Rahasia Menanam Bibit Alpukat di Lahan Bauksit dan Tandus

Loading...

Suarasiber.com – Mendengar kalimat menanam di lahan tandus yang mengandung bauksit saja, sudah membuat lemah semangat bertanam.

Apalagi, menanam tanaman keras unggulan seperti alpukat di lahan tersebut.

Lahan bauksit umumnya bersifat asam dengan PH sekitar 5. Selain itu, unsur hara makro dasar, yakni nitrogen, posfor, kalium (NLK) yang sangat rendah.

Tak cuma itu saja, lahan bauksit juga sangat keras dan sulit digemburkan dengan cangkul konvensional.

Walau demikian, lahan bauksit bukan tidak mungkin untuk diolah menjadi lahan pertanian. Khususnya, untuk perkebunan tanaman keras seperti alpukat.

Dengan catatan harus ada sumber air, untuk melakukan penyiraman rutin di awal masa penanaman bibit alpukat.

Kenapa alpukat? Karena bisa dipanen dua kali atau lebih dalam setahun. Dan, nilai ekonomisnya stabil. Selain, usia buah setelah panen lebih panjang.

Akan tetapi mengingat karakter tanah bauksit seperti disebutkan di atas, perlu sejumlah perlakuan agar tanaman alpukat bisa tumbuh dan subur.

Memang agak repot dan lebih mahal dibandingkan dengan menanam alpukat di lahan yang subur atau semi subur.

Cara ini berdasarkan pengalaman penulis menanam alpukat di lahan bauksit di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. 

I. Persiapan Lahan

1. Gali lubang dengan kedalaman 1 meter lebar 1 meter. Jauh lebih dalam dibandingkan syarat standar, yakni dalam 40 cm dan lebar 40 cm. Jarak antar lubang minimal 7 meter.

Karena kerasnya tanah bauksit penggalian bisa dilakukan dengan bantuan alat berat, beko. Namun, bisa saja dengan cangkul atau garpu tanah. Tapi lebih berat kerjanya.

Setelah digali, biarkan lubang itu terpapar sinar matahari langsung atau hujan minimal sekitar 2 minggu.

2. Sembari menunggu waktu lubang itu terpapar panas selama 2 minggu, siapkan media untuk mengisi lubang itu nantinya.

Sekaligus, mulai menempatkan bibit alpukat yang akan ditanam terpapar sinar matahari langsung. Agar, tidak stres saat ditanam.

Media tanam yang digunakan terdiri dari campuran tanah, kompos atau pupuk kandang yang sudah matang, pecahan arang kayu bakar. Masing-masing dengan perbandingan 2:1:1.

Kemudian, kapur tanah atau dolomit sekitar 2 genggam tangan orang dewasa. Kapur dolomit berperan penting untuk menaikkan PH tanah bauksit yang asam.

3. Setelah dua minggu lubang untuk menanam bibit alpukat bisa diisi dengan media tanam yang sudah disiapkan.

Sebelum media tanam dimasukkan ke lubang, taburkan lebih dulu furadan sekitar 15 gram. Untuk mencegah kemungkinan adanya serangan rayap pohon.

Karena, tanah bauksit termasuk jenis lahan yang disukai oleh rayap. 

II. Persiapan Bibit

Setelah lubang untuk menanam alpukat diisi dengan media tanam, biarkan dalam waktu sekitar dua hingggma tiga minggu. Setelah itu barulah ditanamkan bibit alpukat.

1. Mengingat lahan bauksit umumnya berada di dataran rendah. Maka, jenis bibit alpukat yang akan ditanam harus yang sesuai untuk dataran rendah.

Ada beberapa jenis alpukat mentega yang cocok untuk dataran rendah. Antara lain jenis miki, aligator dan kendil.

2. Usahakan untuk menanam bibit yang berasal dari hasil sambung pucuk. Selain berbuah cepat di usia 2 – 3 tahun juga karena memiliki akar tunggang dari pohon indukan.

Akar yang diharapkan mampu menembus kerasnya tanah bauksit atau lahan tandus lainnya.

3. Bibit jenis alpukat yang cocok untuk dataran rendah itu sudah dibiarkan minimal dua minggu terpapar panas matahari langsung.

III. Penanaman

Penanaman bibit di lahan yang sudah disiapkan bisa dilakukan pada pagi hari di bawah pukul 09.00. Atau sore hari di atas pukul 16.00.

Setelah bibit tanaman alpukat ditanam langsung dilakukan penyiraman dengan air minimal sebanyak 20 liter. 

IV. Perawatan

Setelah ditanam, bibit tanaman alpukat harus terus disiram setiap hari minimal 1 kali. Penyiraman bisa dilakukan pagi atau sore hari, kecuali hujan.

Pemupukan pertama dilakukan setelah usia 1 bulan setelah tanam. Pemupukan pertama bisa dilakukan dengan pupuk NPK sebanyak 15 gram yang ditabur di sekitar batang.

Pemupukan selanjutnya dilakukan 2 minggu kemudian dengan menggunakan pupuk kotoran hewan yang sudah difermentasi dengan EM4 atau yang lainnya. Siramkan pupuk cair itu di sekitar batang dengan jumlah sekitar 500 ml.

Gunakan pupuk kompos di masa pemupukan ketiga yang dilakukan dua minggu setelah pupuk cair. Tebarkan pupuk kompos secukupnya di sekitar tanaman.

Pemupukan keempat atau dua minggu setelah itu kembali menggunakan NPK seperti di awal. Lakukan rutin hingga tiga bulan.

Setelah itu hentikan dan pemupukan baru dilanjutkan setelah enam bulan kemudian. Lakukan rutinitas seperti di awal dengan NPK, kompos dan pupuk cair.

Untuk menjaga kelembaban tanah di samping untuk menjamin tanaman tetap mendapat nutrisi, tempatkan satu kantong pupuk kandang yang sudah matang di sebelah barat tanaman.

Jika tumbuh gulma di dalam kantong pupuk itu, balikkan kantongnya. Jangan lupa selalu membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar bibit alpukat tersebut. (mat)

Loading...