Proyek Sapras Wisata Desa Ekang Anculai Rp668 Juta, Bermasalah

Loading...

BINTAN (suarasiber) – Darius Melo Tukan (61), yang sudah berdomisili sejak 1989 di Kampung Mergosari RT 002/RW 001, Desa Ekang Anculai, Kecamatan Telok Sebong, Bintan, berang.

Lahannya dibangun sarpras wisata desa. Dan, tanpa perundingan hitam di atas putih dengannya selaku pemilik lahan.

Darius, yang juga tokoh masyarakat setempat menegaskan tidak akan membiarkan sapras itu digunakan oleh pemerintah desa. Sebelum ada kejelasan

Meskipun, di lahan miliknya sudah dibangun berbagai fasilitas untuk sapras taman wisata desa oleh Pemdes setempat.
Pembangunan itu dilakukan sejak 2019 dan terus berlanjut hingga 2020.

Nilai proyek yang sumbernya dari dana desa itu, sesuai yang tertera di pelang yang terpasang, berjumlah Rp654 juta di tahun 2020. Dan, Rp14,5 juta di tahun 2019.

“Saya tidak izinkan untuk digunakan, sebelum jelas perhitungannya.

Boleh saja mereka (pemdes) mau kontrak, nilainya Rp120 juta untuk 5 tahun.

Atau, mereka mau uji coba dulu 3 bulan. Silahkan saja dengan nilai Rp3 juta per bulan dan bayar di depan,” kata Darius kepada suarasiber.com, Minggu (18/10/2020).

Menurut Darius, awalnya ada temannya datang dan mengatakan di atas lahannya akan dibangun rumah pohon saja. Semacam bangunan sederhana untuk wisata desa.

“Faktanya, malah dibangun segala macam di situ. Dan, saya tidak pernah diajak berunding. Tidak ada juga kesepakatan apapun secara tertulis dengan saya selaku pemilik,” tegas Darius.

Ditambahkannya, sekitar sebulan lalu datang utusan Kantor Desa Ekang Anculai ke rumahnya.

“Ibu itu bilang saya dipanggil Pak Kades terkait masalah proyek itu. Saya tidak mau. Itu tanah saya, bukan aset desa,” tukas Darius.
Setelah itu, barulah Kades datang bersama Kadus, RW dan RT ke rumah saya. “Sejak tanah saya mereka buat macam-macam, baru itulah mereka datang,” imbuhnya.

Kepada mereka, Darius menegaskan sikapnya seperti disebut di atas, agar sapras wisata desa di lahannya bisa digunakan. Yaitu, kontrak Rp120 juta per 5 tahun. Atau, Rp9 juta untuk uji coba 3 bulan.

“Jika tidak ada, jangan harap itu (sapras wisata desa) bisa digunakan,” tegas Darius. (mat) 

Loading...