Kunang-kunang jadi Andalan Wisata Eksklusif di Pengudang, Bintan

Loading...

BINTAN (suarasiber) – Kunang-kunang, sejenis serangga istimewa yang termasuk lampyridae. Disebut istimewa karena di malam hari bisa memancarkan cahaya dan tidak ditemukan di banyak tempat.

Keistimewaannya ini menjadi inspirasi bagi Iwan, seorang pemuda di Desa Pengudang, Kabupaten Bintan.

Bersama sejumlah pemuda desa lainnya, Iwan mengembangkan wisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT). Serangga bercahaya itu menjadi salah satu obyek wisata yang dikembangkannya.

“Di sini kami kembangkan wisata mangrove, snorkling dan wisata kunang-kunang,” kata Iwan kepada anggota Komisi V DPR RI H Ansar Ahmad SE MM saat berkunjung ke desa itu, Jumat (13/3).

Menurut Iwan, antuasias wisatawan asing cukup besar untuk berkunjung ke Pengudang. Setiap akhir pekan, sebagian wisatawan asing yang berkunjung ke Lagoi singgah ke Pengudang.

“Yang paling eksklusif di Pengudang ini adalah wisata kunang-kunang. Wisatawan asing banyak yang berkunjung ke Pengudang malam hari untuk menikmati cahaya yang berterbangan,” jelasnya.

Bikin WWF Tertarik

Selain wisata tersebut, wisman juga tertarik pada snorkling dan wisata mangrove. Untuk wisata snorkling kawasan pantai dan sungai di Pengudang sangat mendukung.

Air lautnya bersih, terumbu karang terawat baik, pasir putih bersih dan tidak ada ombak besar. “Kondisi laut yang tenang di Pengudang mendukung wisata bawah laut yang eksotis,” jelas Iwan.

Khusus wisata mangrove, pihak pengelola CBT Pengudang menyediakan boat khusus. Untuk wisatawan yang ingin menikmati indahnya mangrove di sepanjang pantai dan pinggir sungai yang masih terawat dengan baik.

Wisatawan asing menyusuri hutan bakau di Pengudang, Bintan. Kala malam hari, kehadiran kunang-kunang menjadi daya tarik tersendiri. Foto – instagram/desawisatapengudang

“Biaya tidak terlalu mahal. Kami hadirkan harga lokal tapi kualitas internasional,” katanya sambil promosi.

Karena eksotisme dan tetap terawatnya wisata alam di Pengudang, belum lama ini pihak World Wide Fund for Nature (WWF), sebuah organisasi nonpemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, yang berpusat di Kanada, menyempatkan diri berkunjung di desa yang masih masuk dalam kawasan Salim Group ini.

Bahkan kabarnya pihak National Geografic juga tertarik untuk datang. Dan, mengabadikan keindahan Pengudang yang masih alami.

Promosikan Wisata Kunang-kunang

Ansar Ahmad SE MM dalam kesempatan tersebut, mengapresiasi tekad para pemuda Pengudang. Yang mengembangkan Pengudang Bintan Mangrove.

“Ini langkah cerdas yang harus diapresiasi oleh semua pihak. Tentu kita minta pemerintah pusat dan daerah mendorong penuh pengembangan industri wisata lokal yang penuh kreatifitas dan berdaya tarik tinggi,” jelas Ansar.

Dalam waktu dekat, Ansar akan mencoba berkomunikasi dengan pihak Lagoi untuk pengembangan wisata di Pengudang. Sekaligus, untuk mempromosikan wisata kunang-kunang.

“Ada CSR dari kawasan wisata Lagoi yang bisa dimanfaatkan, untuk pengembangan Pengudang. Pemerintah daerah juga bisa membantu dengan bantuan anggaran yang memadai. Agar ekonomi kreatif di desa seperti Pengudang bisa tumbuh dan berkembang,” jelas Ansar. (mat)

Loading...