Kisah Sukses Suryadi Kini Miliki 3 Tempat Bandrek di Tanjungpinang

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber.com) – Tahun 2000-an silam, datanglah seorang pemuda dari Medan, Sumatera Utara ke Kota Tanjungpinang. Tasnya hanyalah kardus bekas makanan, bukan tas seperti yang dipakai kebanyakan perantau.

Begitu tiba di Tanjungpinang, lelaki bernama Suryadi itu mencoba peruntungan. Ia tak langsung berjualan, namun bekerja dengan orang lain. Namun jiwa pengusaha sudah dirasakannya beberapa saat kemudian.

Ia lalu mengumpulkan uang yang diperolehnya dari bekerja sedikit demi sedikit. Hingga pada tahun 2006, ia akhirnya memutuskan untuk mandiri dengan membuka usaha bandrek.

Mengapa bandrek? “Karena saya punya keluarga di Medan yang jualan bandrek,” tuturnya saat mengundang suarasiber.com ke salah satu bendrek yang diberinya merek Surya Jamed alias Suryadi Jawa Medan.

Suryadi, pemilik Bandrek Surya Jamed yang kini memiliki tiga gerai di Tanjungpinang. Foto – suarasiber.com/syaiful

Untuk menghemat pengeluaran sebagai modal, Suryadi membuat gerobaknya sendiri. Lokasi pertamanya ialah asal usul bisnisnya di Tanjungpinang, tepatnya di seberang pintu gerbang Bintan Center, Swalayan Welcome, Batu 9.

Bandrek Surya Jamed #1 ini menempati teras sebuah kedai kopi yang hanya buka pagi hingga sore hari. Petang hingga pukul 24.00 sampai 01.00 WIB menjadi lokasi jualan bagi Suryadi dan karyawannya.

Sementara Bandrek Surya Jamed #2 di Ganet, dan Surya Jamed #3 di kawasan Sulaiman Abdullah.

Merintis adalah perjuangan yang tak bisa dilupakan Suryadi yang kini tinggal di Tanjungpinang bersama istri dan dua anaknya.

“Sering mau berangkat, tiba-tiba hujan,” kisahnya.

“Saya juga sempat mengubah jam buka, awalnya sebelum maghrib menjadi setelah maghrib, akibatnya pelanggan sore menurun,” imbuhnya.

Mengubah jam buka ini dipilih karena Suryadi tidak ingin ketinggalan maghrib berjemaah di masjid. Sewaktu buka sebelum maghrib, ia merasa selalu ada saja cobaannya, entah saat azan tiba-tiba datang beberapa orang pembeli dan sebagainya.

Cobaan lainnya tentu saja saat Covid. Bahkan karena virus yang menggemparkan jagat ini ia terputus dengan sejumlah pelanggan setianya.

Saat dunia masih baik-baik saja, Suryadi sering mendapatkan pesanan instansi atau lembaga yang mengadakan acara. Bahkan ia pernah diundang tamu-tamu sebuah pulau wisata private di Bintan untuk menyuguhkan bandreknya di pulau tempat bule-bule menginap.

Suryadi di samping gerobak bandreknya. Dari tempat ini ia mengasah jiwa bisnisnya. Foto – suarasiber.com/syaiful

Namun, semuanya tak berkelanjutan karena Covid. Toh demikian, Suryadi tetap optimis dan bersyukur warga sudah bisa keluar untuk membeli makanan atau beraktivitas seperti biasanya.

Bandrek dipertahankan Suryadi karena merupakan minuman tradisional berbahan baku jahe yang disukai segala kalangan. Beragam minuman jahe dijual dengan harga tidak lebih dari Rp15 ribu per gelas.

Pelan namun pasti, lapak-lapak bandreknya mulai mengikat pelanggan. Lama atau baru. Lokal, regional atau internasional.

Tidak berlebihan, karena Suryadi masih memiliki pelanggan setia asal Malaysia dan Singapura. Asalkan mereka ke Tanjungpinang, selalu memesan bandrek Surya Jamed.

“Usaha itu kuncinya satu, yakin. Diyakini lalu diusahakan dan didoakan,” ujarnya sambil menyuguhkan dua gelas bandrek andalannya untuk dicicipi.

Hmm…. bandrek Surya Jamed memang enak. (syaiful)

Editor Yusfreyendi

Loading...