Sakit-sakitan Kok Masih Nyaleg, Kapan Ngurus Rakyat?

Loading...
Hak Diambil, Kewajiban Ditinggal

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Anggota dewan, adalah pekerjaan profesional yang memerlukan fisik dan pikiran yang prima. Tidak ada waktu libur untuk memikirkan rakyatnya supaya bisa hidup lebih sejahtera, nyaman, aman dan lancar.

Karena beratnya tugas profesional legislator itu, idealnya bagi yang sudah sakit-sakitan, sebaiknya memberikan kesempatan kepada yang lebih sehat, dan lebih muda. Tak perlu memaksakan diri lagi maju jadi legislator.

“Nanti kalau terpilih tapi tak bisa menjalankan beban berat legislator kan percuma juga. Bukan cuma negara yang rugi membayar haknya tapi kewajiban tak dilaksanakan. Rakyat yang memilih juga rugi, sebab yang dipilihnya tak bisa berbuat apa-apa. Karena, sibuk ngurus badan sendiri saja,” kata aktivis budaya di Kampung Bugis Tanjungpinang, Zainal alias Enal (26) menjawab suarasiber.com, Senin (23/7/2018).

Terkait soal kesehatan, Zainal juga minta agar sehat jasmani dan rohani sebagai syarat maju jadi caleg, ke depannya harus direvisi. Karena, takaran untuk sehat rohani itu tidak ada. Idealnya cukup sehat jasmani dan sehat kejiwaannya yang diukur melalui tes psikologi.

“Syarat lain yang perlu direvisi persyaratan adalah usia maksimal untuk maju sebagai caleg. Masa pekerjaan profesional legislator tak ada batas maksimumnya. Bahkan, profesor pun punya batas usia pensiun, 70 tahun,” tukas Zainal.

Batas usia pensiun diterapkan nyaris di semua bidang pekerjaan profesional di seluruh dunia. Masa itu diberikan bukan hanya untuk menikmati hidup. Tapi karena batas maksimum produktifitas seseorang mulai berkurang.

Bukan hanya kemampuan fisik yang berkurang, jelas Zainal, tapi juga kemampuan untuk berpikir cepat dan tangkas.

“Bukan cuma untuk kuat-kuatan berdebat,” tegas Zainal. (mat)

Loading...