Melonjaknya Kasus Covid-19 di RI Bukan Hanya karena Varian Baru

Loading...

JAKARTA (suarasiber.com) – Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Nadia mengatakan melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia karena sejumlah faktor.

Salah satu faktor yang diduga turut menyumbangkan lonjakan tersebut ialah munculnya varian baru. Hal ini memicu tingkat transmisi atau penularan lebih cepat dan lebih mudah menginfeksi.

Mengutip detik.com, Rabu (6/12/2023), dr Nadia mengatakan ada beberapa faktor penyebab kenaikan kasus COVID-19.

Pertama adanya peningkatan kewaspadaan gejala pneumonia seperti yang merebak di China. Salah satu yang juga diperiksa jika ada keluhan batuk, pilek.

“Ini gejala awalnya sama, otomatis pasti terjadi peningkatan deteksi,” tutur dr Nadia.

Lebih jauh ia mengatakan peningkatan ini bukan suatu hal yang harus dikhawatirkan karena kasus kematian, pasien yang dirawat atau sakit berat tidak ada perubahan, di bawah 5 kasus per minggu.

Tren kasus Covid-19 di Indonesia memang meningkat belakangan, bahkan menyusul Malaysia dan Singapura.

Dari semula berkisar 30 sampai 40 kasus dalam sepekan, saat ini kasus mingguan mencapai 267 pasien di periode 28 November hingga 2 Desember 2023.

Meski begitu, dr Nadia menekankan Indonesia tetap memantau kondisi WNA di Tanah Air, memastikan beraktivitas dengan aman tanpa berisiko memicu penularan COVID-19 meluas.

Indonesia mencatat nihil kasus kematian pasca status kegawatdaruratan COVID-19 dicabut beberapa bulan lalu. Sebagai kehati-hatian, masyarakat diminta untuk menunda terlebih dulu bepergian ke negara dengan catatan kasus COVID-19 tinggi.

Namun, bila keperluan pergi ke luar negeri dalam kebutuhan mendesak, sebaiknya tetap menjaga protokol kesehatan COVID-19. Pemerintah juga disebutnya memilih tidak menutup masuk kedatangan warga negara asing dari negara dengan lonjakan kasus COVID-19, lantaran statusnya tidak lagi berada di fase pandemi.

“Kita tidak perlu khawatir kemudian menutup pintu masuk, karena pandemi COVID-19 sudah dicabut dan setiap saat negara harus berdampingan dengan peningkatan kasus COVID-19 yang terus bisa bermutasi, tetapi dia lama-lama melemah,” terang dr Nadia menegaskan mutasi tidak selalu membuat virus menjadi ‘ganas’. (***)

Editor Yusfreyendi

Loading...