Sudah 12 Orang Dibunuh Slamet, Dukun Pengganda Uang dari Banjarnegara

Loading...

Suarasiber.com – Bermodalkan iklan gratis di media sosial yang dilakukan BS, Slamet berhasil mendapatkan orang-orang yang ingin menggandakan uangnya. Sayangnya, semuanya ditipu, berakhir dengan pembunuhan yang dilakukan Slamet alias Tohari.

Slamet asal warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, yang mengaku dukun sakti bisa menggandakan uang.

Dukun palsu ini mulai melakukan aki kejinya sejak tahun 2020. Sampai-sampai ia pun tak ingat lagi nama korban yang sudah dibunuhnya. Pembunuhan terakhir sebelum akhirnya ditangkap dilakukan 24 Maret 2023.

Mengutip radarbanyumas.disway.id, Kamis (6/4/2023), saat menjalani ritual atau proses penggandaan uang, korban diracun hingga tewas lalu jasadnya dikubur.

Biasanya antara korban dan Slamet sudah bertemu terlebih dahulu, lalu dibuat rencana ritual pada pertemuan berikutnya. Syaratnya, korban harus datang menggunakan kendaraan umum.

Calon korban datang ke tempat ritual menjelang petang. Slamat mengajak ngobrol selama satu jam kemudian menyuguhkan air yang sudah dicampur obat bius dan potas. Lima menit kemudian, korban muntah dan tak berdaya.

“Setelah nadinya tidak berdetak dan benar-benar sudah meninggal, saya baru menggali lubang dan menguburnya dan saya mengambil uangnya,” katanya.

Setiap korban menyetorkan uang yang akan digandakan dalam jumlah berbeda. Ada yang Rp40 juta hingga Rp70 juta. BS yang memmpromosikan Slamet mendapatkan bagian Rp5 sampai Rp10 juta per orang.

Slamet mengaku sudah mendapatkan uang ratusan juta dari tipu muslihatnya sebagai dukun pengganda uang. Korbannya berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, hingga luar Jawa.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, hingga saat ini sudah 12 korban pembunuhan yang dilakukan oleh Slamet dukun pengganda uang warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Banjarnegara.

Meski begitu, polisi masih terus melakukan pendalaman terkait kasus pembunuhan yang dilakukan oleh tersangka, sebab tidak menutup kemungkinan akan ada korban lagi. Hal ini disinyalir karena tersangka masih sering memberikan informasi yang berubah-ubah. (eko)

Editor Ady Indra P

Loading...