Selat Malaka, Teluk Cendrawasih dan Selat Capalulu Jadi Harapan RI Dongkrak Ekonomi Biru

Loading...

Suarasiber.com – Provinsi Kepri semakin sering menjadi tuan rumah kegiatan berskala nasional. Kini giliran Indonesia Development Forum (IDF) Tahun 2023.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) yang juga Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, resmi membuka kegiatan ini di Radison Golf & Convention Centre Sukajadi Kota Batam, Senin (18/12).

IDF 2023 berlangsung selama dua hari, 18 – 19 Desember 2023.

Sejumlah ide dan gagasan soal pembangunan ekonomi biru dalam menjawab tantangan pengelolaan sumber daya laut bagi warga pesisir, tanpa mengesampingkan aspek berkelanjutan diharapkan muncul dari sini

Suharso Monoarfa menyampaikan, proyeksi nilai tambah ekonomi berbasis perairan atau ekonomi biru akan mencapai USD30 triliun pada 2030 nanti. Ini karena perairan Indonesia menjadi penghubung lalu lintas perairan internasional melalui tiga jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia.

“Tiga wilayah tersebut di antaranya, Natuna Selat Malaka, Teluk Cendrawasih dan Selat Capalulu,” jelas Suharso Monoarfa.

Bila dikelola dengan benar sejumlah keuntungan bisa diterima Indonesia. Diantaranya 20 persen penurunan gas rumah kaca, menciptakan sekitar 12 juta lapangan kerja pada 2030 mendatang, serta keuntungan investasi laut berkelanjutan yang mencapai USD15,5 triliun,” paparnya.

Karenanya, Kementerian PPN/Bappenas menyusun Indonesia Blue Economy Roadmap Edisi II untuk pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan dan inklusif, melalui empat pilar utama.

Yaitu mengamankan laut yang sehat, tangguh, dan produktif; kedua, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan. Berikutnya meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemakmuran bersama dan terakhir, menciptakan lingkungan yang mendukung secara keseluruhan” ungkap Suharso.

Ia menambahkan, memasuki Indonesia Development Forum 2023 atau edisi kelima tahun ini, Kementerian PPN/Bappenas turut meluncurkan Peta Jalan Transformasi Ekonomi Kepulauan Riau untuk pertumbuhan ekonomi, industri pengolahan, serta pemerataan antar kabupaten/kota.

Adapun rangkaian kegiatannya sendiri meliputi, Road to Indonesia Development Forum 2023 di Biak Numfor Papua pada 25 s.d. 26 November 2023 yang dilaksanakan untuk mendukung Sail Teluk Cendrawasih 2023. Dan puncaknya, dilaksanakan di Kota Batam, Kepulauan Riau yang menampilkan International Lecture, Special Session terkait 6 Blue Agendas.

“Di mana sesi kegiatannya adalah, marketplace pelaku usaha/startup ekonomi biru, pemerintah, LSM, mitra pembangunan, dan BUMN, serta kunjungan kerja ke industri galangan kapal sebagai salah satu industri ekonomi biru berteknologi tinggi. Termasuk kunjungan ke Kepri Coral sebagai contoh pariwisata bahari berkelanjutan,” urainya.

Sementara itu Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, sebagai provinsi kepulauan, Provinsi Kepri sangat tepat dijadikan pusat pelaksanaan IDF Tahun 2023. Apalagi Kepri memang memiliki potensi teritorial kelautan yang terbentang sangat luas.

“Bahkan, luas wilayah laut kita yang hampir 96 persen dengan luas daratan plus minus yang hanya kurang lebih 4 persen. Karenanya potensi maritim dan keluatan yang sangat luas ini, harus bisa memberikan nilai tambah, sekaligus menjadi lokomotif utama perekonomian ke depannya” ujar Ansar.

Kepri sendiri sambung Ansar, terus berupaya memanfaatkan potensi kelautan dan kemaritiman yang sangat besar. Di mana tidak lagi hanya terbatas pada pemanfaatan laut dari sisi pemanfaatan sumber daya ikannya semata, tapi Kepri terus bertranformasi meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis kelauatan.

“Di antaranya, pengembangan potensi pariwisata, termasuk di dalamnya ada kawasan ekonomi khusus pariwisata dan halal wisata di Pulau Penyengat Tanjungpinang. Juga ada industri berbasis maritim yang saat ini jumlahnya telah mencapai 256 industri dan tersebar di tujuh kabupaten/kota di Kepri,” kata Ansar.

Pemerintah Provinsi Kepri tambah Ansar, juga senantiasa berkolaborasi bersama pemerintah pusat, dan pemerintah kabupaten/kota dalam pengembangan potensi kemaritiman, khususnya dalam pemenuhan konektivitas antar wilayah seperti, pembangunan bandara, pembangunan pelabuhan, dan juga pembangunan jembatan Batam-Bintan.

“Termasuk di dalamnya, pembangunan highway integrated Batam-Bintan-Tanjungpinang, yang menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Pulau Batam dan Pulau Bintan, ” tegasnya.

Menurutnya, hasil dari pelaksanaan IDF Tahun 2023 ini, akan mampu mendorong transformasi ekonomi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Yang juga akan membantu mewujudkan narasi visi pembangunan jangka panjang daerah tahun 2025-2045. Yakni Kepulauan Riau yang Maju, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan Berbasis Maritim dan Budaya Melayu” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Keluatan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono berkesempatan menyampaikan sambutannya secara daring dari Jakarta. Juga ada Kuliah Umum tentang Technology and Innovation for Blue Economy Tranformation oleh Prof. Jae Hoon Lay da. Juga Diskusi Panel Tingkat Tinggi Blue Econommy Development dengan salah satu narasumber Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro. (***)

Editor Yusfreyendi

Loading...