Kenali Gejala ISPA Menurut Kepala Puskesmas Ini

Loading...
Dokter Bewe Kurniawan. Foto – dok/suarasiber

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Puskesmas terdekat bisa menjadi tempat warga yang daerahnya terpapar kabut asap. Kabut asap selain membuat jarak pandang terbatas, juga menyebabkan sejumlah penyakit.

Kepala Puskesmas Teluksasah, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dr Bewe Kurniawan mengatakan, terbanyak diderita biasanya ISPA. ISPA atau infeksi saluran pernafasan atas telah menghantui banyak warga. Khususnya mereka yang tinggal di Sumatera dan Kalimantan.

Nah, tahukan Anda apakah tanda-tanda seseorang terkena gejala infeksi saluran pernafasan atas? Berikut hal-hal yang bisa diperhatikan menurut Kepala Puskesmas Teluksasah ini:

  • Hidung tersumbat dan pilek. Bila Anda mulai merasakan gejala seperti ini, ada baiknya segera mengonsumsi obat dan istirahat di rumah. namun bila kondisinya semakin parah atau memburuk, harus memeriksakan diri ke dokter.
  • Batuk kering tanpa dahak yang dihasilkan dari paru-paru. Jika batuk ini seseorang terluhat agak kesulitan untuk berdahak karena memang batuknya kering.
  • Demam ringan. Kondisi tubuh ini lazim terjadi pada seseorang yang sedang melawan virus dan bakteri.
  • Tenggorokan terasa nyeri atau sakit.
  • Kepala terasa sakit. Biasanya sakitnya tidak terlalu parah, namun tetap mengganggu.
  • Bila bernafas terasa agak susah, kadangkala nafasnya terdengar lebih cepat.
  • Jika sudah kekurangan oksigen, akan muncul tanda lebiruan pada kulit.
  • Selanjutnya gejala sinusitis yang dapat ditandai dengan wajah terasa nyeri, hidung berlendir. Pada beberapa kasus kadang-kadang rasa sakit dan demam.

Selain infeksi saluran pernafasan atas Kepala Puskesmas Teluksasah juga membeberkan penyakit lain yang berpotensi muncul karena kabut asap.

Penyakit-penyakit tersebut ialah asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), penyakit jantung dan iritasi.

Mengapa asap bisa menyebabkan semua penyakit tersebut? Dijelaskan oleh dr Bewe Kurniawan, hal itu bisa diketahui dari unsur pencemaran udara.

“Berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara)
ditetapkan 5 unsur pencemaran udara yang ada di kabut. Yaitu Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO 2), Nitrogen Dioksida (NO 2), Ozon permukaan (O 3) dan Partikel Debu (PM10),” ujar dokter Bewe.

Saat melihat terjadi kebakaran hutan dan lahan, hal yang bisa dilakukan warga ialah segela lapor kepada pihak yang berwajib.

“Di Kepri kemarin banyak dibuat posko kesehatan. Bisa lapor ke sana,” ujar dr Bewe. Namun ia bersyukur hujan sudah mulai turun di Provinsi Kepri.

Diingatkannya, dalam setiap kebakaran hutan dan lahan, anak-anak adalah kelompok usia yang paling rentan menjadi korban. Untuk itu ia berpesan untuk melindungi anak-anak.

Jika anak mulai terlihat gejala seperti disebutkannya di atas, dr Bewe berharap orang tua tidak menunggu lebih lama. Segera bawa ke rumah sakit atau Puskesmas. (mat)

Loading...