Teknologi Digital Terbukti Tekan Penebangan Liar dan Ciptakan Tata Kelola Lahan Berkelanjutan

Loading...
  1. Teknologi AI untuk Deteksi Dini Penebangan Liar

Salah satu teknologi yang digunakan untuk membantu upaya pencegahan kerusakan hutan adalah teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Teknologi ini digunakan untuk menangkap suara-suara terkait kegiatan pengrusakan hutan, misalnya penebangan pohon secara liar (illegal logging) dan perburuan ilegal. Teknologi ini akan memilah jenis suara, di antaranya suara kendaraan, suara penebangan, suara tembakan; kemudian dikirimkan dalam bentuk notifikasi.

Dengan kecerdasan penangkapan suara ini, maka aparat keamanan bisa mendeteksi lebih tepat kegiatan para penebang liar.

Tim RFCx menjelaskan cara kerja guardian kepada LPHD Pakan Rabaa Timur. Foto – Dokumentasi Warsi

Teknologi ini dinamakan ‘Guardian’, sebuah aplikasi teknologi digital yang diinisiasi oleh lembaga non-profit Komunitas Konservasi Indonesia Warung Informasi Konservasi (KKI Warsi) bekerja sama dengan National Committee of the Netherlands (IUCN), sebuah lembaga perserikatan dari Belanda yang bergerak di bidang konservasi dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

Melalui bantuan IUCN, KKI Warsi berhasil dipertemukan dengan lembaga non-profit asal Amerika Serikat, RFCX Rainforest Connection, yang kemudian mengembangkan alat analisa bioakustik tersebut.

“KKI Warsi mulai menggunakan Guardian sejak tahun 2018. Alat ini membantu masyarakat di sekitar hutan nagari yang sudah melakukan praktik pengamanan dan perlindungan hutan sejak dahulu. Sejauh ini, terdapat 26 titik instalasi Guardian di area resmi pengawasan masyarakat seperti area hutan nagari Sumpur Kudus Sijunjung, Sumatera Barat,” kata Riche Rahma Dewita, Koordinator Program KKI-Warsi.

Aplikasi Guardian bisa diunduh di smartphone untuk kemudian menangkap dan mentransmisikan suara yang muncul di hutan. Smartphone ini lalu dikombinasikan dengan papan sirkuit cetak atau logic board, kotak tahan cuaca, solar panel sebagai daya listrik, dan antena direksional.

Mikrofon juga disertakan agar bisa menangkap suara sampai sejauh 1,5 km. Alat ini dipasang di puncak kanopi hutan atau dedaunan pohon-pohon tropis dengan ketinggian yang seringkali bisa mencapai 30 meter.

Data suara yang tertangkap ini lalu dikirimkan melalui streaming ke server cloud untuk dianalisa menggunakan model AI pendeteksi suara, khususnya suara alat tebang pohon, kendaraan, suara manusia, dan bahkan tembakan-tembakan.

Secara teknis, alat ini masih bergantung kepada jaringan seluler internet. Dengan demikian, alat ini hanya bisa dipasang di wilayah yang berada di ketinggian yang cukup untuk menangkap jaringan seluler internet.

Suara yang ditangkap akan dihimpun dan bisa diakses menggunakan aplikasi RFCX Ranger yang bisa diunggah di Google Play Store.

Ketika AI pendeteksi suara mengidentifikasi sebuah suara tertentu, maka tim KKI Warsi akan mengecek dan melakukan verifikasi suara.

Jika terverifikasi sebagai kegiatan perusakan hutan, maka tim akan menghubungi Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) untuk melakukan patrol di tempat kejadian
.
“Sebelum ada Guardian, kami memerlukan waktu setengah hari, sejak suara terdeteksi hingga verifikasi dan patroli. Sekarang, waktu yang dibutuhkan jauh lebih pendek, sehingga lebih efektif, sekaligus membuat jera para pelaku illegal logging,” ujar Yudi Fernandes, Koordinator Unit KKI-Warsi.

Ketua Lembaga Pengelolaan Hutan Nagari Sumpur Kudus, Syarifuddin mengatakan, “Sejak alat ini dipakai di tahun 2018, maka sudah tidak ada lagi penebangan dalam skala besar yang kami temukan. Meskipun masih ada kasus penebangan kayu kecil (dua sampai tiga batang pohon), tapi kasusnya bisa diselesaikan secara adat. Alat Guardian ini sangat membantu petugas parimbo yang bertugas mengawasi sekitar 3.828 hektar hutan nagari Sumpur Kudus.”

Loading...