Ini Tokoh Penting di Balik Takluknya Covid-19 di Aceh

Loading...

Dari penjelasan singkat Taufik ini, tergambar jelas peran penting ulama dalam penanganan virus corona. Tapi, ulama yang tidak dekat dengan pemerintah.

“Kalau ulama dari luar yang didengar (dihargai, red) di Aceh, adalah UAS (Ustaz Abdul Somad),” tegas Taufik.

Melalui penelusuran di google, ulama memang memegang penting di pemerintahan dan masyarakat di Aceh.

Hal itu sudah terjadi sejak ratusan silam. Sejak era kerajaan. Seperti di Kerajaan Samudera Pasai sekitar tahun 1345.

Selain Hamzah Fansuri, ada sejumlah ulama Aceh yang terkenal ke seantero nusantara.

Dan, sangat berpengaruh, dalam artian apa yang disampaikannya diikuti oleh masyarakat.

Di antaranya, Shamsuddin al-Sumaterani (1693), Nuruddin ar-Raniri (1658), Abdul Rau’f al-Sinkili (1693) dan Yusuf al-Makassari.

Pada abad 18 muncul Abd. Samad al-Falimbani dan Syekh Daud al-Fatani. Sebagaimana dirilis dari historia.id.

Berkat peran ulama juga, Aceh menjadi daerah di Tanah Air yang paling sulit dikalahkan pemerintah kolonial Belanda.

Belanda pun hanya bisa berkuasa sekitar 30 tahun di Aceh atau dari sekitar 1913 -1943. Itu pun tidak pernah benar-benar berkuasa. Karena rakyat Aceh terus bergerilya memerangi Belanda.

Rakyat Aceh ikhlas berperang melawan penjajah Belanda hingga ke titik darah penghabisan. Perang panjang yang berlangsung hingga sekitar setengah abad.

Inilah perang terlama dan termahal dalam sejarah penjajahan kolonialisme Belanda di Indonesia. Di daerah lain, umumnya perang berlangsung dalam beberapa tahun.

View this post on Instagram

Bundaran Lambaro Malam ini #dirumahaja #bekjaksaho

A post shared by Info Corona Aceh (@infocoronaaceh) on

Pemerintah Belanda, akhirnya harus mengirim Christiaan Snouck Hurgronje untuk belajar Islam ke Arab.

Setelah itu, Snouck Hurgronje menggunakan keahliannya di Perang Aceh. Termasuk, kebijakan kolonial Belanda setelah memenangi perang itu.

Belanda akhirnya memang bisa memenangi Perang Aceh. Tapi, hanya berkuasa singkat. Dan, harus berakhir sangat tragis di tahun 1942.

Di sejumlah daerah di Tanah Air, Belanda bisa bercokol hingga sekitar tahun 1949. Di Aceh, Belanda tidak pernah datang lagi sejak kabur di tahun 1942.

Pemerintah kolonial Belanda dan pandemi Covid-19, menjadi bukti pentingnya peran ulama dalam kehidupan masyarakat Aceh. (mat)

Loading...