Warga Tanjungpinang Ini Harus Gugurkan Kandungan Akibat Kanker, Mari Kita Bantu

Loading...

Suarasiber.com – Vonis kanker sudah membuat Maisyarah (26), wanita asal Tanjungpinang, Kepulauan Riau sedih.

Kesedihannya bertambah saat ia dianjurkan untuk menggugurkan kandungan karena penyakitnya itu. Maisyarah menjalani kemoterapi sebagai bagian pengobatan. AWalnya ia tak menyadari jika tengah hamil 4 bulan.

Melansir detik.com, Senin (22/5/2023), saat ini Maisyarah dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta, setekah dirujuk dari Kota Tanjungpinang. Selama menjalani pengobatan, ia tinggal di Rumah Singgah milik Provinsi Kepri.

Pertama, Maisyarah berangkat sendiri ke Jakarta. Belakangan suaminya menyusul untuk mendampinginya, dan saat itulah baru ketahuan jika wanita ini menderita Kanker Nasofaring Stadium 2.

“Sebenarnya gak mau gugurin, cuman ya harus ikhlas. Kalau gak, siapa yang mau rawat juga,” pungkas Maisyarah kepada tim berbuatbaik.id di Rumah Singgah, bilangan Jakarta Pusat.

Keputusan untuk menggugurkan kandungan demi menjalani kemoterapi bukan hal yang mudah. Apalagi sejak anaknya saat ini tak mau bicara dengan dirinya.

“Ya, pusing karena belum pernah kejadian sebelumnya, jadi kaget aja. Ga kepikiran gimana, jadi ya jalanin aja. Waktu sakit (anak) gak mau ngomong, mungkin karena sedih,” cerita sang suami, Rafli.

Setelah menjalani serangkaian kemoterapi di RSCM Jakarta, dokter memutuskan memasang selang di hidung Maisyarah untuk makan dan minum. Selain itu, ia juga harus menggunakan trakeostomi di lehernya untuk membantunya bernapas.

Usai penanganan medis, Maisyarah harus kembali ke Tanjungpinang, mengurus anaknya semata wayang yang masih duduk di bangku SD. Masiyarah sendiri sudah tak mampu lagi berbicara.

Seaakan tiada akhir, tiba-tiba ditemukan kembali benjolan di getah beningnya. Maisyarah pun kembali lagi ke Jakarta untuk kontrol ke dokter. Ia kembali tinggal di rumah singgah. Saat itu juga Maisyarah mulai direhabilitasi dan menjalani terapi wicara setelah selama 2 tahun tak bisa berbicara.

Selama tinggal di rumah singgah, mereka mendapat bantuan biaya dari Pemda untuk kebutuhan sehari-hari. Maisyarah pun tidak sendiri karena kini suaminya telah menemaninya di Jakarta. Suami Maisyarah adalah pekerja serabutan dengan penghasilan tak tentu.

Tidak semua ditanggung BPJS, seperti selang yang perlu rutin diganti setiap sebulan sekali dan juga alat pernapasan trakeostomi. Maisyarah pun membutuhkan susu khusus untuk sumber gizi.

Maisyarah jelas merindukan anaknya di Tanjungpinang. Maisyarah membutuhkan bantuan orang-orang yang baik hati. Untuk membantunya, bisa melalui berbuatbaik.id. Semua donasi yang diberikan akan sampai ke penerima 100 persen tanpa ada potongan. (***/machfut)

Editor Ady Indra P

Loading...