Pulau Bintan Disebut Wishnutama sebagai One of the Lowest Hanging Fruit, Ini Sebabnya

Loading...

BINTAN (suarasiber) –  Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi trending topic di Google Trends, Selasa (29/9/2020). Menyusul digelarnya kegiatan Kampanye Indonesia Care oleh sejumlah menteri di kawasan wisata Lagoi, Jumat (25/9/2020) dan Sabtu (26/9/2020).

Di pertemuan itu Wishnutama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/KaBaparekraf) menyerahkan sertifikat pertama Indonesia Care (IDoCare) sebagai salah satu bentuk kesiapan Bintan.

Untuk melaksanakan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) dengan baik.

Wishnutama, menjelaskan Kepri khususnya Bintan memiliki potensi pariwisata yang besar. Dan, menjadi salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman) terbesar ke Indonesia.

“Alasan utama Kemenparekraf memilih Pulau Bintan menjadi tempat pertama penyerahan sertifikat CHSE ini, adalah karena Bintan merupakan one of the lowest hanging fruit.

Dan, memiliki potensi besar untuk pengembangan pariwisata ke depan,” kata Wishnutama sebagai dirilis dari portal resmi Kemenparekraf.

Dalam terjemahan bebas, one the lowest hanging fruit berarti paling gampang dicapai. Frasa yang menggambarkan Pulau Bintan sangat mudah dijangkau wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Karena letak geografisnya yang berada di jalur perdagangan tersibuk di dunia, yang terpusat di Singapura.

Pintu Masuk Utama Wisman ke Indonesia

Itu sebabnya, Pulau Bintan menjadi pintu masuk wisman terbesar di Tanah Air.

Saat ini ada dua pintu masuk utama dari Singapura ke Pulau Bintan, pertama dari pelabuhan Bintan Telani di Lagoi. Dan, dari pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang.

“Terbesar (wisman melalui Singapura ke Pulau Bintan) dari Bintan Telani. Sekitar 300-an ribu setahunnya,” ujar Sapril Sembiring, Ketua Asita Bintan menjawab suarasiber.com, Selasa (29/9/2020).

Wishnutama juga menjelaskan, kampanye Indonesia Care, adalah sebuah strategi komunikasi untuk mempromosikan protokol CHSE.

Untuk menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung. Apalagi, pariwisata Indonesia ke depan akan mengarah kepada pariwisata berkualitas.

“Implementasi nyata dari kampanye ini adalah melalui proses sertifikasi dan labelling Indonesia Care. Program ini merupakan proses audit dan verifikasi standar protokol CHSE kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah melaksanakan uji coba destinasi,” jelasnya.

Pariwisata Pulau Bintan Bergantung ke Lagoi

Wishnutama memang harus mengapungkan pariwisata di Pulau Bintan, yang saat ini tengah terpuruk. Akibat, pandemi Covid-19.

Terlalu bergantungnya pariwisata di Pulau Bintan ke Lagoi, berdampak luas ke masyarakat khususnya dan Indonesia umumnya. Yang kehilangan salah satu sumber devisa terbesar.

Hal ini disadari sepenuhnya oleh pasangan Alias Wello – Dalmasri Syam, cabup dan cawabup Bintan. Bagi keduanya, pandemi Covid-19 memberikan pengajaran penting.

Dan, itu dituangkan di salah satu program strategis pasangan ADA ini, yakni mempercepat pengembangan sektor pariwisata yang menekankan peran pengusaha lokal, masyarakat dan generasi milenial. Agar, iklim pariwisata di Pulau Bintan tetap sehat meski diterjang badai. (mat)

Loading...