Cerita Haji, Indo Hanna Sembuh dari Stroke dan Bisa Berjalan Lagi Usai Minum Air Zamzam

Loading...

Suarasiber.com – Air Zamzam telah melahirkan cerita mengharukan di haji tahun ini yang dialami salah satu jamaah haji bernama Indo Hanna, asal Bone, Sulawesi Selatan.

“Oooh, Puang! tarima kasi’ wae Zamzam pabbura loppota, pajani lasakku ko Tana Marajata’. (Ya, Alllah terima kasih obat air Zamzam, Mukjizat ini. Aku sembuh di Tanah Suci-Mu), itulah ungkapan syukur Indo Hanna (79 tahun) dalam bahasa Bugis, kepada rekan sekamar di 606, Hotel Ruwabi Muna (308), Sektor Syisyah, Mekkah, Rabu (14/6/2023) pagi.

Ungkapan itu spontan dari lidah Indo Hanna, setelah kembali bisa melafazkan kata, dan berjalan lagi, setelah tiga hari rutin meminum air Zamzam dari Masjidil Haram, Mekkah Almukkaramah.

Dua pekan sebelum masuk Asrama Haji Sudiang, Makassar, sekitar 190 km dari kampung halamannya, Indo Hanna, terserang stroke ringan, akhir Mei 2023 lalu. Waktu naik bis dari Lapri ke Sudiang (embarkasi haji Makassar), Indo Hanna sudah didorong pakai kursi roda.

Selain tak bisa berjalan, dan menggerakkan dua pergelangan tangannya, mulut Indo Hanna, juga tak bisa terbuka. Tim dokter kloter dan klinik kesehatan haji di Asrama Haji Sudiang, mengidentifikasi Indo Hanna mengalami gangguan sementara aliran darah ke otak.

Mereka, tiba di Mekah, Ahad (10/6/2023) dini hari. Setelah umrah qudum, thawaf dan sai, Indo Hanna, dalam pendampingan melekat KBIH dan tetangga serombongan. Karena kondisi fisik dan keterbatasan pendamping pendorong kursi roda, Hanna tak dibiarkan menunaikan salat jemaah lima waktu di Masjidil Haram.

Selama tiga hari dia berdiam diri di kamar 606. “Panitia pilih melarang ke Haram, tapi dia selalu minta dibawakan air Zamzam dari Haram,” kata Kiai Arief Arfah LC, pembimbing ibadah kloter.

Saban hari, sejak Senin Hanna rutin meminum air Zamzam, bawaan rekan sekamarnya. Kadang juga dia membasuh tangan, lengan, muka dan kaki, laiknya berwudu, dengan air Zamzam. Mukjizat Zamzam itu, muncul pada Rabu, 14 Mei 2023, di waktu Syuruq.

Sungguhpun tidak sebanding dengan Siti Hajar, perjuangan tetaplah memiliki sisi heroik sesuai dengan masa dan peristiwanya. Penyelenggaraan haji kali ini dengan jumlah lansia dan risti lebih dari 30 persen, dipenuhi dengan ragam cerita nestapa yang menyentuh rasa kemanusiaan kita.

Bagi lansia dan risti berpendamping keluarga bisa jadi tak begitu masalah. Yang tidak mampu melaksanakan rukun haji pun bisa dibadalkan oleh tim yang secara khusus disiapkan oleh Kementerian Agama.

Sekalipun begitu, selain jumlah tim tidak sebanding dengan jumlah lansia dan risti, sebagian besar dari mereka menginginkan pengalaman spiritual secara langsung sekali seumur hidupnya, walau harus menggunakan kursi roda atau digendong.

Melaksanakan Thowaf dan Sa’i sambil menggendong lansia dan risti, dengan beban yang tidak ringan di tengah himpitan gerakan ratusan ribu jemaah haji dari seluruh penjuru dunia, tentunya tidak mudah dan melelahkan.

Energi positif ibadah haji dan umrah sungguh mengagumkan dan luar biasa. Ratapan pilu kesedihan, seketika berubah menjadi ratapan kebahagiaan. Janji Allah yang menyediakan tempatnya di syurga kelak bagi muslim yang menunaikan ibadah haji dan umrah, telah meniadakan ruang-ruang negatif sesama jemaah dan panitia. Penyelenggaraan ibadah haji, telah menambah sikap simpati dan empati dengan penuh rasa manusiawi. (***/khaeroni)

Editor Ady Indra P

Loading...