Buntut Harimau Mati di Medan Zoo, Organisasi Perlindungan Satwa Rekomendasikan Dipindah ke Suaka Alam

Loading...

Suarasiber.com – Organisasi perlindungan satwa yang berbasis di Hongkong, PETA Asia, menyatakan kesedihannya atas matinya lima harimau Sumatera di Medan Zoo, kebun binatang yang dikelola Perusahaan Umum Daerah Kota Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.

Senior Vice President PETA, Jason Baker, melalui keterangan tertulisnya yang diterima suarasiber.com, Selasa (20/2/2024) merekomendasikan pemindahan hewan penghuni Medan Zoo ke suaka yang berada di luar kurungan.

Jason menyesalkan harimau-harimau itu dipaksa hidup dalam kandang yang sempit, pola makan tidak alami, serta kehidupan sosial dan penanganan veteriner yang tidak memadai.

“Menyedihkan sekali mengetahui bahwa makhluk sosial yang cerdas ini tidak diberi akses terhadap segala yang penting bagi mereka, mulai dari memilih pasangan hingga menjelajah dengan bebas,” kata Jason.

Ia lantas menjelaskan, di alam liar harimau bisa menjelajahi teritori hingga 1.000 km2 di lingkungan yang dinamis dan kompleks secara spasial, sebuah perbandingan kontras dengan kandang hampa yang mengurung mereka di Medan Zoo.

Hidup di dalam kurungan yang sempit akan membuat harimau stress kronis, kekurangan aktivitas, serta tekanan psikologis. Hal tersebut tercermin dari perilaku stereotipikal yang ditunjukkan banyak harimau dalam kurungan, seperti mondar-mandir berulang di kandang.

PETA pun menyadarkan masyarakat tentang bagaimana rasanya menjalani lockdown saat pandemi Covid-19. Hal seperti itu juga yang dirasakan hewan-hewan yang dikurung. Jason mengatakan, masyarakat dapat mewujudkan masa depan yang lebih welas asih serta menghentikan eksploitasi harimau dan hewan-hewan lainnya dalam kekangan, sangkar, kandang, maupun akuarium.

Pihaknya mengaku bersedia memindahkan delapan harimau lainnya yang masih tersisa sebelum terlambat, termasuk beberapa yang dilaporkan dalam kondisi sakit berat ke suaka alam. Di tempat yang baru PETA akan menyediakan perawatan medis yang amat sangat mereka butuhkan, serta habitat luas yang lebih alamiah di mana mereka bisa menjelajah dan mengekspresikan perilaku alaminya. (jas)

Editor Yusfreyendi

Loading...