Belajar Sendiri, Kreativitas Warga Jemaja Ini Patut Diacungi Jempol

Loading...

ANAMBAS (suarasiber) – Pendidikan tak membuat Topan alias Ucok minder. Hanya lulus SMP. Namun bakat yang mengalir dalam darahnya melahirkan karya seni yang nilainya bahkan melebihi ijazahnya.

Tak ada guru yang mengajarinya. Ia hany berkarya berdasarkan nalurinya. Ya, Ucok adalah pengrajin minatur kapal, rumah dan lampion. Kadang juga membuat karya lain sesuai dengan bahan yang ditemukannya, artinya tersedia dalam jumlah cukup atau tidak.

[irp posts=”10142″ name=”DMAX, Rela Jual Kendaraan Agar Bisa Nge-DJ”]

[irp posts=”876″ name=”Jualan Keripik Ubi, Omzet Ibu Elvi Rp10 Juta Sebulan”]

[irp posts=”3020″ name=”Bisnis Online, Dua Pelajar Tanjungpinang Ini Raup Ratusan Juta”]

“Sudah dua tahun saya menekuni hobi ini. Saya mengikuti imajinasi saja, kalau cocok di hati ya sudah lanjut,” akunya kepada suarasiber, Rabu (12/9/2018).

Ucok masih menggunakan peralatan seadanya. Untuk membeli peralatan sebenarnya, ia tak memiliki uang. Bagi dia, bukan harga peralatan yang membuat karya dihargai, melainkan bagaimana memanfaatkan alat seadanya untuk hasil yang tak kalah hebat.

Terbukti, miniatur buatan Ucok dihargai Rp500 sampai Rp1 juta per buah oleh turis asing yang berkunjung ke Anambas. Sayangnya, Ucok adalah seniman yang lebih menyukai berkarya. Dengan begitu, penghasilannya sebagai pengrajin miniatur pun tak tentu.

“Saya bisa memanfaatkan bahan kayu, kaleng, bambu, rotan, korek api dan lainnya untuk membuat barang seni, namun tak tahu ke mana saya bisa mempromosikannya. Kalau pemerintah ada acara pameran, tolong kasih tahu saya, Bang,” tutur Ucok kepada suarasiber. (hs)

Loading...