Post Power Syndrome dan Cara Mengatasinya

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Post Power Syndrome (PPS) atau sindrom setelah berkuasa, adalah istilah dalam ilmu psikologi. PPS bisa terjadi pada semua lapisan masyarakat yang memiliki pekerjaan rutin. Seperti karyawan, guru, dosen, PNS dan sebagainya.

Post power syndrome wiki bisa diartikan suatu keadaan yang terjadi akibat seseorang hidup dalam kesuksesan masa lalunya (jabatan, karier, kecerdasan, kepemimpinan, atau hal lainnya).

Memang, yang paling merasakan PPS, adalah orang yang pernah berada di tempat yang “terhormat” dan tiba tiba harus melepaskan semuanya.

PPS bisa menyerang siapa saja, pria dan wanita. Kematangan emosi, dan kehangatan keluarga sangat membantu untuk melewati fase ini. Hal ini disampaikan oleh psikolog, Agus Fitria, S. Psi, sebagaimana dikutip dari kemkes.go.id.

Salah satu cara untuk mempersiapkan diri menghadapi PPS, adalah gemar menabung, dan hidup sederhana. Karena bila PPS menyerang, sementara penderita sudah terbiasa hidup mewah, akibatnya akan lebih parah.

Tak Mau Kalah Ciri Gangguan Perilaku PPS

post power syndrome wiki

Bicara tentang contoh kasus post power syndrome, ada baiknya mengingat Turner & Helms (Supardi, 2002). Mereka menggambarkan penyebab terjadinya PPSA, di kasus kehilangan pekerjaan, yaitu:

  1. Kehilangan harga diri. Hilangnya jabatan menyebabkan hilangnya perasaan atas pengakuan diri.
  2. Kehilangan fungsi eksekutif. Fungsi yang memberikan kebanggaan diri.
  3. Kehilangan perasaan sebagai orang yang memiliki arti dalam kelompok tertentu.
  4. Kehilangan orientasi kerja.
  5. Kehilangan sumber penghasilan terkait dengan jabatan terdahulu.

Hal ini semakin diperparah dengan kondisi mindset (pola pikir) individu, yang mengatasnamakan jabatan. Sebagai sesuatu yang sangat membanggakan pada dirinya.

Semua ini bisa membuat individu frustasi, dan menggiring pada gangguan psikologis, fisik serta sosial. Gejala yang cenderung muncul pada masa PPS, adalah sebagai berikut :

  1. Gangguan fisik. tampak kuyu, terlihat lebih tua, tubuh lebih lemah, dan sakit-sakitan
  2. Gangguan emosional. Mudah tesinggung, pemurung, senang menarik diri dari pergaulan. Atau, sebaliknya cepat marah untuk hal-hal kecil, tak suka disaingi dan tak suka dibantah.
  3. Gangguan perilaku. Jadi pendiam, pemalu, atau justru senang berbicara mengenai kehebatan dirinya di masa lalu. Kemudian, mencela, mengkritik, tak mau kalah, dan menunjukkan kemarahan baik di rumah maupun di tempat umum.

Gila Jabatan dan Suka Dilayani Rentan Post Power Syndrome

contoh kasus post power syndrome

Menurut para ahli psikologi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Untuk mencegah terjadinya PPS pada individu, yaitu:

  1. Langkah preventif dapat dilakukan dengan mengembangkan pola hidup positif. Pengembangan pola hidup yang positif memberikan energi positif pada pemikiran seseorang. Sehingga memiliki kecenderungan, untuk tidak terpuruk dalam permasalahannya.
  2. Langkah perseporatif dapat dilakukan dengan membuka diri pada ajakan, untuk membuka kesempatan aktualisasi diri. Dengan memiliki banyak pengalaman, seseorang akan memiliki wawasan yang luas dalam berpikir. Sehingga hilangnya pekerjaan, tidak menjadi hal yang mematikan semangat hidup seseorang.
  3. Langkah kuratif dapat dilakukan dengan bergembira menjalani tantangan hidup. Seseorang yang memiliki pandangan positif, setiap jumpa kesulitan akan mencari solusinya. Bukan memikirkan masalah sebagai problematika yang tak ada solusinya.

Namun tidak semua lansia atau orang, akan mengalami PPS saat memasuki masa pensiun atau kehilangan kuasa. Umumnya, ciri kepribadian yang rentan terhadap PPS, adalah mereka yang senang dihargai dan dihormati orang lain.

Kemudian, gila jabatan, dan suka dilayani orang lain (biasa disebut orang yang memiliki need of power yang tinggi). Umumnya juga orang yang mengalami PPS ini, tidak sadar akan kondisinya.

Namun, keluarga terdekat ataupun orang lain yang dekat atau tinggal bersamanya akan melihat perubahan sikap, emosi dan perilaku.

Menangkal Serangan Post Power Syndrome

Selain langkah-langkah di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan PPS, antara lain :

  1. Mempersiapkan diri sedini mungkin. Dengan menanamkan di dalam hati bahwa tidak ada manusia yang bisa hidup selamanya. Bahwa suatu waktu .suka ataupun tidak, kedudukan atau kekuasaan itu akan digantikan oleh orang lain.
  2. Menemukan aktualisasi diri yang baru. Hal itu akan sangat menolong baginya. Misalnya seorang manajer yang terkena PHK, tetapi bisa beraktualisasi diri di bisnis baru yang dirintisnya (agrobisnis misalnya). Maka, ia akan terhindar dari resiko terserang PPS.
  3. Mempersiapkan tabungan sebaik-baiknya, dan rencana investasi jangka panjang. Tapi dengan risiko yang seminim mungkin.

Kemudian, mengikuti program pelatihan masa persiapan pensiun, dan pendampingan bisnis sedini mungkin. Dukungan, dan pengertian dari orang-orang tercinta sangat membantu penderita post power syndrome. (mat)

Loading...