Semudah Itu Jugakah Menemukan Pacar?

Loading...

Dua pemuda yang usianya mendekati 20-an tahun duduk berhadapan di depan saya. Namun keduanya tak saling memandang wajah. Yang dipandang layar ponsel. Sesekali yang satu menunjukkan sesuatu kepada temannya.

Sebelumnya, seorang dari mereka minta tolong kepada temannya untuk mencarikan ponsel dengan anggaran sekian, merek sekian, kondisi sekian. Itu saja kata kuncinya. Lalu mulailah pencarian dilakukan.

Selama hampir satu jam berdekatan dengan saya, paling hanya 10 menit terjadi komunikasi yang benar-benar bisa dipahami. Ini karena ada pertanyaan yang dijawab. Selebihnya komunikasi tak jelas, semacam” aaaaah, mahal benar harganya; eh yang ini mahal gak kalau segini?

[irp posts=”210″ name=”Gara-Gara Ingin Makan Daging, Anak Kampung ini Raih Sukses”]

Dan kalimat-kalimat yang sebenarnya tak dijawab tak apa-apa. Soalnya bibir bertanya, mata menatap layar ponsel. Atau bagi kalangan anak muda, apa yang mereka lakukan termasuk kategori sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui? Entahlah…

Kebetulan, seorang dari keduanya merupakan admin sebuah akun bursa jual beli di sebuah media sosial yang rata-rata anak muda memilikinya. Itulah sebabnya, ketika mendapati ada yang posting barang dengan spesifikasi seperti diminta temannya, ia mengarahkan layar ponselnya ke temannya yang minta dicarikan ponsel bekas.

“Nggak lama, kadang kurang satu jam sudah laku. Seringnya kalau barangnya bagus bisa berebut, siapa yang dulu datang dia yang dapat,” tutur pemuda pemegang admin itu.

[irp posts=”214″ name=”Tanjung Setumu, Perawan” yang Bersembunyi”]

Di saluran bursa jual beli, tak pernah ada sehari kosong postingan. Selalu saja ada yang menjual atau mencari barang. Dari beberapa akun jual beli serupa di Kota Tanjungpinang saja, saya sempat melakukan pengecekan. Dan anggota setiap grup bursa jual beli selalu banyak.

Setidaknya puluhan ribu. Yang lebih populer dan dibuat lebih lama bisa lebih banyak lagi. Semakin banyak anggota sebuah grup jual beli, semakin besar peluang laku lebih cepat.

Lantas saya membayangkan puluhan tahun silam, bersama ibu jalan-jalan dari satu toko ke toko lain. Bukan jalan-jalan menikmati indahnya kawasan wisata. Benar-benar jalan kaki untuk menemukan sepatu dengan nomor dan warna yang sesuai keinginan.

Butuh istirahat, ibu harus mengeluarkan uang tambahan untuk es cendol. Wuh, pokoknya berkeringat. Belum lagi ketombe di kepala terasa gatal karena rambut terkena panas sementara kulit kepala berkeringat. Gatalnya…

[irp posts=”3103″ name=”Buang Rasa Sayang, Pemuda Ini Sukses Boomingkan Warung Sederhananya”]

Lalu saya jadi iri. Melihat kedua pemuda di depan saya. Mau beli ponsel saja lewat ponsel. Beli jam saja lewat ponsel. Beli ini itu pun pakai ponsel. Benar-benar pemalas sebenarnya. Duduk di kursi, tak kemana-mana, bisa mencari aneka barang tanpa batas.

Kok saya teringat saat mencari pacar di SMA. Mengincar teman satu kelas, memikirkannya bermalam-malam, akhirnya menulis surat. Dan ditolak. Malunya.

“Apakah mencari pacar di internet juga semudah mencari barang?” tanya saya kemudian.

Kali ini pertanyaan saya membuat dua pemuda tanggung tadi saling pandang. Lalu tersenyum.

[irp posts=”4563″ name=”Ketika Kepak Sayap Syafei Patah”]

“Sama saja, Bang. Gabung saja di grup yang kita inginkan. kan banyak tuh grup muda mudi, banyak kok yang dapat pacar dari situ,” jawab seorang dari keduanya.

Yang jelas, sambung seorang lagi, tidak dibutuhkan uang kalau hanya untuk mencari teman dekat. Modalnya hanya paket kuota internet. Itulah modal utama yang tak boleh habis.

Saya memiliki teman yang dahulu aktif menggunakan dunia maya untuk menemukan pasangan hidup. Zaman itu grup di media sosial belum seberagam sekarang sehingga ia memilih menggunakan mailing group di yahoo dan google.

Dibandingkan dengan zaman now, ia melihatnya lebih enak sekarang. “Media sosialnya bisa dipilih, aplikasi daring untuk cari teman atau bahkan jodoh bisa diunduh,” ujarnya.

Dan saya benar-benar terkejut ketika satu orang di depan saya yang masih saja asyik main ponsel tiba-tiba nyeletuk, “Mau cari pacar lagi, Bang?”

Cleguk, saya menelan ludah. Agak dipaksakan menelannya.

Beruntung keduanya kemudian bergegas untuk menjumpai pemilik ponsel yang barangnya dijual lewat media sosial. (man)

Loading...