Sejarah Panjang Hari Perempuan Internasional yang Diperingati Setiap 8 Maret

Loading...

Suarasiber.com – Seluruh dunia merayakan Hari Perempuan Internasional 2023 yang jatuh pada 8 Maret. Tetapi tahukah bunda dan remaja putri, bagaimana sejarah lahirnya hari tersebut? Berikut rangkumannya.

Disarikan dari sejumlah sumber, Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 8 Maret untuk memperingati perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan gender dan hak-hak yang sama dengan pria. Berikut adalah sejarah lengkap lahirnya Hari Perempuan Internasional:

Pada tahun 1908, sekelompok perempuan aktivis di Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Clara Zetkin, mengusulkan agar sebuah hari khusus didedikasikan untuk merayakan hak-hak perempuan dan memperjuangkan kesetaraan gender. Usulan ini diajukan dalam Konferensi Perempuan Internasional di Kopenhagen, Denmark.

Pada 1910, Konferensi Internasional Wanita yang diadakan di Kopenhagen, Denmark, menyetujui usulan tersebut dan memilih tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional. Pada saat itu, tanggal ini dipilih untuk menghormati aksi protes yang dilakukan oleh para pekerja perempuan di New York City pada tanggal 8 Maret 1908, di mana mereka menuntut hak-hak yang lebih baik, upah yang adil, dan waktu kerja yang lebih singkat.

Setelah itu, Hari Perempuan Internasional dirayakan secara teratur di beberapa negara di Eropa dan Asia. Namun, baru pada tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengakui Hari Perempuan Internasional dan mengumumkannya sebagai hari libur internasional.

Sejak saat itu, Hari Perempuan Internasional telah menjadi momen penting untuk memperingati perjuangan perempuan dan mencapai kesetaraan gender di seluruh dunia. Setiap tahunnya, tema yang berbeda dipilih untuk merayakan Hari Perempuan Internasional dan mempromosikan isu-isu yang relevan dengan perempuan, seperti kesetaraan upah, hak reproduksi, dan peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Pada tahun 1995, PBB mengadakan Konferensi PBB tentang Perempuan di Beijing, China, yang dihadiri oleh ribuan aktivis dan pemimpin perempuan dari seluruh dunia. Konferensi ini bertujuan untuk memperkuat kesepakatan internasional tentang hak-hak perempuan dan mengembangkan strategi untuk mempromosikan kesetaraan gender.

Dalam Konferensi tersebut, dikeluarkan Beijing Declaration and Platform for Action yang berisi rekomendasi global untuk mempromosikan hak-hak perempuan dan menghapuskan diskriminasi gender. Rekomendasi ini mencakup lima bidang utama, yaitu kesehatan perempuan, pendidikan perempuan, kekerasan terhadap perempuan, hak ekonomi perempuan, dan partisipasi politik perempuan.

Sejak saat itu, Hari Perempuan Internasional telah menjadi platform global untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di seluruh dunia. Banyak organisasi perempuan dan kelompok masyarakat sipil mengadakan aksi dan kampanye di Hari Perempuan Internasional untuk mempromosikan isu-isu yang relevan dengan perempuan, seperti kekerasan seksual, diskriminasi gender, dan kesetaraan upah.

Namun, meskipun sudah banyak kemajuan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, masih banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Di seluruh dunia, perempuan masih mengalami diskriminasi gender, kekerasan, dan kesulitan dalam memperoleh akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang setara dengan pria. Oleh karena itu, perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender dan hak-hak perempuan masih terus berlanjut.

Beberapa isu penting yang masih dihadapi oleh perempuan di seluruh dunia termasuk kesenjangan upah yang masih terjadi, keterbatasan akses perempuan terhadap pendidikan dan pekerjaan, diskriminasi gender, kekerasan terhadap perempuan, dan masih banyak lagi.

Selain itu, pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun 2020 juga telah memperburuk kondisi perempuan di seluruh dunia. Banyak perempuan yang kehilangan pekerjaan atau terpaksa meninggalkan pekerjaannya untuk merawat keluarga yang terkena dampak pandemi. Kekerasan terhadap perempuan juga meningkat selama pandemi ini.

Oleh karena itu, Hari Perempuan Internasional menjadi semakin penting untuk mempromosikan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di seluruh dunia. Kampanye dan aksi yang dilakukan pada Hari Perempuan Internasional dapat membantu meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan isu-isu yang relevan dengan perempuan.

Pada tahun-tahun terakhir ini, tema Hari Perempuan Internasional telah menyoroti isu-isu penting seperti kesehatan perempuan, kekerasan terhadap perempuan, hak reproduksi, kesetaraan upah, akses perempuan terhadap pendidikan dan pekerjaan, dan masih banyak lagi.

Dengan terus memperjuangkan hak-hak perempuan dan mencapai kesetaraan gender, diharapkan bahwa di masa depan, perempuan dapat hidup dalam lingkungan yang aman, sehat, dan setara dengan pria di semua aspek kehidupan.

Tentunya mencapai kesetaraan gender dan hak-hak perempuan tidak bisa terjadi dalam semalam, melainkan membutuhkan kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak. Beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan mencapai kesetaraan gender antara lain:

  • Mendorong adopsi dan implementasi kebijakan yang mendukung kesetaraan gender di semua bidang kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan politik.
  • Memberikan akses yang sama terhadap pendidikan dan pelatihan, serta kesempatan kerja yang setara bagi perempuan.
  • Memperjuangkan hak-hak reproduksi perempuan dan memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang aman dan terjangkau.
  • Menetapkan hukum dan mekanisme penegakan hukum yang memperkuat perlindungan terhadap perempuan dan anak perempuan dari kekerasan, pelecehan, dan diskriminasi.
  • Menggalang dukungan dan partisipasi aktif dari lembaga pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan masyarakat umum untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.

Melalui upaya-upaya tersebut, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih aman, setara, dan adil bagi perempuan di seluruh dunia. (eko)

Editor Nurali Mahmudi

Loading...