Waspadai Perang Pangan, Gubernur Kepri Puji Ady Indra Pawennari

Loading...

Suarasiber.com – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad memuji konsistensi Ady Indra Pawennari dalam memberikan pendampingan kepada masyarakat yang ingin mengembangkan tanaman pangan, khususnya tanaman padi di wilayah Kepulauan Riau.

“Pak Ady Pawennari ini sahabat lama saya. Beliau memang konsisten menanam padi di Lingga, Bintan dan Tanjungpinang.

Termasuk di lahan bauksit Pulau Dompak ini,” kata Ansar Ahmad saat panen padi perdana di Pulau Dompak, Tanjungpinang, Minggu, (17/12/2023).

Menurut Ansar, tanaman padi merupakan komoditas strategis yang memiliki peranan penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Apalagi, beberapa negara penghasil pangan sudah mulai mengurangi ekspornya untuk kepentingan dalam negerinya.

“Sejak perang Rusia – Ukraina, ditambah lagi Israel – Palestina, persoalan pangan global menjadi isu penting bagi semua negara. Termasuk Indonesia.

Ke depan, bisa jadi perang tidak lagi perang militer, tapi perang pangan,” tambah Ansar.

Inovasi Rutan Kelas I Tanjungpinang

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kepri, I Nyoman Gede Surya Mataram, menjelaskan, program penanaman padi di lahan bekas tambang bauksit tersebut, merupakan inovasi Rutan Kelas I Tanjungpinang.

“Lahan yang digunakan untuk ujicoba penanaman padi ini, ukurannya 25 meter x 10 meter. Jangan lihat luasnya, tapi jadikan ini sebagai pemantik semangat untuk pengembangan yang lebih luas lagi,” jelasnya.

Cocopeat

Kepala Rutan Kelas I Tanjungpinang, Eri Erawan mengatakan, keberhasilan program Sarana Asimilasi Edukasi (SAE) yang dikembangkannya di bidang ketahanan pangan tak terlepas dari kontribusi dan pendampingan Pahlawan Inovasi Teknologi Tahun 2015, Ady Indra Pawennari.

“Mulai dari penyiapan lahan, penyediaan benih, penanaman, pemupukan sampai panen dan jadi nasi tumpeng yang kita makan hari ini, tak terlepas dari pendampingan Pak Ady.

Kami hanya menyiapkan lahan lahan dan tenaga kerja dari warga binaan yang sedang menjalani proses asimilasi,” bebernya.

Eri menambahkan, padi yang ditanam di atas lahan bekas tambang bauksit yang struktur tanahnya keras dan berbatu itu, menggunakan teknologi yang sangat sederhana.

Sebelum ditanami padi dengan sistem Tanam Benih Langsung (Tabela), lahannya terlebih dahulu diberi cocopeat atau serbuk sabut kelapa.

“Padi yang kami tanam ini varietas Inpari 32. Berdasarkan hasil ubinan yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) Kepri, produktivitasnya cukup tinggi mencapai angka 6 ton per hektar. Ini fenomenal karena hasilnya lebih tinggi dari sawah lainnya yang ada di Kepri,” ucapnya. (*/syaiful)

Editor Yusfreyendi

Loading...