Pelantikan Presiden dan MotoGP Motegi 2019

Loading...

Sabtu malam, tanggal 19 Oktober 2019 saya ingat. Bahwa esok hari adalah pelantikan Ir H Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019 – 2024. Dan bahwa besok ada siaran langsung MotoGP di Sirkuit Motegi, Jepang, saya juga tidak lupa.

Esoknya, Ahad, 20 Oktober 2019 saya berangkat ke tempat usaha agak siang. Adik-adik saya sudah lebih dahulu membuka toko. Seperti biasa yang pertama saya lakukan ialah menyalakan komputer. Modem WiFi memang jarang mati. Kecuali ada hujan petir saya pesan ke anak pemilik toko yang saya sewa untuk mematikannya, saat malam.

Kebiasaan membaca agaknya sudah nyandu ke dalam darah saya. Mungkin terbawa kebiasaan sejak saya SD. Kala itu setiap hari saya pasti menunggu Pakdhe saya pulang dari Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sambil membawa koran.

Karena saya tahu koran itu akan menjadi incaran Mas saya juga, saya hanya membaca berita yang menurut saya menarik. Sebenarnya berita itu nomor dua, nomor satu adalah komik atau cerita bergambarnya yang hanya terbit per tiga kolom gambar setiap harinya.

Lambat laun saya secara tak langsung keranjingan membaca. Dan terbawa sampai sekarang. Pagi hari, sebelum saya mulai mengerjakan berita-berita yang harus diposting di portal yang sedang Anda baca ini, selalu menyempatkan diri membaca portal lain.

Saya juga cek televisi swasta nasional yang menayangkan langsung MotoGP di Motegi, Jepang. Namun belum siaran langsung main race-nya, komentator dan host-nya masih bincang-bincang.

Lalu saya ganti kanal televisi swasta lain yang menayangkan acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019 – 2024. Baru kali ini saya tertarik menyaksikan siaran langsung pelantikan seperti ini. Karena saya juga paham benar, ketika masih aktif di koran cetak, adalah hal paling membosankan ketika saya harus berlama-lama mengikuti acara.

Saya lebih suka menunggu narasumbernya keluar, menodongnya wawancara cegatan dengan isu yang sudah saya pelajari sebelumnya. Dan itulah mengapa angle berita saya biasanya berbeda ketika meliput sebuah acara.

Pikiran saya sih sederhana, kalau semua memberitakan Pejabat Fulan meresmikan proyek anu, meski dengan gaya penulisan berbeda, toh isinya pasti sama. Kalau saya ambil sudut lainnya, misalnya apa tidak diprotes istri kok begitu sering meresmikan proyek, atau proyek apa yang pernah membuatnya marah besar, pasti pembaca mendapatkan hal baru.

Saya tegakkan badan. Ah, usia yang sudah tak lagi muda tak mampu mengiyakan ketika dipaksa untuk berpura-pura kuat. Sekuat saat masih muda. Saya lebih senang mengakui jika usia sudah tak lagi muda, biar saya juga ingat saat azan berkumandang. Sesekali bolong, asalkan tidak bolong semua jadwalnya.

Saya saksikan jalannya pelantikan presiden dan wakilnya. Saya juga membuka laman lain yang membombardir dengan berita seputar pelantikan. Kalau momennya sudah seperti ini, mencari angle apa saja soal pelantikan tinggal cari.

Berita lama dihangatkan kembali. Ibarat air memang tak sampai mendidih, hangat-hangat kuku cukuplah untuk mengingatkan pembaca. Mulai Prabowo yang datang bersama Sandiaga Uno, kehadiran kepala negara sahabat, pengamanan pelantikan yang berlapis-lapis, hingga gaya rambut Kaesang, anak kedua Jokowi – Iriana yang sekarang sibuk mengurus Sang Pisang, usaha kulinernya.

Saya putuskan untuk melahap berita seputar pelantikan dan menyaksikan streaming acara tersebut. Meski sudah tua (jangan ditambahi amat), saya belum lupa bagaimana proses Pilpres tanggal 17 April yang diwarnai saling hujat dan perang di media sosial antarpendukung calon presiden.

Bahkan usai coblosan, penghitungan suara pun diselimuti tudingan dan bantahan antara kedua kubu. Pilpres juga membuat seorang menantu tidak akur dengan mertua, saudara berkelahi dengan saudara, istri cuek dengan suami. Hanya karena beda pilihan.

Bukan MotoGP sudah tak menarik lagi karena dipastikan Marc Marquez juaranya musim ini. Balapan dengan mesin sepeda motor segarang itu masih tetap menyimpan pesona. Nyatanya Indonesia juga ingin MotoGP bisa diselenggarakan di negeri ini. Dan dibuatkah Sirkuit Mandalika di Nusa Tenggara Barat.

Semuanya sama, dalam balutan merah putih di hati mereka. Para tamu kehormatan menyaksikan jalannya pelantikan dengan seksama. Para petugas keamanan bersiaga level tinggi, berdiri. Apalagi pelantikan yang biasanya jam 10.00 WIB diundur siang dengan harapan masyarakat bisa tetap menyaksikannya. Setelah pagi harinya berolahraga di hari libur.

Pelantikan presiden dan wakil presiden normalnya lima tahun sekali, sementara MotoGP bisa seminggu sekali. Kapan lagi saya menyaksikan pelantikan presiden dan bisa ikut nimbrung di kedai kopi kalau tidak hari ini. Saya memang selalu berdoa kepada Tuhan panjangkan umur untuk sesuatu yang baik, berguna. Namun ajal tidak ada yang tahu, bukan?

Lalu kebanggan mulai meluap dalam nadi saya. Melihat bagaimana Pak SBY datang bersama Pak Boediono, Ibu Megawati dengan Pak Hamzah Haz, pimpinan MPR dari lintas fraksi yang berjiwa besar, Pak Jusuf Kalla yang bahagia menyerahkan jabatannya kepada KH Ma’ruf Amin, para menteri Kabinet Kerja I yang juga sudah melakukan perpisahan.

Saya harus bertanya ke hati saya sendiri (baca: hati saya sendiri), selama lima tahun mereka bekerja, apa iya tak ada hal positif yang dihasilkan? Atau karena mereka bukanlah menteri dari calon presiden yang kalah, semuanya tak punya prestasi?

Saya sadar sesadar-sadarnya, meminjam lirik lagu Malaysia Rindu Serindu-rindunya, saya lebih memilih menyaksikan pelantikan presiden daripada MotoGP. Bahkan adik saya tak kehilangan akal ketika soundcard di komputer saya rusak sehingga tak mengeluarkan suara, diakali.

View this post on Instagram

Bapak Jokowi dan KH Ma’ruf Amin, selamat!

A post shared by Bambang Soesatyo (@bambang.soesatyo) on

Saya putar live streaming televisi yang juga saya saksikan di layar komputer dengan ponsel. Lalu kabel yang seharusnya masuk ke line komputer saya cabut dan masukkan ke ponsel saya. Lucunya, meski televisinya sama ternyata visualnya tak sama persis.

Jadi kami menyaksikan tampilan videonya di layar komputer, audianya di ponsel.

Selamat bertugas Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin. Semoga bisa membawa kemajuan dan membuat kami semakin bangga menjadi Indonesia.

Malam ini, saya ketik tulisan yang sedang Anda baca setelah menyaksikan tayangan ulang MotoGP Motegi 2019 melalui fasilitas video on demand di televisi. (nurali mahmudi)

Loading...