Alpukat Mentega dan Rahasia Menanamnya di Lahan Tandus

Loading...

Suarasiber.com – Alpukat miki adalah salah satu jenis alpukat mentega (daging buahnya berwarna kuning keemasan), yang cocok ditanam di dataran rendah, beriklim tropis cenderung panas dan tandus.

Alpukat mentega lainnya yang cocok ditanam di dataran rendah adalah alpukat aligator, alpukat kendil, alpukat kelud dan beberapa jenis lainnya.

Meski mampu tumbuh dan berkembang dengan baik di dataran rendah, namun tidak cukup hanya mengandalkan pupuk anorganik (kimia) saja. Apalagi di lahan tandus yang minim unsur hara makro dasar, yakni nitrogen, posfor, kalium (NPK).

Dan umumnya lahan tandus juga sangat keras dan sulit digemburkan dengan cangkul konvensional.

Walau demikian, lahan tandus bukan tidak mungkin untuk diolah menjadi lahan pertanian. Khususnya, untuk perkebunan tanaman keras seperti alpukat mentega.

Foto – syaiful

Dengan catatan harus ada sumber air, untuk melakukan penyiraman rutin di awal masa penanaman bibit alpukat.

Kenapa alpukat? Karena bisa dipanen dua kali atau lebih dalam setahun. Dan, nilai ekonomisnya stabil. Selain, usia buah setelah panen lebih panjang.

Memang agak repot dan lebih mahal dibandingkan dengan menanam alpukat di lahan yang subur atau semi subur.

Cara ini berdasarkan pengalaman penulis menanam alpukat di lahan tandus yang mengandung bauksit di Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

I. Persiapan Lahan

  1. Gali lubang dengan kedalaman 1 meter lebar 1 meter. Jauh lebih dalam dibandingkan syarat standar, yakni dalam 40 cm dan lebar 40 cm. Jarak antar lubang minimal 7 meter. Karena kerasnya tanah tandus berbauksit maka penggalian bisa dilakukan dengan bantuan alat berat, beko. Namun, bisa saja dengan cangkul atau garpu tanah. Tapi lebih berat kerjanya.
  2. Setelah digali, biarkan lubang itu terpapar sinar matahari langsung atau hujan minimal sekitar 2 minggu. Sembari menunggu waktu lubang itu terpapar panas selama 2 minggu, siapkan media untuk mengisi lubang itu nantinya. Sekaligus, mulai menempatkan bibit alpukat yang akan ditanam terpapar sinar matahari langsung. Agar, tidak stres saat ditanam. Media tanam yang digunakan terdiri dari campuran tanah, kompos atau pupuk kandang yang sudah matang, pecahan arang kayu bakar. Masing-masing dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian, kapur tanah atau dolomit sekitar 2 genggam tangan orang dewasa. Kapur dolomit berperan penting untuk menaikkan PH tanah bauksit yang asam.
  3. Setelah dua minggu lubang untuk menanam bibit alpukat mentega bisa diisi dengan media tanam yang sudah disiapkan. Sebelum media tanam dimasukkan ke lubang, taburkan lebih dulu furadan sekitar 15 gram. Untuk mencegah kemungkinan adanya serangan rayap pohon. Karena, tanah bauksit termasuk jenis lahan yang disukai oleh rayap.

II. Persiapan Bibit

Setelah lubang untuk menanam alpukat mentega diisi dengan media tanam, biarkan dalam waktu sekitar dua hingga tiga minggu. Setelah itu barulah ditanamkan bibit alpukat.

  1. Mengingat lahan tandus berbauksit umumnya berada di dataran rendah. Maka, jenis bibit alpukat yang akan ditanam harus yang sesuai untuk dataran rendah. Ada beberapa jenis alpukat mentega yang cocok untuk dataran rendah. Antara lain jenis miki, aligator, kendil dan lainnya.
  1. Usahakan untuk menanam bibit yang berasal dari hasil sambung pucuk. Selain berbuah cepat di usia 2 – 3 tahun juga karena memiliki akar tunggang dari pohon indukan. Akar yang diharapkan mampu menembus kerasnya tanah bauksit atau lahan tandus lainnya.
  1. Bibit jenis alpukat yang cocok untuk dataran rendah itu sudah dibiarkan minimal dua minggu terpapar panas matahari langsung.

III. Penanaman Alpukat Mentega

Penanaman bibit di lahan yang sudah disiapkan bisa dilakukan pada pagi hari di bawah pukul 09.00. Atau sore hari di atas pukul 16.00.

Setelah bibit tanaman alpukat ditanam langsung dilakukan penyiraman dengan air minimal sebanyak 20 liter.

IV. Perawatan Alpukat Mentega

Setelah ditanam, bibit tanaman alpukat mentega harus terus disiram setiap hari minimal 1 kali. Penyiraman bisa dilakukan pagi atau sore hari, kecuali hujan.

Pemupukan pertama dilakukan setelah usia 1 bulan setelah tanam. Pemupukan pertama bisa dilakukan dengan pupuk NPK sebanyak 15 gram yang ditabur di sekitar batang.

Pemupukan selanjutnya dilakukan 2 minggu kemudian dengan menggunakan pupuk kotoran hewan (kohe) yang sudah difermentasi.

Siramkan pupuk organik cair (POC) dari kohe itu di sekitar batang dengan jumlah sekitar 500 ml.

Untuk hasil yang lebih baik gunakan POC yang difermentasi dengan Effective Microorganism-4 (EM4).

EM4 adalah inokulan campuran mikroorganisme untuk mempercepat pematangan pupuk organik dalam proses dekomposisi bahan organik.

Foto – syaiful

Gunakan pupuk kompos di masa pemupukan ketiga yang dilakukan dua minggu setelah pupuk cair. Tebarkan pupuk kompos secukupnya di sekitar tanaman.

Pemupukan keempat atau dua minggu setelah itu kembali menggunakan NPK seperti di awal. Lakukan rutin hingga tiga bulan.

Setelah itu hentikan dan pemupukan baru dilanjutkan setelah enam bulan kemudian. Lakukan rutinitas seperti di awal dengan NPK, kompos dan pupuk cair (POC).

Untuk menjaga kelembaban tanah di samping untuk menjamin tanaman tetap mendapat nutrisi, tempatkan satu kantong pupuk kandang yang sudah matang di sebelah barat tanaman.

Baca Juga: Rahasia Menanam Alpukat di Lahan Bauksit dan Tandus

Baca Juga: Cara Jitu Menanam Durian dan Alpukat yang Berbuah Lebat di Tanah Tandus Berbauksit

Jika tumbuh gulma di dalam kantong pupuk itu, balikkan kantongnya. Jangan lupa selalu membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar bibit alpukat tersebut.

Dengan perawatan yang rutin seperti disebut di atas, maka pohon alpukat mentega yang ditanam di lahan tandus akan mulai berbuah di usia 2 tahun. (syaiful)

Loading...