Sejarah Munculnya Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Dunia Bisnis

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber.com) – Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah konsep yang telah menjadi bagian integral dari strategi bisnis modern.
Seiring dengan perubahan dinamika sosial, ekonomi, dan lingkungan, perusahaan-perusahaan kini diharapkan untuk tidak hanya fokus pada keuntungan semata, tetapi juga memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Artikel ini akan membahas sejarah munculnya CSR dan bagaimana konsep ini telah berkembang dari waktu ke waktu.

Era Awal CSR: Abad ke-19 dan 20

Gagasan tentang tanggung jawab sosial perusahaan memiliki akar yang dapat ditelusuri hingga awal abad ke-19. Beberapa perusahaan besar mulai menyadari bahwa keberlanjutan jangka panjang dari bisnis mereka tergantung pada hubungan yang baik dengan masyarakat. Pada era ini, banyak filantropi diterapkan oleh pengusaha untuk membangun sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya.

Periode Pasca Perang Dunia II: 1940-1960an

Pasca Perang Dunia II, terjadi perubahan signifikan dalam hubungan antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. Munculnya tekanan sosial dan tuntutan etika mengakibatkan perusahaan-perusahaan mulai memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan bisnis mereka. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan semakin mendapatkan pengakuan, terutama di Amerika Serikat dan Eropa Barat.

Gerakan Hak-Hak Sipil: 1960-1970an

Gerakan hak-hak sipil dan kesadaran akan isu-isu lingkungan membawa CSR ke tingkat baru. Perusahaan mulai dihadapkan pada tuntutan untuk bertanggung jawab atas dampak sosial dan lingkungan dari operasi mereka. Ini memicu peningkatan perhatian terhadap prinsip-prinsip etika bisnis dan keberlanjutan.

Globalisasi dan Isu-isu Lingkungan: 1980-1990an

Dengan globalisasi bisnis, perusahaan mulai mendapat sorotan internasional terkait praktik bisnis mereka. Isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim dan polusi menjadi fokus utama CSR. Organisasi internasional seperti PBB juga mulai memainkan peran penting dalam mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik bisnis yang berkelanjutan.

Abad ke-21: CSR sebagai Standar Bisnis

Seiring masuknya abad ke-21, CSR menjadi lebih dari sekadar tanggung jawab moral; ini menjadi bagian integral dari strategi bisnis. Peningkatan akses informasi dan kesadaran konsumen telah mendorong perusahaan untuk lebih transparan tentang praktik bisnis mereka. Sertifikasi keberlanjutan, pelaporan CSR, dan keterlibatan dalam inisiatif sosial menjadi standar bisnis yang diakui.

Tokoh-tokoh Kelahiran CSR

Sejumlah tokoh dan konsep berperan dalam perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam dunia bisnis. Berikut beberapa tokoh yang memiliki pengaruh signifikan dalam lahirnya CSR perusahaan:

Howard R. Bowen (1908–1989):

Howard R. Bowen sering dianggap sebagai “bapak CSR.” Pada tahun 1953, ia mempublikasikan bukunya yang berjudul “Social Responsibilities of the Businessman,” yang menyajikan ide dasar bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Buku ini dianggap sebagai karya awal yang membantu membentuk pemikiran tentang peran sosial perusahaan.

Archie Carroll (1939–2016):

Archie Carroll adalah seorang akademisi dan penulis yang dikenal dengan “Model Piramida CSR” atau “Carroll’s CSR Pyramid.” Model ini mengidentifikasi empat lapisan tanggung jawab perusahaan, yaitu ekonomi, hukum, etika, dan filantropi. Konsep piramida CSR ini memberikan dasar konseptual untuk pemahaman peran perusahaan dalam masyarakat.

Milton Friedman (1912–2006):

Meskipun memiliki pandangan yang berbeda, ekonom Milton Friedman memiliki dampak besar pada diskusi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam artikelnya “The Social Responsibility of Business is to Increase its Profits” (1970), Friedman menyatakan bahwa satu-satunya tanggung jawab sah dari perusahaan adalah meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham.

John Elkington:

John Elkington dikenal sebagai pencetus konsep “Triple Bottom Line” (TBL). Ia mengusulkan bahwa perusahaan harus mempertimbangkan tiga dimensi kinerja, yaitu keuangan, sosial, dan lingkungan. Konsep TBL menggarisbawahi pentingnya mengukur keberlanjutan perusahaan tidak hanya dari segi keuangan tetapi juga dari dampak sosial dan lingkungan.

Rachel Carson (1907–1964):

Rachel Carson, seorang penulis dan ilmuwan lingkungan, memiliki dampak besar pada kesadaran lingkungan. Buku terkenalnya, “Silent Spring” (1962), membahas dampak pestisida terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Karya ini ikut mengilhami perhatian perusahaan terhadap isu-isu lingkungan dan kontribusi mereka terhadap keberlanjutan.

Sejarah munculnya CSR mencerminkan evolusi hubungan antara perusahaan dan masyarakat. Dari awalnya sebagai bentuk filantropi hingga menjadi elemen strategis dalam bisnis modern, CSR terus mengalami transformasi seiring perubahan tuntutan sosial dan lingkungan.

Dengan meningkatnya kompleksitas tantangan global, peran CSR diharapkan terus berkembang untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan planet ini. (syaiful)

Editor Yusfreyendi

Loading...