Stunting Pasti Bersih, Inovasi Hafizha Melalui Program Rumah Asuh Bintan Kasih
Suarasiber.com – Penurunan angka stunting di Bintan masih terus menjadi prioritas yang difokuskan beberapa pihak. Salah satunya Ketua TP PKK Bintan Hafizha Rahmadhani bersama para kader dan beberapa Dinas Terkait.
Melalui diskusi, penilaian hingga peninjauan lapangan, dikomandoi Hafizha maka dilahirkan sebuah konsep Rumah Asuh Bintan Kasih.
Hafizha menceritakan bagaimana kisah awal Rumah Asuh Bintan Kasih ini dibentuk. Keseriusan penanganan stuntinglah yang pada akhirnya banyak memunculkan terobosan baru.
“Kita lihat di Seri Kuala Lobam khususnya di Teluk Sasah ini cukup tinggi angka stuntingnya. Kita maklum ya bu, orang tuanya di sini rata-rata kerja dan ada tuntutan. Jadi dari sini kita rembuk untuk buat Rumah Asuh yang kita namakan Bintan Kasih,” jelas Hafizha sebelum melalukan Pra Launching Rumah Asuh Bintan Kasih, Senin (5/6/2023).
Rumah Asuh ini akan dioperasionalkan setiap Senin hingga Jum’at. Dilengkapi dengan pengasuh, pendamping penyuluh dan kesehatan serta tim medis yang akan datang setiap pekan untuk mengecek tumbuh kembang anak.
Bahkan disediakan rantang sehat setiap harinya untuk menjamin asupan gizi demi mendukung pertumbuhan anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Bintan Aupa Samake dalam laporannya menyebutkan jumlah pengasuh yang mendaftar sebanyak 6 orang dan lulus verifikasi psikolog hingga kesehatan hanya 3 orang.
“Jumlah anak stunting di sini 12 orang, yang akan di rumah asuh ada 8 orang. Satu anak berusia 6 bulan, satu berusia 8 bulan dan 6 anak lainnya berusia 12 bulan ke atas,” katanya.
Rumah Asuh Bintan Kasih merupakan dukungan dari PT BIIE serta beberapa pihak lainnya. Selama 6 bulan ke depan akan dioperasionalkan di sini sambil menunggu ex Gedung Puskesmas Teluk Sasah yang sedang direnovasi untuk dijadikan Rumah Asuh Bintan Kasih secara permanen.
Istri Bupati Bintan Roby Kurniawan ini memang serius menangani persoalan stunting di Kabupaten Bintan. Sebelumnya, pada puncak apresiasi Duta GenRe Kepri di Trans Convention Centre Tanjungpinang, Jumat (19/5/2023) malam, Hafizha berpesan kepada anak-anak muda.
Seruan kepada remaja untuk bersama-sama menekan angka stunting di Bintan ialah dengan tidak menikah pada usia dini.
“Itu salah satu ikhtiar kami menurunkan angka stunting. Kami juga ingin ide serta gagasan lahir dari pemikiran mereka nanti,” ujarnya.
Dalam acara itu, Hafizha Rahmadhani juga antusias memberikan semangat kepada Duta GenRe Bintan. Merekalah yang selanjutnya berkompetisi pada tingkat Provinsi Kepri.
Setali tiga uang dengan Hafizha, Bupati Roby juga menaruh porsi yang serius untuk penanganan stunting.
Saat memberikan bantuan paket sembako untuk lansia juga diberikan kepada ibu hamil berisiko stunting. Hal ini dimaksudkan agar bantuan yang diberikan bisa selaras dan mendukung penurunan angka stunting di Kabupaten Bintan.
Pada Maret 2023, sejumlah Kepala KUA di Bintan juga dilibatkan dalam loka diseminasi penanganan stunting yang dipusatkan di Puskesmas setiap kecamatan di Bintan.
Upaya yang dilakukan Hafizha sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023, di Auditorium BKKN, Jakarta, pada Rabu, 25 Januari 2023 silam.
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa target penurunan angka gagal tumbuh atau stunting sebesar 14 persen harus dapat dicapai pada tahun 2024 mendatang.
“Target yang saya sampaikan 14 persen di tahun 2024 harus kita bisa capai,” ujar Presiden, melansir rilis resminya, kala itu.
Menurut Presiden, stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan di Tanah Air. Apalagi stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia sebuah negara, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik anak, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.
“Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendah kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak,” jelasnya.(***)
Editor Yusfreyendi; Foto diskominfo bintan