Antara Bob Marley dan Isdianto

Loading...

SETIAP mengingat Bob Marley, kebanyakan akan terbayang dengan musik jenis Reggae, dan ganja. Padahal, Bob Marley bukan cuma musisi andal yang karyanya melegenda.

Pria dengan rambut khas yang disebut dreadlock atau gimbal ini, adalah figur panutan moral karena sikap religiusnya.

Bob Marley, adalah penganut kepercayaan Rastafarian. Suatu kepercayaan yang muncul di Jamaika sekitar tahun1930-an.

Kepercayaan yang membentuk gaya hidup Bob Marley. Dan, acap dijiplak banyak orang tanpa tahu maknanya. Makna di balik sikapnya yang menggimbal rambutnya, dan mengganja.

Bob Marley dilahirkan Februari 1945 dengan nama Robert Nesta Marley. Dia mati muda di usia 36 tahun (11 Mei 1981) di Miami. Karena, kanker kulit.

Meski mati muda tapi karyanya melegenda, dan terus dinikmati hingga kini. Banyak sekali pesan moral di dalam lirik lagunya.

Moral Satukan Bob Marley dan Isdianto

bob marley 564
Robert Nesta Marley alias Bob Marley. Foto – instagram.com/bobmarley

Pesan moral ini juga yang disampaikan Plt Gubkepri Isdianto, Sabtu (24/8/2019) petang. Isdianto menyampaikan pesan moral ini pada kegiatan di SMK Pelayaran (Maritim) dan Penerbangan Nasional Batam Tahun Diklat 2019/2020 di Lapangan SMK Maritim Bengkong Laut, Kota Batam.

Isdianto, yang dilahirkan di Tanjungbatu, Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, 3 Mei 1961 (58), adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS). Yang bermetamorfosa menjadi politikus, dan sejak 13 Juli 2019, dilantik jadi Plt Gubernur Provinsi Kepri.

Setelah Nurdin Basirun, Gubernur Kepri ditangkap, dan ditahan KPK. Karena, dugaan suap atau gratifikasi. Sebelum jadi Plt Gubkepri, Isdianto menjabat Wagub Kepri sekitar setahun atau dari 27 Maret 2018 hingga 13 Juli 2019.

Kini, Isdianto memimpin provinsi kepulauan ini sendirian. Sebagai politikus dengan latar belakang PNS, Isdianto tentu sudah kenyang asam garam kehidupan.

Tak heran jika memberikan pesan khusus tentang pentingnya moral. Bagi, generasi muda calon pemimpin bangsa ini ke depan.

Moral, yang membuat dua tokoh lintas dimensi itu saling terkait. Bob Marley, dan Isdianto sama-sama paham pentingnya moral.

No Woman No Cry, yang Kerap Disalahartikan

Seperti di lagu Bob Marley yang berjudul No Woman No Cry. Bob Marley pertama menyanyikan lagu ini tahun 1974.

Lagu itu sering salah diterjemahkan sebagai tak ada wanita, tak ada tangisan. Padahal, lagu itu untuk membujuk wanita (istrinya), supaya jangan menangis.

Dia mengingatkan istrinya tentang masa lalu yang mereka jalani dengan keprihatinan. Bujukan Bob Marley disampaikan dalam bentuk syair. Syair yang penuh pesan moral.

I remember when we used to sit in the government yard in Trenchtown,
Oba – obaserving the ‘ypocrites
As they would mingle with the good people we meet.

Bob mengingatkan istrinya saat mereka duduk di suatu lapangan di Trenchtown. Sambil duduk melihat tingkah para munafik. Yang selalu bercampur dengan orang baik.

Syair ini seakan mengingatkan siapapun, bahwa kaum hipokrit atau munafik, ada di antara orang-orang baik.

Para hipokrit alias penipu Tuhan itu, karena memermainkan sumpahnya kepada Tuhan, selalu mengintai kesempatan.

Segala cara dilakukan, termasuk menipu Tuhan dengan bersumpah palsu, agar hasrat, dan ambisinya tercapai. Termasuk, bersumpah atas nama Tuhan, untuk tidak menerima apalagi meminta imbalan apapun, karena jabatannya.

Disebut Bermoral Bejat, Jika…

Sementara itu, di acara SMK itu, Isdianto mengatakan tantangan generasi muda zaman now dan zaman old jauh berbeda.

Zaman sekarang yang dihadapi ialah kemajuan teknologi, dan informasi yang begitu pesat. Untuk itu karakter atau moralnya harus kuat.

Kenapa Isdianto, dan Bob Marley menekankan pentingnya moral?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mo·ral n 1 (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila: –mereka sudah bejat, mereka hanya minum-minum dan mabuk-mabuk, bermain judi, dan bermain perempuan.

Disebut bermoral bejat, jika suka minum-minuman keras dan mabuk. Dan, suka bermain judi serta main perempuan. Apalagi, jika perempuannya adalah staf atau bawahannya sendiri.

Memerhatikan arti kata moral menurut KBBI itu, wajar Isdianto menancapkan pentingnya moralitas. Untuk para calon pemimpin bangsa ini ke depan. Pada prinsipnya, akan percuma jadi pemimpin jika moralnya bejat.

Pesan nyaris serupa yang ditanamkan Bob Marley sejak puluhan tahun. Lawas, usang tapi tetap kekinian. (sigit rachmat)

Loading...