Gubernur Nurdin dan Obsesinya tentang Dompak

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Seperti apa Dompak setidaknya tiga tahun mendatang? Akankah pusat pemerintahan Provinsi Kepri ini tetap seperti sekarang, bersolek lebih cantik, atau…

Di dua tahun kepemimpinannya, Gubernur Kepri H Nurdin Basirun masih tak ingin melupakan Dompak. Sore itu, 25 Mei 2018, Nurdin ingin mengitari perairan sekitar Dompak.

Salat ashar ditunaikannya di musala terdekat, lalu melanjutkan memantau perkembangan pembangunan yang ada. Mengapa ia selalu antusias setiap kali bicara soal Dompak, karena Gubernur memang ingin Dompak menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat Tanjungpinang.

“Daerah ini akan jadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di sektor pariwisata. Selain sebagai pusat pelayanan pemerintahan, di sini dibangun sport centre, islamic centre, kawasan wisata seperti wisata mangrove dan pantai yang bagus,” kata Nurdin.

Nurdin sadar pertumbuhan ekonomi di Kepri dalam beberapa waktu ini mengalami pelambatan. Namun, sejak awal 2018, ekonomi Kepri mulai tumbuh ke angka yang semakin baik. Ada peran seluruh elemen masyarakat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi itu.

Pertumbuhan ekonomi yang selama ini agak terganggu ini kata Nurdin memang disebabkan banyak faktor. Pemerintah berupaya sekeras mungkin untuk memperbaiki ini semua.

Dengan kerendahan hati, Nurdin mengharapkan peran seluruh elemen masyarakat dalam menjaga suasana Kepulauan Riau. Jika dilakukan kompak, pelan-pelan beberapa sektor yang berpotensi akan tumbuh semakin membaik. Terlebih industri pariwisata.

Sebuah keharusan, kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru untuk terus tumbuh di Kepri. Gunanya untuk mengimbangi Batam. Semua harus dimajukan sesuai karakter dan keunggulan daerah masing-masing.

Gubernur menyebut Bintan, yang terkenal dengan pariwisata mancanegara. Event yang diselenggarakan di kawasan ini selalu antre oleh peserta asing. Ada lagi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galangbatang, Lobam yang didorong menjadi pusat ekonomi off shore serta keberadaan bandara internasional harus segera ada.

Lingga dengan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata. Begitu juga Natuna dan Anambas. Karimun sendiri sudah menjadi kawasan industri perdagangan.

Tentu saja, perjalanan itu masih panjang. Dua tahun ini masih terlalu sedikit yang baru dilakukan. “Mohon maaf kalau semua keinginan masyarakat belum terpenuhi. Jangan ini kita jadikan perdebatan sehingga menguras tenaga untuk hal yang tidak bermanfaat,” kata Nurdin.

Benar adanya, saat ini pembangunan di Dompak dirasakan menjadi fokusnya. Karena Nurdin menginginkan Tanjungpinang memiliki wajah baru dan lebih dikenal oleh seluruh daerah lain. Selesai ini, perlahan lahan pembangunan akan bergerak ke tiap daerah di Kepri.

Memang, kata Nurdin, secara fisik baru tahun ini pembangunan dapat lakukan dengan maksimal.

Banyak penyelesaian yang dilakukan di awal awal setelah dilantik. Nurdin dilantik Presiden Jokowi pada 25 Mei 2016, untuk sisa masa jabatan 2016-2021 menggantikan almarhum H Muhammad Sani.

Dengan dana yang minim ini, kata Nurdin, semua harus betul betul terfokus untuk pembangunan infrastruktur. Karena itu, Nurdin selalu mengajak swasta dan BUMN memanfaatkan potensi Kepri untuk berinvestasi di bidang infrastruktur.

Salah satunya adalah pelabuhan. Karena Kepri ada visi unggul di bidang maritim. Keunggulannya apa kalau pelabuhannya belum mendukung. Kalau representatif, pelabuhan ini akan mendongkrak arus pelayaran. Itu otomatis. Tapi kalau pelabuhannya tak ada bagaimana kapal kapal berukuran besar mendatangi wilayah itu. Karena menghambat bongkar muat kapal. Kegiatan bongkar muat yang lama itu akan meningkatkan cost.

Menurut Nurdin, pihaknya ingin satu kapal melakukan bongkar muatnya cepat. Bukan dalam hitungan hari, tapi jam. Sekarang satu kapal ukuran 2.000 ton sampai 10 hari. Malah ada yang 300 ton sampai seminggu.

Nurdin dalam kunjungannya ke berbagai daerah di Kepri, terutama ibu kota kabupaten kota memang selalu memantau pelabuhan, baik untuk arus orang maupun barang. Dia mencontohkan Singapura yang ratusan ribu ton bisa selesai setengah hari bongkar muatnya.

Nurdin bersyukur Pelindo sudah menyampaikan komitmennya untuk membenahi beberapa pelabuhan di Kepri. Dengan pelabuhan yang bagus angkutan kapal akan datang sendiri. Karena mereka tahu waktu mereka tak akan merugi. Barang kalau ditumpuk di kapal terlalu lama akan rusak.

“Baru kita bicara unggul di bidang maritim,” kata Nurdin.

Investasi di bidang lain juga harus mempunyai daya tarik. Pemerintah terus mencari rumus bagaimana mempermudah masuknya investasi di Kepulauan Riau. Beberapa regulasi memang diminta ke pusat agar segala urusan semakin mudah.

Terlebih saat Presiden Joko Widodo merestui usulan proyek strategis yang diusulkan dalam pertemuan khusus akhir Februari lalu. Saat itu, Presiden Jokowi menegaskan agar para Menteri mem-follow up ini semua dan mencari aturan supaya investasi yang masuk dipermudah. Sehari setelah pertemua, Nurdin langsung melakukan road show ke sejumlah kementerian.

Ada tujuh proyek strategis yang mendapat restu Jokowi. Proyek-proyek itu adalah Pembangunan Jembatan Batam Bintan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh, KEK Galang Batang, KEK Pulau Asam, Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, Pengembangan dan Modernisasi Bandara Hang Nadim dan Pembangunan Batam LRT (Light Rapit Transit).

Beberapa proyek itu dalam progres yang menggembirakan. Menurut Nurdin, semua pembangunan yang dilakukan harus meningkatkan aktivitas ekonomi, mobilitas orang, kendaraan, barang dan jasa industri. Melalui pembangunan ini juga membangun martabat bangsa.

Menurut Nurdin, Kepri yang strategis ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jika dilkelola secara baik, pasti akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Tak ada alasan untuk bermalas-malasan demi peningkatan ekonomi Kepri dan nasional. Dalam perjalanan yang masih panjang ini, Nurdin terus berharap dukungan semua pemangku kepentingan. Demikian juga masukan-masukan dari masyarakat.

Visi sudah ditabuhkan pada genderang, perjuangan tidaklah semudah cerita-cerita epic atau film. Kritik dan saran, bagi Nurdin adalah sesuatu yang wajar. itu menandakan semua pihak ikut aktif mengawasi. Sudah sewajarnya orang lain memberikan pendapat.

“Karena Kepri milik bersama,” begitulah pemikiran Sang Gubernur.

Bunda Tanah Melayu telah digariskan sebagai visi, diakuinya masih banyak kekurangan yang harus diselesaikan. Bersama para pegawai di pemerintahan, para wakil rakyat, pemangku kepentingan serta seluruh masyarakat, Nurdin optimis hal itu akan tercapai. (mat)

Loading...