Kadin Kepri Tarik Sejumlah Investor Bidang Energi Terbarukan ke Batam

Loading...

BATAM (suarasiber.com) – Batam semakin mempesona di mata investor asing, khususnya di sektor energi baru dan terbarukan (EBT). Lewat tangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepulauan Riau (Kepri), perusahaan asing seperti Uwin Resource Regeneration, Atelier Solar Indonesia, serta Tynergy Technology Group mengembangkan sayapnya di Batam.

Perusahaan-perusahaan EBT ini ada yang merupakan konsorsium industri hilirisasi dan juga industri semikonduktor. Sebelumnya, sejumlah perusahaan EBT asing telah berkiprah di Batam, yakni PT Jaya Electrical Energy, Wiraraja Yunan International, serta Marubeni Global Indonesia yang berstatus sebagai Program Strategis Nasional (PSN).

Seluruh Penanaman Modal Asing (PMA) yang dibawa Kadin Kepri tersebut beroperasi di Kawasan Industri (KI) Wiraraja di Labil, Kota Batam.

“Kadin Kepri telah mampu menarik keterlibatan investasi asing dari 5 negara, yakni Amerika, Jepang, China, Singapura dan juga Taiwan. Secara keseluruhan total investasi sejak awal sudah mencapai sekira Rp200 triliun lebih,” kata Ketua Kadin Kepri, Achmad Makruf Maulana, Selasa (21/11/2023).

Makruf mengungkapkan hilirisasi EBT ini bakal menjadi primadona di Batam. Lokasi kota industri ini yang strategis di Selat Malaka membuat investor asing tidak bisa mengabaikan Batam begitu saja.

“Perusahaan yang baru masuk ini yakni Uwin, Atelier dan Tynergy yang kerap melakukan ekspansi di Wiraraja. Selain itu sebelumnya, ada konsorsium Marubeni yang menjalin kerja sama dengan Tuas Power dari Singapura,” ungkap Makruf yang juga merupakan Direktur Utama KI Wiraraja.

Ia kemudian menegaskan capaian investasi ini terus berprogres. “Investasi besar ini bukan baru akan, tapi sudah ada progres pembangunannya di lapangan. Ini sebuah loncatan besar bagi Kadin Kepri. Makanya kami juga merangkul semua pihak agar bisa sama-sama membangun lingkungan investasi kondusif di Kepri,” ujarnya.

Menurut Makruf, upaya jemput bola langsung ke luar negeri perlu dilakukan untuk menggandeng investasi asing. Dengan upaya tersebut, maka investor asing akan yakin dengan komitmen dunia bisnis di Batam.

“Ini merupakan momen yang tepat, di saat capaian investasi di Kepri masih belum menanjak, kami terus berusaha datangkan investasi langsung jemput bola ke negara asal dan ada hasilnya,” ucapnya.

Sebagai informasi, Uwin berdiri pada 2022 dan bergerak dalam pengembangan proses hidrometalurgi ramah lingkungan dan integrasi sistem, serta memberantas penggunaan zat beracun.

“Uwin dari Taiwan. Bidang usahaya pengolahan dan pemurnian untuk komponen baterai lithium. Rencana investasinya sebesar US$ 30 juta,” katanya lagi.

Selanjutnya Atelier Solar Indonesia dari Amerika Serikat. Bidang usahanya yakni manufaktur solar PV. Nilai investasi sebesar US$ 62,5 juta.

Khusus untuk Atelier Solar Indonesia, tambah Makruf, akan diresmikan pengoperasiannya pada Februari 2024 mendatang. “Kita akan melakukan peresmiannya pada Februari tahun depan,” ungkapnya .

Sebenarnya masih ada satu lagi perusahaan asing yang akan beroperasi, namun Makruf menyebut namanya masih belum boleh dipublikasi.

“Proses pembangunan Atelier terbagi atas 2 tahap. Tahap pertama dimulai dengan manufaktur solar PV, dan pada tahap kedua mulai pengembangan industri polisilicon, ingot, wafer dan solar cell,” ujarnya.

Dan terakhir Tynergy Technology Group dari Amerika Serikat. Bidang usahanya yakni manufaktur ingot polisilicon dan semikonduktor. Perusahaan ini menempati luas lahan sebesar 20 hektar, dengan total investasi US$ 150 juta, beserta pengembangan berikutnya dengan total investasi US$ 3,35 miliar.

“Dengan Tynergy ini, kami baru saja menandatangani kontrak kerja sama di KBRI Indonesia, Washington DC, Amerika tanggal 13 November 2023 kemarin,” tuturnya.

Secara keseluruhan total investasi dari 4 perusahaan ini mencapai US$ 272,5 juta. Sementara itu total tenaga kerja yang akan terserap mencapai 2.960 orang. (*)

Loading...