Bandara Tambelan Susah Payah Dibangun, Penamaannya Dinilai Asal-asalan

Loading...

BINTAN (suarasiber) – Penetapan nama Bandara Tambelan di DPRD Bintan terkesan sambil lalu dan terburu-buru. Sehingga menuai kritik dari warga dan dari anggota dewan sendiri.

Bahkan, penetapannya nama Bandara di Tambelan yang dibangun dengan dana APBN itu, tidak dibahas khusus. Tapi ditumpangkan di kegiatan rapat Paripurna Anggaran Perubahan 2020.

Saat itulah nama Kandil Bahar, sebagai calon nama Bandara di Tambelan disebutkan. Dua nama lainnya tak disebutkan dan anggota dewan lainnya diminta tandatangan.

Tidak ada penjelasan kenapa nama Kandil Bahar, yang ditetapkan. Apalagi, penjelasan ilmiah.

“Saya juga kaget mengapa langsung muncul satu nama. Padahal, ada usulan nama lain yang tidak dijelaskan di depan anggota DPRD secara ilmiah. Karena tidak beres, saya keluar ruangan tak mau teken,” ujar Najib, Ketua Komisi III DPRD Bintan kepada wartawan.

Menurutnya, harusnya di setiap keputusan DPRD dilaksanakan melalui kajian ilmiah. Tak menelan mentah mentah usulan dari masyarakat.

“Kalau ini saya lihat tidak ada pembahasan tapi tiba tiba langsung ke satu nama. Itu tidak benar namanya dan cacat administrasi.

Bahkan anggota DPRD yang hadir saja tidak tahu apa maksud Kandil Bahar karena memang tak ada penjelasan sebelumnya,” tukas Najib.

Kandil Bahar, adalah sebuah cerita rakyat atau dongeng. Yang tidak terkait dengan sejarah kejayaan atau kebesaran Tambelan.

“Sekedar masukan kepada Pak Bupati, sebaiknya memberikan nama Bandara Tambelan perhatikan juga data data ilmiah dan catatan sejarah,” ujar Robby Patria, mahasiswa S3 asal Tambelan.

“Saye kire aspirasi masyarakat sah-sah saja. Tapi argumen dasarnya harus dipertimbangkan dengan rasional.

Memenuhi syarat gak sebagai bahan pertimbangan kalau hanya berdasar kisah kisah dari cerita rakyat setempat,” jelas Robby.

Lebih Baik Gunakan Nama Tambelan

Menurut Robby, bupati maupun DPRD Bintan sebaiknya menggunakan nama yang sudah tercatat dalam sejarah melalui proses ilmiah. 

Robby menambahkan kalau nama bandara itu nama tempat, ya nama Tambelan lebih baik dari Kandil Bahar. Karena nama Kandil bahar tak dapat dijelaskan secara ilmiah. 

“Berdasarkan pada katanya, katanya. Masa’ nama bandara berdasarkan katanya katanya dan atau dongeng. Karena catatan sejarah oleh siapa penulisnya belum ditemukan siapa yang menyebut nama Kandil Bahar? Dari mana asal Kandil Bahar? Cahaya dari mana? Bagaimana cahaya itu?” imbuhnya lagi.

Ditambahkannya, jika ingin nama-nama orang setara internasional, bisa nama Sultan Abdullah Muahaiyat Syah. Yang tercatat dalam sejarah Melayu Riau, Johor Malaka, Indonesia. Sultan Johor termasyhur keturunannya menjadi menjadi Sultan Johor.

“Kalau mau nama tokoh, ya Adnan Kasim. Tokoh nasional, pejuang dan memiliki rekam jejak di tiga provinsi Kepulauan Riau, Riau dan Jambi,” tukasnya.

Karenanya, Robby mengusulkan agar nama Kandil Bahar tidak diajukan ke Kementerian Perhubungan.

Dia juga mina sebelum diajukan ke Kementerian Perhubungan, sebaiknya diadakan dengar pendapat dengan yang paham sejarah.

“Biar kita tak dianggap tak memahami sejarah,” tukasnya. (mat) 

Loading...