemudi truk kerap menjadi korban tindakan premanisme dan pungutan liar di depo-depo kontainer saat mereka sedang bekerja.

Dan ternyata benar. Mereka kerap menjadi sasaran tindakan premanisme. “Begitu keadaan macet, ada ada yang dinaiki mobilnya, bawa celurit atau nodong begitu. Enggak ada yang berani menolong, Pak. Padahal itu depan, belakang, samping, kanan itu kan kendaraan semua,” ungkap seorang pengemudi truk.

Cerita lain datang dari pengemudi truk lainnya. Mereka mengeluhkan banyaknya pungli di sejumlah depo kontainer.

Mendengar keluhan itu, masih di hadapan mereka, saya menelpon Kapolri. Ini tidak bisa dibiarkan. Seharusnya para sopir kontainer merasa nyaman saat bekerja, apalagi dalam situasi sulit akibat pandemi Covid-19. Saya memerintahkan Kapolri agar menyelesaikan masalah ini di lapangan, dan prosesnya akan saya pantau. (mat)

Loading...