Korban Tewas Banjir Bandang Libya Mencapai 6.000 Orang, 10.000 Lainnya Hilang

Loading...

LIBYA (suarasiber.com) – Banjir bandang yang menerjang Libya, Senin (11/9/2023) memakan begitu banyak korban. Hingga Rabu (13/9/2023) tercatat sudah ada 6.000 orang yang dinyatakan tewas.

Jumlah kematian tersebut disampaikan oleh petinggi Kementerian Kesehatan Libya Saadeddin Abdul Wakil, seperti dilansir dari CNN.

Banjir besar melanda wilayah Libya timur, seperti Kota Benghazi, Sousse, Al Bayda, Al-Marj, dan Derna pada Senin (11/9). Pemerintah Libya telah menetapkan status siaga/darurat, sementara operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung.

Banjir ini paling parah menerjang kota Derna, yang merupakan wilayah pesisir utara Libya.

Letnan Tarek al-Kharraz mengatakan ada 3.840 orang yang tewas di Kota Derna. Sebanyak 3.190 di antaranya telah dikubur.

Dari jumlah tersebut, 400 di antaranya merupakan warga negara asing. Sebagian besar berasal dari Sudan dan Mesir.

Bendungan ambruk akibat terjangan banjir bandang yang terjadi akibat hujan yang sangat deras. Ribuan jasad dikabarkan menumpuk di jalan kota tersebut.

Selain korban dinyatakan tewas, masih ada 10.000-an warga yang masih dalam pencarian. Mereka diduga terserat air hingga ke laut. Dugaan lain, korban terjebak di puing dan reruntuhan bangunan.

Terkait banjir bandang ini, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melalui Direktur Perlindungan WNI dan BHI Judha Nugraha mengeluarkan keterangan resminya.

Judha mengatakan tidak ada WNI menjadi korban banjir. Keterangan ini disampaikan setelah dilakukan komunikasi dengan otoritas di Libya Timur dan komunitas masyarakat Indonesia.

Ia lantas menjelaskan, jumlah WNI di Libya yang tercatat di data base KBRI Tripoli sebanyak 282 orang. Sebagian besar mereka bertempat tinggal di Libya barat.

“Dalam keadaan darurat, WNI di seluruh Libya dapat menghubungi hotline KBRI Tripoli 24 jam dengan nomor +218 94 481 5608,” kata Judha. (***/syaiful)

Editor Yusfreyendi

Loading...