Homestay di Desa Wisata Gerupuk, Mandalika, Dipastikan Siap Jelang MotoGP

Loading...

Suarasiber.com – Homestay Desa Wisata Gerupuk, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berdekatan dengan MotoGP Mandalika Circuit dipastikan siap disewa menjelang MotoGP mendatang.

Kepastian ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat meninjau lokasi, Sabtu (16/1/2022).

Kunjungan Sandiaga ini guna mempersiapkan seluruh aspek pariwisata dan ekonomi kreatif menjelang perhelatan MotoGP Mandalika yang rencananya akan digelar pada Oktober tahun ini.

Sandi menilai homestay di Desa Wisata Gerupuk merupakan salah satu pembangunan infrastruktur yang berkeadilan. Disebutnya demikian karena menyediakan fasilitas rumah swadaya, yang pembangunannya melibatkan pemberdayaan masyarakat.

“Jadi, masyarakat ikut serta bersama-sama dalam mendesain kemudian membangun dan tentunya memperoleh manfaat dari hal tersebut,” ujarnya dalam rilis resmi.

Program homestay merupakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) atau yang biasa dikenal dengan program bedah rumah.

Pada 2020 program ini ditingkatkan untuk menunjang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Lombok, NTB, yang merupakan salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.

Homestay ini menyasar pasar milenial kelas menengah yang ingin menikmati keindahan Mandalika, tapi tidak memiliki budget yang cukup untuk penginapan bintang lima.

Dengan harga satu kamarnya Rp250.000/malam sudah termasuk sarapan, wifi, dan listrik, Sandiaga merasa harga tersebut cukup terjangkau.

Ia berencana akan menginap semalam di homestay bersama Gubernur NTB sebelum MotoGP dimulai. Sandi pun mendorong penggunaan platform digital. Sandiaga berencana akan memberikan fasilitasi terkait digitalisasi dan virtualisasi guna mempromosikan homestay ini.

Sementara itu Direktur Rumah Swadaya KemenPUPR K.M. Arsyad menjelaskan dalam pembangunan rumah ini pihaknya tidak meninggalkan nuansa lokal. Dimana konsep desainnya berdasarkan ruang tradisional Lombok, ada sesangkok, jadi kalau ingin masuk ke dalam rumah harus menunduk terlebih dahulu untuk memberikan penghormatan.

Kemudian bentuk atap stilasi yang juga mengadopsi nuansa lokal. Konsol dibuat lebih rendah sebagai filosofi rumah adat Sasak tentang bagaimana tamu menghargai privasi pemilik rumah.

“Di samping homestay, kami juga melakukan pengembangan rumah untuk meningkatkan kualitas agar menjadi rumah layak huni. Jadi, langsung memperoleh dua fungsi, pertama pariwisata dan kedua rumah layak huni,” jelas Ardya.

KementerianPUPR sampai sejauh ini juga telah membangun 300 unit Rumah Swadaya di Lombok.

Hadir dalam kunjungan ini Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Sungkari, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, dan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara Satu KemenPUPR Rini Dyah Mawarty. (mat)

Loading...