PWI Kepri Tanam 50 Ribu Bibit Bakau di Bintan Sempena HPN 2024

Loading...

Suarasiber.com – Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyiapkan sekitar 50 ribu bibit pohon bakau yang akan ditanam dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2024.

“Sebanyak 50 ribu batang bibit mangrove sudah kami siapkan untuk ditanam di lahan seluas 5 hektare,” kata Ketua Panitia HPN PWI Kepri, Henky Mohari.

Henky menyampaikan hal itu di sela-sela peninjauan lokasi penanaman di Sungai Tiram, Desa Penaga, Kecamatan, Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Senin (5/2/2024).

Menurut Henky, selain pengurus dan anggota PWI Kepri, komunitas dari Pecinta Mangrove Indonesia – Jepang, YL Forest Co. Ltd dan Ricoh Group juga akan ikut ambil bagian dalam penanaman yang akan dilaksanakan, Selasa (6/2/2024).

Jepang

Koordinator Pecinta Mangrove Indonesia, Ady Indra Pawennari mengatakan, aksi penanaman mangrove bersama PWI Kepri dan perwakilan dari Jepang tersebut telah berlangsung lama sejak 14 tahun lalu.

“Kami sudah menanam mangrove di lokasi ini sejak 14 tahun yang lalu dan total sudah ada 40 hektare lahan mangrove yang ditanami,” ujar Ady yang juga Bendahara PWI Kepri.

Ady mengatakan, penanaman mangrove sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara dan untuk menjaga paru-paru dunia.

“Mangrove akan menyerap karbondioksida (CO2) dan akan menghasilkan oksigen (O2), inilah yang membantu mengurangi polusi udara,” imbuh Ady yang juga penerima penghargaan pahlawan bidang inovasi teknologi tahun 2015 lalu.

Peninjauan lokasi penanaman bakau juga diikuti oleh Wartawan Pariwisata PWI Kepri, Dwi Kemalawaty, Kepala Rumah Tangga (Karumga) Sekretariat PWI Kepri, Novendra dan Dewan Penasehat PWI Kepri, Abdul Hamid.

Antara Mangrove dan Bakau

Dikutip dari laman pgsp.big.id dijelaskan kawasan pesisir pada umumnya ditumbuhi berbagai tanaman dengan berbagai macam jenisnya, baik yang berupa kayu kayuan, ilalang, atau tetumbuhan menjalar. Perlu menjadi catatan bahwa semua itu adalah “mangrove”.

Mangrove merupakan tumbuhan tropis yang mampu hidup beradaptasi di daerah payau dan mampu mengeluarkan kelebihan kadar garam dalam tanaman hasil penyerapan substrak, akan tetapi mangrove tidak membutuhkan zat garam tersebut.

Oleh sebab mangrove hidup di kawasan pasang surut, pada saat akar mangrove menyerap nutrisi, mangrove pun menyerap zat garam namun sistem tumbuhan akan mengeluarkan kelebihan zat garam dalam bentuk butir garam.

Apabila memperhatikan tanaman mangrove pada siang hari, akan terlihat bulir putih mengkilap saat terkena sinar matahari. Bulir tersebut merupakan zat garam yang dikeluarkan oleh sistem tanaman, umumnya dikeluarkan melalui  batang dan daun.

Berdasarkan definisi di atas, maka semua pepohonan baik kayu, ilalang maupun tanaman merambat yang mampu hidup beradaptasi dengan ekosistem pantai maka termasuk mangrove.

Salah satu jenis mangrove adalah Rhizophora mucronata atau dalam bahasa daerah disebut bakau. Ada yang menyebutnya bakau-hitam, bakau-gandul, bakau-bandul dan bayak lagi sebutan untuk tanaman ini.

Jenis Mangrove ini menjadi tanaman yang dominan tumbuh di hutan-hutan mangrove Indonesia. Sehingga menjadi lumrah orang menyebut hutan nangrove sebagai hutan bakau. Kendati ditumbuhi dengan jenis tanaman lain selain bakau. (***/zainal)

Editor Yusfreyendi

Loading...