Bahlil Lahadalia, Kepala BKPM Lahir dari Pasangan Kuli Bangunan dan Tukang Cuci

Loading...

Kemiskinan yang mendera sejak kecil, justru membuat bocah kelahiran tanggal 7 Agustus 1976 di Banda, Maluku, jadi lelaki tangguh. Segala pekerjaan kasar asal halal dia lakukan sejak sekolah dasar.

Mengantarkan kue buatan ibunya ke kedai sudah dijalani sejak belia. Jadi kernet angkutan umum saat SMP, dan jadi sopir pun dijalani saat sekolah setingkat SMA.

Sembari merangkap menjadi kuli pengangkat barang di pasar. Sekaligus sambil berjualan koran. Semua itu harus dijalani dengan ikhlas.

Maklum, ayahnya hanya kuli bangunan yang pendapatannya tak menentu. Sehingga, ibunya pun ikut menjadi tukang cuci pakaian di sekitar kediamannya.

Anak miskin yang pernah merasakan busung lapar karena kemiskinannya itu, kini menjadi menjabat Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) 2019 – 2024. Dialah Bahlil Lahadalia.

Jabatan tinggi setingkat menteri, yang barangkali tidak pernah diimpikannya saat masih kecil. Barangkali juga para tetangganya dulu tak akan percaya, anak miskin itu bisa jadi pejabat penting di republik ini.

Dia dilantik oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (23/10/2019) di Istana Negara, Jakarta, di usia 43 tahun.

Sejak namanya mencuat, saya penasaran dan mencari tahu siapa sosok Bahlil Lahadalia ini. Dari berbagai sumber saya gali sebanyak-banyaknya segala informasi tentang Bahlil.

Sebagian saya tulis di sini sebagai respek atas perjuangan hidup Bahlil Lahadalia.

Adalah biasa anak orang kaya menjadi kaya. Juga hal yang biasa, jika anak politikus kaya menjadi politikus yang kaya raya.

Tapiā€¦ Ini, anak kuli bangunan, dan buruh cuci pakaian.

Anak miskin yang untuk makan saja kesusahan. Sehingga, agar bisa sekolah dia harus ikut bekerja sejak belia.

Bahlil memang tidak sendirian. Ada sejumlah orang sukses yang masa lalunya juga serba kekurangan.

Namun, kisah perjuangan hidupnya yang gigih, ulet, dan selalu bekerja keras, tetaplah bisa diteladani.

Sekaligus jadi motivasi bagi siapapun yang berkekurangan. Agar, jangan pernah mengeluh apalagi menyerah.

Berusaha sekuat mungkin sambil terus berdoa, seperti yang dilakukan Bahlil. (sigit rachmat)

Loading...