Perjuangan Si Kerdil Jadi Guru Ini Begitu Menginspirasi

Loading...

Tempatnya mengadu ialah Kacabdis Tanjunguban yang dijabat Faizal. Lalu Ruswati dipindahkan tugasnya ke sebuah SD di Teluksasah, dan tinggal di rumah dinas guru.

Sekolahnya belum dialiri listrik, sehingga ia ditemani ayahnya selama seminggu. Untuk mendapatkan air harus berjalan cukup jauh. Kala itu murid sekolah tempatnya mengajar hanya 30 orang.

Ruswati takut luar biasa saat ayahnya harus kembali ke Tanjungpinang, menemani mamaknya berjualan di warung. Malam hari adalah waktu yang terasa begitu panjang, apalagi ia menyadari kondisi tubuhnya.

Saat pagi akhirnya tiba, cobaan Ruswati belum berakhir. Justru anak-anak berteriak memanggilnya guru kok kecil, guru kuntet (kerdil) dan sebagainya. Namun hari berikutnya ia nyaman mengajar, bahkan sore harinya membantu mengajar di sebuah TPA.

ruswati sag 1
Perjuangannya untuk menjadi seorang pendidik bisa menjadi penebar semangat bagi generasi muda zaman now. Foto – dok ruswati

Tiga tahun kemudian, Ruswati ikut tes sebagai pengajar di Pondok Pesantren Madani Ceruk Ijuk, Bintan dan diterima. Ia menjadi guru asuh tahun 2006 sampai 2011.

Kekurangan fisik telah melahirkan begitu banyak tempaan bagi Ruswati. Ia hadapi semuanya dengan ikhlas. Ia bahkan aktif di kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Kecamatan Toapaya. Jabatannya sekretaris.

Ruswati juga didapuk di Seksi Pengembangan Organisasi, Adminsitrasi Sarana dan Prasarana KKG PAI Provinsi Kepulauan Riau. Baginya, ia harus aktif dan bekerja dengan baik. Pada tahun 2011 ia menjadi pemenang pertama Lomba Guru PAI SD tingkat Kabupaten Bintan.

Di tahun yang sama ia juara tiga Lomba Guru PAI SD tingkat Provinsi Kepulauan Riau.

Bukan kerdil sembarang kerdil
kerdil-kjerdil si cabe rawit
badan boleh saja kerdil
cita-cita setinggi langit

Itulah pantun yang senantiasa diperdengarkan Ruswati di depan khalayak tatkala melakukan presentasi atau sambutan di berbagai acara di Kabupaten Bintan.

“Kerdil justru membuat saya gampang dikenal,” tutur Ruswati.

Dan salah satu rezeki kerdil ialah tatkala ia menghubungi Kepala Kemenag Bintan Erman Zainuddin untuk mengisi halaman kata pengantar bukunya, Sepenggal Kisah si Guru Kerdil.

“Bapak ingat wajah saya?”

“Ya saya ingat, kamu lucu, kreatif, hebat dan bermartabat.”

Jawaban itu benar-benar membuat bahagia Ruswati, padahal ia mengirimkan pesan lewat WhatsApp, namun rupanya pejabat tersebut masih ingat dirinya.

Bahkan Guru kerdil ini begitu menarik menuliskan kalimat di salah satu sub judul bukunya Menanti Paket dari Allah.

Ia mengawalinya dengan satu kata, Nikah. Lalu titik.

Selamat Hari Guru Nasional. (man)

Loading...