Eco Enzyme, Cairan Segudang Manfaat dan Cara Membuatnya

Loading...

Suarasiber.com – Eco enzyme berbentuk cairan yang merupakan hasil fermentasi bahan organik seperti buah dan sayur. Atau sampah dari buah-buahan dan sayuran.

Meski bahan bakunya dari sampah buah dan sayur, namun cairan ini memiliki segudang manfaat.

Manfaat eco enzyme antara lain sebagai pembersih di rumah tangga. Seperti untuk mencuci buah dan sayuran. Pembersih badan, bahkan lantai

Kemudian sebagai pengusir segala macam hama serangga di rumah. Juga sebagai penyegar ruangan.

Eco enzyme juga memberikan banyak manfaat di pertanian dan perkebunan. Karena cairan yang PH-nya sangat asam ini bisa dipakai sebagai pestisida dan pupuk.

Tentunya harus diperhatikan dosisnya untuk difungsikan sebagai antihama atau sebagai pupuk penyubur tanah.

Cairan supermultiguna ini bahkan mampu memberantas jamur patek, yang sangat ditakuti petani cabai. Dan sangat sulit diberantas.

Jamur patek yang sangat menular dan gampang menghancurkan tanaman cabai akan musnah olehnpenyemprotan rutin cairan eco enzyme dengan dosis yang tepat.

Tingginya keasaman eco enzyme ini (PH antara 2-4) akan membunuh jamur penyebab patek. Sekaligus bakteri yang menyertainya.

Keasaman pada cairan ini dihasilkan melalui proses fermentasi yang memerlukan waktu selama 3 bulan.

Dan, cairan yang dihasilkan bisa berwarna kecoklatan atau warna lainnya tergantung dari bahan baku yang digunakan.

Jika bahan bakunya dari limbah buah busuk atau sisa sampah sayuran (termasuk yang sudah dimasak), maka cairan eco enzyme yang dihasilkan bisa berwarna coklat.

Akan tetapi jika bahan bakunya menggunakan buah-buahan segar dan sayur segar, warna cairannya bisa lebih bening.

Pilihannya terserah Anda, jika ingin membuatnya sendiri. Yang pasti, apapun warnanya manfaatnya sama.

Hasil fermentasi yang berhasil akan menghasilkan aroma yang manis dan asam.

Salah satu penanda keberhasilan adalah munculnya jamur putih pada saat proses fermentasi dilakukan. Selain aroma asam manis yang kuat.

Sebaliknya, jika saat fermentasi ada aroma yang busuk dan muncul jamur hitam, maka proses fermentasinya dipastikan rusak.

Namun, kerusakan saat proses fermentasi berlangsung bisa diperbaiki dengan menambahkan larutan gula merah.

Bahan yang Dibutuhkan

Anda dan siapapun, baik laki-laki atau perempuan, juga anak-anak sekolah dengan mudah dapat membuat eco enzyme, cairan super yang punya segudang manfaat.

Pembuatannya sangat mudah dan dapat dilakukan di mana saja. Konsepnya adalah 10:3:1.

  • 10 liter air, utamakan air sumur atau air hujan atau air sisa buangan AC. Jika menggunakan air yang berkaporit, usahakan yang sudah diendapkan selama beberapa hari.
  • 3 Kg campuran buah-buahan dan sayuran yang dipotong kecil-kecil (bisa juga sisa kulit buah-buahan dan sisa sayuran). Bahan baku akan menentukan warna cairan eco enzyme nantinya.
  • 1 Kg gula merah (gula jawa, gula aren) atau molase.

Langkah Membuat Eco Enzyme

  1. Siapkan air 10 liter dan masukkan dalam wadah yang bisa ditutup sangat rapat. Seperti bekas galon air mineral, bekas kaleng cat dari plastik (biasanya ukuran 18 liter atau 20 liter). Bisa juga menggunakan tupperware ukuran di atas 10 liter.
  2. Potong buah-buahan dan sayur atau limbah buah dan sayur hingga sekitar seukuran jempol tangan orang dewasa. Bahan ini bisa seluruhnya terdiri dari buah-buahan seperti campuran nanas, semangka, jeruk dan lainnya. Jika menginginkan aroma manis dan asam yang kuat. Yang harus sangat diperhatikan adalah bahan baku buah, sayur atau limbah buah dan sayuran ini harus berjumlah 3 Kg!
  1. Gula menjadi bahan utama pada proses fermentasi ini beratnya adalah 1 Kg. Dan gula yang digunakan adalah gula merah atau gula jawa atau gula aren atau molase. Gula ini harus dicairkan dan sebaiknya menggunakan bagian air yang sudah disiapkan. Sehingga konsentrasinya tetap 10:3:1.

Setelah semua bahan disatukan dalam wadah (dari plastik) itu, simpan dalam suhu kamar atau di dalam rumah di tempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung.

Proses fermentasi akan berlangsung selama 3 bulan. Karenanya saat mulai disimpan sebaiknya diberi tanggal agar waktu panennya tercatat.

Tutup wadah penyimpanan harus dibuka setiap hari pada masa seminggu awal proses fermentasi. Untuk membuang gas yang dihasilkan saat proses fermentasi.

eco-enzyme-8676
Jamur putih yang muncul saat proses fermentasi menjadi tanda keberhasilan proses fermentasi. F syaiful

Jika tutupnya tidak dibuka, gas yang dihasilkan bisa mendesak dan membuat tutup wadah terbuka sendiri.

Itu sebabnya hindari wadah yang terbuat dari bahan kaca. Agar, wadahnya tidak meledak jika terjadi kelupaan membuka tutupnya setiap hari di minggu pertama.

Setelah seminggu pertama, tutup wadah bisa dibuka setiap 2 -3 hari sekali. Bahan yang mengapung saat proses fermentasi eco enzyme bisa diaduk saat membuka tutup itu.

Cara Penyimpanan

Setelah proses fermentasi selama 3 bulan cairan eco enzyme sudah bisa dipanen. Cairan yang disimpan di wadah fermentasi bisa dipindahkan ke dalam botol-botol yang lebih kecil.

Seperti ke botol bekas air mineral ukuran 1,5 liter, galon air ukuran 5 liter atau ke wadah lainnya yang mudah disimpan dan mudah dibuka tutup.

Eco enzyme hasil fermentasi bisa disimpan tanpa batas waktu.

Namun, cairan yang sudah dicampur dengan air biasa untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan, penyimpanannya hanya untuk seminggu.

Baca Juga: Nggak percaya jika alpukat jenis unggul bisa ditanam di lahan tandus?

Misalnya untuk digunakan sebagai pestisida pembasmi hama serangga di tanaman, dengan dosis 15 ml eco enzyme dicampur air 500 ml (setengah liter). Campuran ini harus dihabiskan dalam waktu 1 minggu.

Jika dalam seminggu belum habis, buat campuran baru lagi. Begitu juga jika digunakan sebagai sebagai pencuci piring atau tangan.

Ada banyak sekali manfaat eco enzyme dan pembuatannya juga sangat mudah. Siapapun bisa membuatnya. Yuk buat eco enzyme. (syaiful)

Editor Ady IP

Loading...