Ada yang Tahu? Apa Nama Jalan Ini…

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Meski pujangga Inggris William Shakespeare sang penulis masterpiece Romeo and Juliet, pernah mengatakan, “What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.” (Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi).

Namun, bagi banyak orang nama adalah hal yang sangat penting. Bukan hanya sebagai alat dan identitas atau penanda tapi juga doa. Itu sebabnya setiap orang memiliki nama, begitu juga jembatan, pelabuhan dan jalan di manapun di dunia ini. Begitu juga di Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepri.

Ada yang menamai jalan dengan nama seseorang, nama hewan dan lain-lain. Bahkan, ada juga yang menamai dengan angka. Jangankan jalan beraspal yang panjang dan lebar, gang buntu sekalipun ada namanya.

Ucok Pelasah. F-istimewa

Kecuali jalan antara simpang Batu 10 ke simpang Tugu Tangan di Batu 13. Jalan raya yang panjangnya sekitar 3 Km ini tidak memiliki nama yang jelas.

“Entah siape yang tahu name jelas jalan ni. Yang punye ruko atau usahe kat sini masing-masing aje pasang pelang name dengan jalan yang die ingat. Kerena memang tak de name resmi jalan tu,” kata Abang Ibrahim aktivis pemuda Batu 10 yang akrab dengan sapaan Ucok Pelasah menjawab suarasiber.com, Minggu (22/9/2018).

“Awak boleh tengok kat jalan tu. Ade tak pelang name jalan die?” ucapnya lagi.

Penasaran dengan yang disampaikan Ucok Pelasah, suarasiber pun menelusuri jalan tersebut. Persis seperti yang disampaikan Ucok, dari pangkal jalan di Simpang Batu 10 hingga ke Tugu Tangan di simpang Batu 13 – Jalan WR Supratman, memang tidak ada nama pelang jalan laiknya jalan, gang, lorong di Kota Tanjungpinang.

Ada puluhan hingga ratusan ruko di sepanjang jalan tersebut. Sebagian besar di antara ruko itu tidak digunakan. Sebagian yang digunakan untuk usaha tidak mencantumkan nama jalan di pelang nama usahanya.

Hanya sebagian kecil yang mencantumkan alamat nama jalan di rukonya. Uniknya, walau berada di jalan yang sama, namun ada beberapa nama yang digunakan sebagai nama jalan.

Setidaknya ada 3 nama yang dipakai, sebagai nama untuk jalan itu. Ketiga nama itu adalah Jalan Adi Sucipto, Jalan DI Panjaitan, dan Jalan Tanjunguban.

Nama jalan yang sama bertambah jadi 4,
Jika membuka google maps. Di google maps nama jalan ini, adalah jalan Arah Tanjungpinang – Tanjunguban. Jadi jalan itu punya 4 nama. Anda mau pakai yang mana he he he…

Pastinya yang disebut Jalan Panjaitan adalah jalan yang melintasi dari persimpangan lampu lalu lintas di Batu 8 hingga ke Simpang Batu 10. Sedangkan Jalan Adi Sucipto mulai dari Simpang Batu 10 terus ke arah Kijang.

Sementara nama yang dilihat di google maps, karena dulunya jalan itu memang digunakan untuk lalu lintas dari Tanjungpinang ke Tanjunguban.

Jalan itu sendiri sudah digunakan sejak masa kolonial Belanda, tapi hanya sampai Gesek. Setelah Jepang masuk sekitar tahun 1942, barulah jalan itu disambung dari Gesek ke Tanjunguban oleh pekerja paksa atau romusha.

Kembali ke Ucok Pelasah, yang mempertanyakan banyaknya penggunaan nama di jalan yang sama. Bahkan, nama untuk jalan lain pun digunakan di jalan itu.

“Apa pasal nama-nama itu dipakai untuk jalan dari simpang Batu 10 ke Tugu Tangan di Batu 13?” tukas Ucok Pelasah, sembari langsung menjawab sendiri pertanyaannya, “Karena jalan itu memang tak punye name jelas!”

Untuk itu, Abang Ibrahim alias Ucok Pelasah meminta kepada Pemko dan DPRD Kota Tanjungpinang untuk mau sedikit peduli dengan jalan tersebut. “Cukup sedikit aje. Bagila jalan tu name die. Sian pulak tak dibagi name,” tuturnya.

Ucok menambahkan, jika dalam waktu sekitar sebulan ke depan jalan itu masih tak punya pelan nama yang jelas, dia bersama warga setempat yang akan menamai sendiri jalan itu.

Termasuk jalan ke arah Bandara RHF, yang juga belum punya nama jelas. Saat ini nama yang digunakan, adalah Jalan Ganet Arah Bandara. Padahal, nama Ganet sudah digunakan untuk jalan lainnya di sekitar Bandara.

“Terserah apa name due jalan tu nanti, yang jelas setelah berunding dengan warga lah,” tukasnya menutup wawancara. (mat)

Loading...