Didi Kempot Karyanya Mendunia Tanpa melalui APBD

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Musisi Didi Kempot (53), The Godfather of Broken Heart memang telah meninggal dunia akibat serangan jantung Selasa (5/5/2020) di Solo, Jateng. Namun, karya-karyanya yang berjumlah ratusan itu akan tetap abadi.

Karyanya mendunia. Dikenal dan disukai di sejumlah belahan negara lainnya. Baik di Asia, Eropa dan juga Amerika Latin, di Suriname.

Lebih dari setengah usianya tunak di lagu Campursari Jawa. Dan, tetap berkubu di daerah. Di Solo, Jawa Tengah.

Perjalanan panjang karirnya sudah dikupas di banyak tulisan. Karir yang diawalinya dari mengamen door to door, dari rumah ke rumah.

Suka dukanya tak lagi terbilang. Asam garam kehidupan dijalaninya di kampus kehidupan. Tanpa menyerah. Tanpa mengeluh.

Tanpa merengek ke sana kemari. Apalagi berharap dapat tempiasan atau olahan dana dari APBD di Pemda.

Dia tunak menjalani karirnya meski harus menerima hinaan atau cacian. Atau pandangan sebelah mata dari mereka yang tidak suka dengan profesinya.

Dia tetap tunak. Tunak menyuarakan lara hatinya melalui karya. Karya yang tak hanya menghibur diri sendiri, tapi juga orang lain.

“Memang syair lagunya berisi lara hatinya. Tapi lagu yang diciptakannya juga untuk menghibur orang lain. Bukan sebatas untuk syur-syur dia sendiri saja,” sebut Asroy, penikmat seni di Tanjungpinang, Kepri.

Dalam kacamata Asroy, karya Didi Kempot mampu menghibur banyak orang. Menghibur. Terlihat sepele. Tapi sulit dilakukan.

Apalagi menghibur orang yang sedang patah hati. Wajar saja jika Didi Kempot disebut maestro broken heart. (mat)

Loading...